Kesulitan Nyari Utang, PLN Mulai Lelah Bangun PLTU
loading...
A
A
A
JAKARTA - PT PLN (Persero) mulai kesulitan membangun pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Soalnya, pendanaan pembangkit berbasis batu bara tersebut sudah mulai susah diperoleh mengingat dampak yang timbul terhadap pencemaran lingkungan.
Saat ini, pendanaan pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan (EBT) lebih mudah didapat dibandingkan PLTU. Sebab itu, PLN ke depan berkomitmen akan lebih gencar lagi membangun pembangkit ramah lingkungan. "Sekarang bangun batu bara (PLTU) sulit, EBT mudah," ujar Direktur Mega Project PLN M. Ikhsan Asaad, dalam konferensi pers secara virtual, Senin (02/11/2020).
Menurut dia PLN sedang menjalin kerja sama dengan Asian Development Bank (ADB) untuk sustainability financing proyek EBT. Rencananya, PLN akan melakukan konversi 2.130 pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) menjadi PLTS di seluruh Indonesia dengan kapasitas 2 GW dengan target selesai tahun 2025 mendatang.
Tahap pertama, rencananya akan dibangun di 200 lokasi dengan kapasitas 225 MW dengan memetakan sejumlah kriteria memilah sejumlah PLTD yang mesinnya di atas 15 tahun, lokasinya terisolasi dan biaya pokok produksinya tinggi. "Kami inventarisir, kami survey, itu gradiennya di 200 lokasi. Kira-kira butuh setahun untuk membangun ini mulai beroperasi (Commercial Operation Date/COD) pada 2022," kata dia.
Saat ini, pendanaan pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan (EBT) lebih mudah didapat dibandingkan PLTU. Sebab itu, PLN ke depan berkomitmen akan lebih gencar lagi membangun pembangkit ramah lingkungan. "Sekarang bangun batu bara (PLTU) sulit, EBT mudah," ujar Direktur Mega Project PLN M. Ikhsan Asaad, dalam konferensi pers secara virtual, Senin (02/11/2020).
Menurut dia PLN sedang menjalin kerja sama dengan Asian Development Bank (ADB) untuk sustainability financing proyek EBT. Rencananya, PLN akan melakukan konversi 2.130 pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) menjadi PLTS di seluruh Indonesia dengan kapasitas 2 GW dengan target selesai tahun 2025 mendatang.
Tahap pertama, rencananya akan dibangun di 200 lokasi dengan kapasitas 225 MW dengan memetakan sejumlah kriteria memilah sejumlah PLTD yang mesinnya di atas 15 tahun, lokasinya terisolasi dan biaya pokok produksinya tinggi. "Kami inventarisir, kami survey, itu gradiennya di 200 lokasi. Kira-kira butuh setahun untuk membangun ini mulai beroperasi (Commercial Operation Date/COD) pada 2022," kata dia.
(nng)