Akankah Resesi Berlanjut ke Depresi Ekonomi? Ini Kata Ekonom

Kamis, 05 November 2020 - 12:58 WIB
loading...
Akankah Resesi Berlanjut...
Resesi ekonomi dikhawatirkan dapat berkembang menjadi depresi ekonomi jika PDB tahun 2021 mendatang tak kunjung positif. Foto/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Indonesia resmi masuk zona resesi di kuartal III/2020 dengan pertumbuhan ekonomi -3,49%. Akan tetapi, ekonom mengatakan bahwa resesi ekonomi di kuartal III ini hanya mengafirmasi kembali bahwa ekonomi tengah berada dalam tekanan yang cukup berat.

Yang menjadi pertanyaan besar selanjutnya, akankah ekonomi Indonesia makin terpuruk dan mengalami depresi, yakni resesi ekonomi yang berlanjut dalam satu tahun ke depan?

(Baca Juga: Ini Dia Biang Kerok Penyebab Indonesia Alami Resesi)

Ekonom Indef Bhima Yudhistira mengatakan, resesi ekonomi dapat mengarah pada depresi ekonomi jika pertumbuhan produk domesti bruto (PDB) masih negatif hingga 2021.

Terkait dengan itu, Bhima mengungkapkan kekhawatirannya pada konsumsi rumah tangga yang masih terkontraksi -4,04%. Padahal, konsumsi rumah tangga merupakan motor utama ekonomi Indonesia.

Terkontraksinya belanja rumah tangga, kata dia, menunjukkan bahwa masyarakat, khususnya golongan menengah ke atas belum percaya terhadap penanganan Covid-19 yang dilakukan oleh pemerintah.

(Infografis: Penduduk Miskin Bisa Bertambah 1,2 Juta Akibat Resesi)

"Kekhawatiran untuk belanja di luar rumah masih cukup tinggi sehingga kelas menengah dan atas mengalihkan uang ke simpanan perbankan atau aset aman. Situasi ini sulit mengalami perubahan apabila masalah fundamental gerak masyarakat terbatas karena pandemi belum juga diselesaikan," kata Bhima Saat dihubungi SINDOnews di Jakarta, Kamis (5/11/2020).

Di sisi lain, dia menambahkan, belanja pemerintah belum mampu mendorong pemulihan ekonomi. Meskipun ada kenaikan pertumbuhan sebesar 9,76%, namun kontribusi belanja pemerintah baru mencapai 9,69% pada kuartal III atau hanya naik tipis dibanding kuartal II yang sebesar 8,67% dari PDB.

(Baca Juga: Indonesia Engga Sendirian, Kepala BPS: Banyak Negara Alami Resesi)

Penyebab efektivitas belanja program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Rp695 triliun yang rendah menurutnya adalah terdapat kesalahan dalam konsep stimulus. Misalnya, kartu prakerja yang tetap dilanjutkan meskipun target sasaran tidak fokus, dan training secara online belum dibutuhkan dalam situasi masyarakat yang lebih membutuhkan bantuan langsung.

"Masalah lain dari PEN adalah program subsidi bunga yang serapannya relatif rendah, karena pemerintah terlalu mengandalkan jasa keuangan konvensional atau perbankan dalam penyelamatan UMKM, bukan andalkan koperasi atau pelaku keuangan mikro yang lebih memahami karakteristik debitur UMKM," katanya.
(fai)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Danone dan PBNU Kolaborasi...
Danone dan PBNU Kolaborasi Dorong Pertumbuhan Ekonomi yang Inklusif
Prabowo: Fundamental...
Prabowo: Fundamental Ekonomi Kita Kuat, Harga-harga Sembako Terkendali
Sampoerna Dorong Pertumbuhan...
Sampoerna Dorong Pertumbuhan UMKM Capai Target Ekonomi 8%
BI Proyeksikan Ekonomi...
BI Proyeksikan Ekonomi RI Tumbuh 4,7% hingga 5,5% di 2025
Makin Suram, OECD Pangkas...
Makin Suram, OECD Pangkas Proyeksi Ekonomi Indonesia Jadi 4,9% di 2025
Ketakutan Resesi AS...
Ketakutan Resesi AS dan Perang Timur Tengah Mengangkat Harga Emas ke Rekor Sepanjang Masa
Rosan Roeslani: Danantara...
Rosan Roeslani: Danantara Kunci Wujudkan Pertumbuhan Ekonomi 8%
Resesi Amerika Makin...
Resesi Amerika Makin Dekat? Inflasi Diramal Sentuh Level Tertinggi sejak 1991
JPMorgan Bunyikan Alarm...
JPMorgan Bunyikan Alarm Resesi Amerika, Ini Biang Keroknya
Rekomendasi
Prabowo Unggah Momen...
Prabowo Unggah Momen Lebaran Bersama Titiek Soeharto dan Didit Hediprasetyo
Tol Jakarta-Cikampek...
Tol Jakarta-Cikampek dan Tol MBZ Macet Parah pada Hari Pertama Lebaran
Tes DNA Pakai Aplikasi...
Tes DNA Pakai Aplikasi Tanpa Harus Datang ke Ahli Medis
Berita Terkini
Sepanjang Arus Mudik...
Sepanjang Arus Mudik Lebaran 2025, Tercatat Ada 1,7 Juta Kendaraan Keluar Jabotabek
2 jam yang lalu
Orang Terkaya di Thailand...
Orang Terkaya di Thailand Borong Saham Perbankan Rp6,1 Triliun
3 jam yang lalu
BRI Dorong UMKM Kota...
BRI Dorong UMKM Kota Depok Naik Kelas Lewat Program Klasterku, Pelaku Usaha Beri Apresiasi
4 jam yang lalu
Sri Mulyani Pede Mudik...
Sri Mulyani Pede Mudik dan Lebaran Angkat Ekonomi Daerah, Ini 2 Pendorongnya
5 jam yang lalu
Bagi-bagi Takjil dan...
Bagi-bagi Takjil dan Layanan Kesehatan, BNI Hadir di Posko Mudik Malang
6 jam yang lalu
Bukan Gimmick, Pertamina...
Bukan Gimmick, Pertamina Hadirkan Antar Gratis Bright Gas & Promo Refill Berhadiah Cashback
7 jam yang lalu
Infografis
Rupiah Jeblok ke Level...
Rupiah Jeblok ke Level Terendah Sejak Krisis 1998
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved