Kinerja Industri Jasa Keuangan di Sulsel Tumbuh Positif

Jum'at, 09 Oktober 2020 - 20:53 WIB
loading...
A A A
Adapun pada sektor bukan lapangan usaha, kredit pemilikan flat/apartemen dan kredit untuk kepemilikan rumah tinggal tumbuh masing-masing 14,15% yoy dan 3,75% yoy.



Adapun penghimpunan DPK tumbuh positif 7,53% di tengah pandemi COVID-19, dengan nominal Rp105,41 triliun, terdiri dari giro Rp15,67 triliun, tabungan Rp58,02 triliun, dan deposito Rp31,71 triliun. Pertumbuhan positif tersebut mencerminkan kepercayaan masyarakat yang tinggi terhadap kelembagaan bank sekaligus merupakan salah satu indikator positif atas terjaganya arus likuiditas bank.

“NPL perbankan berada di level aman NPL perbankan Sulsel tetap terjaga di level aman 2,76%. Secara rinci, NPL bank umum berada di posisi 2,75%, sedangkan NPL BPR berada pada posisi 3,14%. Kredit UMKM terus tumbuh realisasi kredit kepada UMKM di Sulsel tumbuh 1,14% yoy menjadi Rp40,57 triliun,” ujarnya.

Nurdin Subandi memaparkan, pertumbuhan tertinggi terdapat pada kredit kecil 2,06% yoy menjadi Rp14,63 triliun dan kredit usaha mikro 1,52% menjadi Rp14,63 triliun. Adapun kredit usaha menengah mengalami perlambatan -0,26% menjadi Rp12,85 triliun.

Sedangkan, pada industri pasar modal Sulsel tumbuh sangat tinggi jumlah investor pasar modal di Sulsel mencapai 70.399 investor, tumbuh signifikan 71,78% yoy. Pertumbuhan sangat tinggi pada investor reksadana 108,92% dengan investor sebanyak 42.643, disusul investor surat berharga negara (SBN) yang tumbuh 35,88% yoy dengan 5.275 investor, dan investor saham yang tumbuh 34,71% yoy dengan investor mencapai 22.481.

Adapun nilai transaksi saham di Sulsel hingga Agustus 2020 mencapai Rp9,25 triliun. Industri keuangan non bank (IKNB) juga tumbuh tinggi pada industri keuangan non bank (IKNB), total aset dana pensiun tumbuh 6,31% yoy menjadi Rp1,09 triliun. Adapun penyaluran pembiayaan melalui perusahaan pembiayaan mengalami perlambatan -9,31% menjadi Rp12,28 triliun. Pinjaman yang disalurkan perusahaan pergadaian tumbuh tinggi 27,35% menjadi Rp4,94 triliun.

Pada realisasi asuransi agribisnis terus digenjot di sektor asuransi pertanian, asuransi usaha tani padi (AUTP) telah menjangkau 8.367 Ha dengan nilai premi mencapai Rp1,50 miliar. Adapun asuransi usaha ternak sapi/kerbau (AUTSK) telah menjangkau 13.237 ekor sapi dengan nilai premi Rp2,64 miliar.

Nurdin Subandi mengungkapkan, untuk implementasi kebijakan restrukturisasi, OJK secara berkelanjutan memonitoring implementasi pelaksanaan restrukturisasi kredit/pembiayaan sesuai POJK No.11/POJK.03/2020 (perbankan) dan POJK No.14/POJK.05/2020 (IKNB). Sampai dengan 13 Agustus 2020, 37 Bank Umum Konvensional/Syariah (termasuk 3 Unit Usaha Syariah) telah melakukan proses restrukturisasi dan 29 di antaranya telah melakukan restrukturisasi dengan O/S restrukturisasi sebesar Rp 18,87 triliun yang terdiri dari 199.981 debitur restru.

Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2137 seconds (0.1#10.140)