Aneka Terobosan Daerah Membangkitkan Ekonomi di Tengah Pandemi
loading...
A
A
A
Anas kemudian menuturkan, preferensi wisatawan ke depan akan berubah. Karena itu, seluruh pemandu wisata (tour guide) akan mengikuti sertifikasi dan diedukasi kembali sehingga bisa membantu memberikan pemahaman di area wisata. “Apa yang kami kerjakan ini melahirkan kepercayaan publik sehingga dalam survei Traveloka terhadap destinasi pariwisata di Indonesia, Banyuwangi masuk tiga besar. Padahal Banyuwangi tidak masuk kawasan destinasi prioritas (KSPN) maupun superprioritas,” bebernya.
Bagaimana dengan Kota Bogor? Wali Kota Bima Arya memaparkan, kebijakan itu antara lain tax relief berupa relaksasi pembayaran pajak bagi hotel, restoran, hiburan, dan parkir. Kemudian insentif pajak berupa pengurangan dan penghapusan denda pajak bumi dan bangunan (PBB) serta pengurangan bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (BPHTB).
“Kita buat strategi bagaimana pajak kita enggak anjlok. Ada keringanan pembayaran pajak, diskon pembayaran pajak, dan insentif bagi yang bayar pajak. Alhamdulillah hasilnya ada. Pajak kita enggak anjlok banget,” tuturnya dalam diskusi FMB9 secara virtual, Kamis (24/9/2020).
Pemulihan ekonomi juga ditempuh dengan merelaksasi kegiatan ekonomi seperti perhotelan, restoran, area hiburan dengan tetap mengikuti protokol kesehatan. Termasuk juga berkolaborasi dengan pihak lainnya demi memudahkan warga membayar pajak secara daring secara aman dan efektif. (Baca juga: Mapolres Yalimo Papua Diserang, Kasat Intel Terluka Parah)
Cara lain yang dilakukan yaitu menggenjot pendapatan daerah dari sektor baru. Salah satunya dengan mengembangkan wisata alam di beberapa titik yang mulai populer di masa pandemi. Apalagi, banyak warga yang kini memilih rekreasi di alam terbuka dengan trekking, hiking, lari, hingga rafting.
Salah satunya yang sedang dikembangkan yaitu kawasan agrowisata di kawasan Muliaharja. Pengembangan itu memanfaatkan APBD perubahan. “Beberapa titik sudah membuahkan hasil, yang terpapar ekonomi karena Covid-19 sudah mulai pulih,” terangnya.
Upaya pemulihan ekonomi juga didorong melalui pengembangan pertanian kota (urban farming). Di Bogor, lanjut Bima, permintaan sayur-mayur meningkat hingga 300 persen di kala pandemi .“Karena itu kita dorong kelompok warga tani ibu-ibu, kita koneksikan juga PD Pasar, mal, restoran, sehingga warga bisa tetap produktif dan memberikan penguatan pada ekonominya,” imbuhnya.
Di sisi lain, Pemerintah Kota Bogor mendorong alokasi anggaran daerah tahun depan untuk menguatkan penanganan dan pemulihan ekonomi di kala pandemi. “Intinya, jurus mengantisipasi ini adalah kita terima fulusnya, kita tolak virusnya,” kata Bima. (Baca juga: Mobil Nasional Vietnam Bertingkah Lagi)
Dia lantas menuturkan, upaya pemulihan ekonomi tentu harus diikuti pencegahan penyebarluasan pandemi. Untuk itu, pemerintahnya berupaya memitigasi kasus Covid-19 dengan membentuk ‘Detektif Covid’. Ada 1.167 personel dilibatkan dan mereka terbagi dalam tim pelacak dan tim pemantau.
Tim pelacak dibentuk di tingkat kecamatan dan kelurahan. Mereka bertugas melakukan pelacakan atau penelusuran (tracing) kontak kasus positif dalam kurun 2x24 jam. Adapun tim pemantau dibentuk di tingkat rukun warga (RW), terdiri dari satu orang kader dari RW dan didampingi petugas surveilans puskesmas.
Bagaimana dengan Kota Bogor? Wali Kota Bima Arya memaparkan, kebijakan itu antara lain tax relief berupa relaksasi pembayaran pajak bagi hotel, restoran, hiburan, dan parkir. Kemudian insentif pajak berupa pengurangan dan penghapusan denda pajak bumi dan bangunan (PBB) serta pengurangan bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (BPHTB).
“Kita buat strategi bagaimana pajak kita enggak anjlok. Ada keringanan pembayaran pajak, diskon pembayaran pajak, dan insentif bagi yang bayar pajak. Alhamdulillah hasilnya ada. Pajak kita enggak anjlok banget,” tuturnya dalam diskusi FMB9 secara virtual, Kamis (24/9/2020).
Pemulihan ekonomi juga ditempuh dengan merelaksasi kegiatan ekonomi seperti perhotelan, restoran, area hiburan dengan tetap mengikuti protokol kesehatan. Termasuk juga berkolaborasi dengan pihak lainnya demi memudahkan warga membayar pajak secara daring secara aman dan efektif. (Baca juga: Mapolres Yalimo Papua Diserang, Kasat Intel Terluka Parah)
Cara lain yang dilakukan yaitu menggenjot pendapatan daerah dari sektor baru. Salah satunya dengan mengembangkan wisata alam di beberapa titik yang mulai populer di masa pandemi. Apalagi, banyak warga yang kini memilih rekreasi di alam terbuka dengan trekking, hiking, lari, hingga rafting.
Salah satunya yang sedang dikembangkan yaitu kawasan agrowisata di kawasan Muliaharja. Pengembangan itu memanfaatkan APBD perubahan. “Beberapa titik sudah membuahkan hasil, yang terpapar ekonomi karena Covid-19 sudah mulai pulih,” terangnya.
Upaya pemulihan ekonomi juga didorong melalui pengembangan pertanian kota (urban farming). Di Bogor, lanjut Bima, permintaan sayur-mayur meningkat hingga 300 persen di kala pandemi .“Karena itu kita dorong kelompok warga tani ibu-ibu, kita koneksikan juga PD Pasar, mal, restoran, sehingga warga bisa tetap produktif dan memberikan penguatan pada ekonominya,” imbuhnya.
Di sisi lain, Pemerintah Kota Bogor mendorong alokasi anggaran daerah tahun depan untuk menguatkan penanganan dan pemulihan ekonomi di kala pandemi. “Intinya, jurus mengantisipasi ini adalah kita terima fulusnya, kita tolak virusnya,” kata Bima. (Baca juga: Mobil Nasional Vietnam Bertingkah Lagi)
Dia lantas menuturkan, upaya pemulihan ekonomi tentu harus diikuti pencegahan penyebarluasan pandemi. Untuk itu, pemerintahnya berupaya memitigasi kasus Covid-19 dengan membentuk ‘Detektif Covid’. Ada 1.167 personel dilibatkan dan mereka terbagi dalam tim pelacak dan tim pemantau.
Tim pelacak dibentuk di tingkat kecamatan dan kelurahan. Mereka bertugas melakukan pelacakan atau penelusuran (tracing) kontak kasus positif dalam kurun 2x24 jam. Adapun tim pemantau dibentuk di tingkat rukun warga (RW), terdiri dari satu orang kader dari RW dan didampingi petugas surveilans puskesmas.