Biar Gak Tekor Terus, Efisiensi di Garuda Akan Dilakukan Secara Gila-gilaan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mencatat, struktur keuangan PT Garuda Indonesia (Persero) akan tumbuh signifikan pasca-pandemi Covid-19. Bahkan, fundamental keuangan maskapai penerbangan pelat merah itu akan jauh lebih baik dibandingkan dengan kinerja keuangan sebelum pandemi. ( Baca juga:Grab dan Kawan-Kawan Suntik LinkAja Rp1,4 Triliun )
Staf khusus Menteri BUMN Bidang Komunikasi Publik Arya Sinulingga mengatakan, proyeksi tersebut akan terjadi pada 2-3 tahun mendatang. Optimisme itu seiring dengan Garuda Indonesia yang baru saja ditetapkan sebagai anggota holding aviasi dan pariwisata.
"Kita harap tidak lama lagi 2 hingga 3 tahun ke depan, Garuda sudah kembali dalam posisi yang sehat benar. Jadi bukan sehat seperti yang dulu ya, laporan keuangan bukan seperti itu, gak!, Tapi ini benar-benar bahwa fundamentalnya sangat kuat," ujar Arya dalam sesi Webinar, Jakarta, Rabu (11/11/2020).
Kementerian BUMN menargetkan akan melakukan efisiensi keuangan Garuda secara agresif usai ditetapkan sebagai anggota holding. Dengan begitu, perseroan negara itu akan memasuki babak baru setelah melewati kondisi pandemi yang benar-benar memukul kinerja bisnisnya.
"Perubahan di Garuda dan efisiensinya akan dilakukan secara gila-gilaan," kata dia.
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir menegaskan, pembentukan holding aviasi dan pariwisata tidak bertujuan menyelamatkan Garuda Indonesia dari tekanan likuiditasnya. Namun, pembentukan holding didasari pada penciptaan nilai secara kolektif dari seluruh anggota dan induk holding BUMN tersebut.
Erick Thohir mengakui, performa atau kinerja bisnis maskapai penerbangan pelat merah sudah mengkhawatirkan, bahkan sebelum pandemi Covid-19 terjadi. "Pembentukan holding tidak berdasar dengan tujuan penyelamatan Garuda. Sebagaimana kita tahu, performa dan kondisi keuangan Garuda sudah mengkhawatirkan, bahkan sebelum pandemi Covid-19 terjadi (Indonesia)," ujar Erick dalam dokumen yang diterima, Jakarta, Senin (9/10/2020). ( Baca juga:Anies Baswedan dan Rizal Ramli Tak Dapat Tanda Jasa dan Kehormatan dari Jokowi, Kenapa? )
Dalam proses restrukturisasi dengan memasukkan Garuda Indonesia sebagai anggota holding aviasi dan pariwisata pun diyakini tidak akan memberi dampak negatif kepada anggota holding yang lain.
"Seluruh inisiatif holding akan mempertimbangkan dampak ke seluruh anggota holding," katanya.
Staf khusus Menteri BUMN Bidang Komunikasi Publik Arya Sinulingga mengatakan, proyeksi tersebut akan terjadi pada 2-3 tahun mendatang. Optimisme itu seiring dengan Garuda Indonesia yang baru saja ditetapkan sebagai anggota holding aviasi dan pariwisata.
"Kita harap tidak lama lagi 2 hingga 3 tahun ke depan, Garuda sudah kembali dalam posisi yang sehat benar. Jadi bukan sehat seperti yang dulu ya, laporan keuangan bukan seperti itu, gak!, Tapi ini benar-benar bahwa fundamentalnya sangat kuat," ujar Arya dalam sesi Webinar, Jakarta, Rabu (11/11/2020).
Kementerian BUMN menargetkan akan melakukan efisiensi keuangan Garuda secara agresif usai ditetapkan sebagai anggota holding. Dengan begitu, perseroan negara itu akan memasuki babak baru setelah melewati kondisi pandemi yang benar-benar memukul kinerja bisnisnya.
"Perubahan di Garuda dan efisiensinya akan dilakukan secara gila-gilaan," kata dia.
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir menegaskan, pembentukan holding aviasi dan pariwisata tidak bertujuan menyelamatkan Garuda Indonesia dari tekanan likuiditasnya. Namun, pembentukan holding didasari pada penciptaan nilai secara kolektif dari seluruh anggota dan induk holding BUMN tersebut.
Erick Thohir mengakui, performa atau kinerja bisnis maskapai penerbangan pelat merah sudah mengkhawatirkan, bahkan sebelum pandemi Covid-19 terjadi. "Pembentukan holding tidak berdasar dengan tujuan penyelamatan Garuda. Sebagaimana kita tahu, performa dan kondisi keuangan Garuda sudah mengkhawatirkan, bahkan sebelum pandemi Covid-19 terjadi (Indonesia)," ujar Erick dalam dokumen yang diterima, Jakarta, Senin (9/10/2020). ( Baca juga:Anies Baswedan dan Rizal Ramli Tak Dapat Tanda Jasa dan Kehormatan dari Jokowi, Kenapa? )
Dalam proses restrukturisasi dengan memasukkan Garuda Indonesia sebagai anggota holding aviasi dan pariwisata pun diyakini tidak akan memberi dampak negatif kepada anggota holding yang lain.
"Seluruh inisiatif holding akan mempertimbangkan dampak ke seluruh anggota holding," katanya.
(uka)