Inflasi Rendah Terus-terusan Bisa Rugikan Pengusaha
loading...
A
A
A
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan arahan kepada para jajarannya agar menjaga kondisi ekonomi Indonesia. Jokowi juga meminta agar inflasi tidak terlalu rendah.
Menurut dia, saat ini daya beli masyarakat perlu digenjot oleh pemerintah pusat. Pemerintah pun telah menyalurkan berbagai skema program perlindungan sosial dan yang bersifat cash transfer.
( )
Menanggapi hal tersebut, pengamat ekonomi Nailul Huda menjelaskan, inflasi bisa disebabkan oleh dua faktor. Pertama, karena biaya produksi, dan kedua karena permintaan masyarakat akan barang-barang secara umum.
Dalam perekonomian jangka pendek, inflasi lebih didorong dari permintaan masyarakat yang meningkat. Permintaan yang meningkat akan mendorong pertumbuhan ekonomi.
"Selain itu, inflasi yang rendah akan menimbulkan disinsentif bagi pelaku usaha untuk menjual barang dagangannya," kata Huda saat dihubungi di Jakarta, Kamis (22/10/2020).
( )
Menurut dia, orang kalau ada kenaikan harga pasti akan berlomba-lomba untuk menjual barang dagangannya karena memberikan insentif.
"Namun inflasi yang tinggi juga keliru. Inflasi yang terlalu tinggi seperti pada jaman Pak SBY dapat menyebabkan orang tidak mampu untuk membeli barang kebutuhannya. Jadi, permintaan tidak akan bertemu dengan penawarannya," beber dia.
Maka dari itu, inflasi sudah seharusnya dijaga sekitar 3% seperti saat ini. "Karena tidak ada penambahan permintaan artinya produksi tidak mengalami pertumbuhan produksi. Dengan begitu, tidak ada ekspansi. Ini bisa menimbulkan kerugian atau berkurangnya keuntungan," pungkas dia.
Menurut dia, saat ini daya beli masyarakat perlu digenjot oleh pemerintah pusat. Pemerintah pun telah menyalurkan berbagai skema program perlindungan sosial dan yang bersifat cash transfer.
( )
Menanggapi hal tersebut, pengamat ekonomi Nailul Huda menjelaskan, inflasi bisa disebabkan oleh dua faktor. Pertama, karena biaya produksi, dan kedua karena permintaan masyarakat akan barang-barang secara umum.
Dalam perekonomian jangka pendek, inflasi lebih didorong dari permintaan masyarakat yang meningkat. Permintaan yang meningkat akan mendorong pertumbuhan ekonomi.
"Selain itu, inflasi yang rendah akan menimbulkan disinsentif bagi pelaku usaha untuk menjual barang dagangannya," kata Huda saat dihubungi di Jakarta, Kamis (22/10/2020).
( )
Menurut dia, orang kalau ada kenaikan harga pasti akan berlomba-lomba untuk menjual barang dagangannya karena memberikan insentif.
"Namun inflasi yang tinggi juga keliru. Inflasi yang terlalu tinggi seperti pada jaman Pak SBY dapat menyebabkan orang tidak mampu untuk membeli barang kebutuhannya. Jadi, permintaan tidak akan bertemu dengan penawarannya," beber dia.
Maka dari itu, inflasi sudah seharusnya dijaga sekitar 3% seperti saat ini. "Karena tidak ada penambahan permintaan artinya produksi tidak mengalami pertumbuhan produksi. Dengan begitu, tidak ada ekspansi. Ini bisa menimbulkan kerugian atau berkurangnya keuntungan," pungkas dia.