Berkat Wisata Duta COVID-19, Ekonomi Sulsel Tangguh di Tengah Pandemi
loading...
A
A
A
Bupati Bantaeng dua periode ini menjelaskan, dalam rangka mendukung inovasi tersebut, serta menyelaraskan dengan program pemulihan ekonomi nasional (PEN) , pihaknya bersinergi dengan perbankan untuk menggerakkan sektor riil. Termasuk, bagaimana proyek-proyek pemerintah harus berjalan cepat meski di tengah pandemi.
“Karena investasikan boleh dianggap minim. Jadi salah satu penopang ekonomi kita ke depan untuk sementara waktu adalah, memaksimalkan belanja APBN dan APBD. Ini yang harus kita betul-betul maksimalkan supaya program padat karya kita dorong. Terus UMKM kita support. Saya kira inilah sektor-sektor yang bisa menyelematkan ekonomi kita,” terangnya.
Begitupun di sektor eskpor terus meningkat, dan tentu kata Nurdin, ini menjadi pertanda bagus.
“Kalau sektor pertanian sebenarnya tidak perlu kita khawatirkan. Tinggal sekarang kami ingin jadikan Sulsel ini sebagai sumber benih untuk kawasan Timur Indonesia. Jadi bukan lagi kita berpikir Sulsel saja. Jadi Sulsel ini harus menopang, menghasilkan, menciptakan benih-benih unggul untuk kebutuhan di Indonesia Timur. Minimimal tahap awal untuk kebutuhan lokal dulu kita. Dan selanjutnya kita harapkan bisa jadi pusat benih untuk timur,” katanya.
Mantan Sekjen APKASI ini menjelaskan, jika seluruh sektor di Sulsel sudah bergerak, hanya saja harus menerapkan protokol kesehatan yakni mencuci tangan pakai sabun, jaga jarak dan menggunakan masker. Jika tidak menerapkan hal itu, dipastikan akan ditindak tegas.
Di sisi lain, Nurdin menyebut, keberhasilan program inovasi tersebut berkat penanganan COVID-19 di Sulsel atas kolaborasi TNI-Polri, pemerintah dan stakeholder yang lain kita bahu membahu menyelesaikan ini.
"Kita betul-betul membangun kolaborasi dan soliditas. Dalam upaya memperluas dukungan terhadap PEN, pemprov memperluas program duta wisata COVID-19 di Kota Palopo, Kabupaten Bantaeng, Kabupaten Wajo dan Kota Parepare," beber Nurdin.
Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sulsel, Anggiat Sinaga mengungkapkan, jika program duta wisata COVID-19 menyelamatkan bisnis perhotelan, karena semua bergerak. Hal itu dikarenakan, Sejumlah hotel-hotel kembali buka, tidak saja yang menerima program tersebut tapi juga lainnya dengan syarat mutlak penerapan protokol kesehatan sesuai anjuran pemerintah.
“Penerapan protokol kesehatan menjadi kata kunci bisa memulihkan kembali bisnis kepariwisataan secara umum dan perhotelan secara khusus, karena jika industri disiplin melaksanakanya akan menjadi nilai trust dari pasar baik pasar domestik dan internasional. Saat ini industri hotel telah siaaaapp beradaptasi dengan prosedur new normal,” jelasnya.
Diakui Anggiat, sejak hadirnya duta wisata COVID-19 dan dibolehkannya usaha kembali beroperasi secara keseluruhan mampu mendongkrak okupansi rata-rata 20-30%, dari sebelumnya hanya 3-5% saja.
“Karena investasikan boleh dianggap minim. Jadi salah satu penopang ekonomi kita ke depan untuk sementara waktu adalah, memaksimalkan belanja APBN dan APBD. Ini yang harus kita betul-betul maksimalkan supaya program padat karya kita dorong. Terus UMKM kita support. Saya kira inilah sektor-sektor yang bisa menyelematkan ekonomi kita,” terangnya.
Begitupun di sektor eskpor terus meningkat, dan tentu kata Nurdin, ini menjadi pertanda bagus.
“Kalau sektor pertanian sebenarnya tidak perlu kita khawatirkan. Tinggal sekarang kami ingin jadikan Sulsel ini sebagai sumber benih untuk kawasan Timur Indonesia. Jadi bukan lagi kita berpikir Sulsel saja. Jadi Sulsel ini harus menopang, menghasilkan, menciptakan benih-benih unggul untuk kebutuhan di Indonesia Timur. Minimimal tahap awal untuk kebutuhan lokal dulu kita. Dan selanjutnya kita harapkan bisa jadi pusat benih untuk timur,” katanya.
Mantan Sekjen APKASI ini menjelaskan, jika seluruh sektor di Sulsel sudah bergerak, hanya saja harus menerapkan protokol kesehatan yakni mencuci tangan pakai sabun, jaga jarak dan menggunakan masker. Jika tidak menerapkan hal itu, dipastikan akan ditindak tegas.
Di sisi lain, Nurdin menyebut, keberhasilan program inovasi tersebut berkat penanganan COVID-19 di Sulsel atas kolaborasi TNI-Polri, pemerintah dan stakeholder yang lain kita bahu membahu menyelesaikan ini.
"Kita betul-betul membangun kolaborasi dan soliditas. Dalam upaya memperluas dukungan terhadap PEN, pemprov memperluas program duta wisata COVID-19 di Kota Palopo, Kabupaten Bantaeng, Kabupaten Wajo dan Kota Parepare," beber Nurdin.
Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sulsel, Anggiat Sinaga mengungkapkan, jika program duta wisata COVID-19 menyelamatkan bisnis perhotelan, karena semua bergerak. Hal itu dikarenakan, Sejumlah hotel-hotel kembali buka, tidak saja yang menerima program tersebut tapi juga lainnya dengan syarat mutlak penerapan protokol kesehatan sesuai anjuran pemerintah.
“Penerapan protokol kesehatan menjadi kata kunci bisa memulihkan kembali bisnis kepariwisataan secara umum dan perhotelan secara khusus, karena jika industri disiplin melaksanakanya akan menjadi nilai trust dari pasar baik pasar domestik dan internasional. Saat ini industri hotel telah siaaaapp beradaptasi dengan prosedur new normal,” jelasnya.
Diakui Anggiat, sejak hadirnya duta wisata COVID-19 dan dibolehkannya usaha kembali beroperasi secara keseluruhan mampu mendongkrak okupansi rata-rata 20-30%, dari sebelumnya hanya 3-5% saja.