Laba BRI Syariah Tembus Rp168 Miliar di Agustus 2020
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ekonomi dan keuangan syariah terbukti mampu bertahan di tengah krisis akibat pandemi, hal itu terbukti dengan kinerja bank-bank syariah nasional yang mencatat hasil positif. Salah satunya BRIsyariah yang sampai bulan Agustus 2020, mampu membukukan laba bersih mencapai Rp168 miliar.
(Baca Juga: Erick Thohir Akan Merger Bank Syariah Pelat Merah, BRI Syariah Buka Suara )
Perolehan tersebut meningkat sebesar 158,46% secara year on year. Pembentukan laba BRIsyariah ditopang oleh pendapatan penyaluran dana mencapai Rp1,9 triliun atau tumbuh 19,75% YoY.
"Hal ini membuktikan bahwa ekonomi dan keuangan syariah mampu bertahan di masa pandemi," ujar Direktur Utama BRI Syariah, Ngatari di Jakarta, Senin (5/10/2020).
Ngatari menyebut, ekonomi dan keuangan syariah terbukti telah mampu bertahan di tengah krisis pandemi sehingga berpotensi besar menjadi salah satu solusi memulihkan perekonomian nasional. Namun, dari sisi industri, kinerja positif saja belum cukup untuk memaksimalkan potensi ekonomi dan keuangan syariah.
(Baca Juga: Sri Mulyani Buka-bukaan Rendahnya Penetrasi Industri Asuransi Indonesia )
“Masih banyak yang harus dilakukan, yang utama adalah meningkatkan literasi mengenai ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia yang saat ini masih di angka 16,3% dari skala 100%,” tambahnya.
Ia menyebutkan, masih rendahnya literasi keuangan mencerminkan masih banyaknya ruang yang harus diisi untuk meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai ekonomi dan keuangan syariah. "Terlebih Indonesia adalah negara berpopulasi umat Muslim terbesar di dunia," tandasnya.
(Baca Juga: Erick Thohir Akan Merger Bank Syariah Pelat Merah, BRI Syariah Buka Suara )
Perolehan tersebut meningkat sebesar 158,46% secara year on year. Pembentukan laba BRIsyariah ditopang oleh pendapatan penyaluran dana mencapai Rp1,9 triliun atau tumbuh 19,75% YoY.
"Hal ini membuktikan bahwa ekonomi dan keuangan syariah mampu bertahan di masa pandemi," ujar Direktur Utama BRI Syariah, Ngatari di Jakarta, Senin (5/10/2020).
Ngatari menyebut, ekonomi dan keuangan syariah terbukti telah mampu bertahan di tengah krisis pandemi sehingga berpotensi besar menjadi salah satu solusi memulihkan perekonomian nasional. Namun, dari sisi industri, kinerja positif saja belum cukup untuk memaksimalkan potensi ekonomi dan keuangan syariah.
(Baca Juga: Sri Mulyani Buka-bukaan Rendahnya Penetrasi Industri Asuransi Indonesia )
“Masih banyak yang harus dilakukan, yang utama adalah meningkatkan literasi mengenai ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia yang saat ini masih di angka 16,3% dari skala 100%,” tambahnya.
Ia menyebutkan, masih rendahnya literasi keuangan mencerminkan masih banyaknya ruang yang harus diisi untuk meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai ekonomi dan keuangan syariah. "Terlebih Indonesia adalah negara berpopulasi umat Muslim terbesar di dunia," tandasnya.
(akr)