Industry Meghashift 2021 (2)
loading...
A
A
A
Tak hanya itu, di era pandemi kepatuhan perusahaan terhadap protokol kesehatan juga menjadi jaminan terciptanya loyalitas dan customer trust dalam jangka panjang.
#2. Low-Touch
Di masa pandemi kontak fisik akan dihindari karena menjadi sumber penularan Covid-19 yang massif. Maka itu, sifatnya high-touch seperti hospitality and tourism harus bertransformasi menjadi low-touch. Maka itu, digital menjadi solusi sementara sekaligus selamanya.
Perusahaan yang sukses di era pandemi adalah perusahaan-perusahaan yang bisa beradaptasi dengan lanskap industri baru yang bersifat low-touch. Itu sebabnya perusahaan di sektor industri digital misalnya lebih sustainable di era pandemi karena bersifat low-touch.
Sementara perusahaan-perusahaan yang high-touch seperti di sektor pariwisata mau tak mau harus bertransformasi dan mengadopsi model bisnis yang low-touch untuk bisa sukses melewati badai krisis pandemi. (Baca: Pemilu Kacau, Maduro Cemooh AS)
#3. Less-Crowd
Ketika kerumunan orang (crowd) kian dihindari di era pandemi, maka industri-industri yang mengandalkan kerumunan massa seperti meeting, incentive, conference, dan exhibition (MICE), transportasi publik, bisnis pertunjukan, airport, hingga sport harus beradaptasi agar bisa survive.
Untuk menghadapinya, digital dan pengalaman online akan menjadi solusi sementara di masa transisi. Namun, hybrid operating modelyang menggabungkan aktivitas fisik dan virtual akan menjadi solusi jangka panjang bagi para pelaku di berbagai industri yang high-crowd.
#4. Low-Mobility
Era pandemi adalah era low-mobility. Masyarakat mengurangi mobilitas karena semakin mobil, maka semakin besar pula potensi penularan Covid-19 . “Low-mobile society” yang terbentuk oleh adanya bencana pandemi akan memukul berbagai industri seperti automotif, penerbangan, energi, pariwisata, hingga dine-in resto. (Lihat videonya: Pemda DKI Jakarta Berencana Perpanjang PSBB Transisi)
#2. Low-Touch
Di masa pandemi kontak fisik akan dihindari karena menjadi sumber penularan Covid-19 yang massif. Maka itu, sifatnya high-touch seperti hospitality and tourism harus bertransformasi menjadi low-touch. Maka itu, digital menjadi solusi sementara sekaligus selamanya.
Perusahaan yang sukses di era pandemi adalah perusahaan-perusahaan yang bisa beradaptasi dengan lanskap industri baru yang bersifat low-touch. Itu sebabnya perusahaan di sektor industri digital misalnya lebih sustainable di era pandemi karena bersifat low-touch.
Sementara perusahaan-perusahaan yang high-touch seperti di sektor pariwisata mau tak mau harus bertransformasi dan mengadopsi model bisnis yang low-touch untuk bisa sukses melewati badai krisis pandemi. (Baca: Pemilu Kacau, Maduro Cemooh AS)
#3. Less-Crowd
Ketika kerumunan orang (crowd) kian dihindari di era pandemi, maka industri-industri yang mengandalkan kerumunan massa seperti meeting, incentive, conference, dan exhibition (MICE), transportasi publik, bisnis pertunjukan, airport, hingga sport harus beradaptasi agar bisa survive.
Untuk menghadapinya, digital dan pengalaman online akan menjadi solusi sementara di masa transisi. Namun, hybrid operating modelyang menggabungkan aktivitas fisik dan virtual akan menjadi solusi jangka panjang bagi para pelaku di berbagai industri yang high-crowd.
#4. Low-Mobility
Era pandemi adalah era low-mobility. Masyarakat mengurangi mobilitas karena semakin mobil, maka semakin besar pula potensi penularan Covid-19 . “Low-mobile society” yang terbentuk oleh adanya bencana pandemi akan memukul berbagai industri seperti automotif, penerbangan, energi, pariwisata, hingga dine-in resto. (Lihat videonya: Pemda DKI Jakarta Berencana Perpanjang PSBB Transisi)