Bertransaksi Sembari Rebahan, Karena Bank Sudah Ada di Genggaman

Jum'at, 20 November 2020 - 23:56 WIB
loading...
Bertransaksi Sembari...
Transaksi semakin mudah dengan digitalbanking. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Industri perbankan di Tanah Air terus melakukan inovasi digital. Transformasi dari layana konvensional ke platform digital terus dilakukan secara masif dalam kurun lima tahun terakhir. Melakukan transaksi secara online kini sudah menjadi budaya di masyarakat. Perbankan nasional berlomba melakukan transformasi menjadi bank digital yang modern, yang dapat menghadirkan solusi perbankan digital yang handal dan mudah untuk berbagai kebutuhan nasabah.

Pandemi Covid-19 mengubah hidup Ahmad Friadi (44) secara drastis. Pekerja di industri kreatif ini sebelum masa pandemi aktif menerima pekerjaan dari kliennya untuk pembuatan konten video. Namun, sejak pandemi terjadi pada Maret 2020 silam, pria yang tinggal di Komplek DKI Joglo Blok J ini lebih banyak menghabiskan waktunya di rumah. ”Sekarang lebih banyak melakukan pekerjaan sambil rebahan,’’ujarnya Jumat (20/11/2020).

Meskipun aktivitas diluar rumah berkurang drastis, namun bukan berarti Friadi menganggur. Justru pekerjaan yang biasanya dilakukan di luar rumah termasuk di kantor kini diboyong ke rumah. Bagi dia, melakukan pekerjaan di rumah lebih aman dibandingkan jika dirinya harus keluar rumah. ”Toh sekarang meeting dan komunikasi lainnya bisa dilakukan secara virtual,”urainya.
Bagi Friadi, banyaknya aktivitas di rumah justru menghadirkan berkah bagi dirinya. Waktu berkumpul bersama keluarga pun semakin banyak. ”Jadi bisa mendampingi anak saat belajar di rumah,”ungkapnya.

Pandemi dan teknologi memang mengubah aktivitas masyarakat. Gaya hidup digital yang merupakan hasil revolusi gaya hidup dalam satu dekade terakhir semakin memudahkan masyarakat dalam melakukan aktivitas dimanapun dan kapanpun di masa pandemi. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin pesat, dan didukung oleh kemajuan perangkat digital, membuat segala hal dapat dilakukan dengan lebih efektif dan efisien.

(Baca Juga : Selama Pandemi, Maybank Makin Serius Kembangkan Digital Perbankan )

Banyaknya aktivitas yang kini dilakukan dengan memanfaatkan teknologi informasi, membuat kualitas hidup Friadi dan keluarganya menjadi lebih baik. ”Karena tidak hanya pekerjaan, belanja pun bisa dilakukan dari rumah,” katanya. Bagi dia, layananan digitalisasi perbankan sangat membantu aktivitasnya, apalagi di masa pandemi seperti saat ini. ”Transaksi perbankan bisa saya lakukan dari man saja, kapan saja. Bahkan, pembayaran tagihan listrik, telepon, air, kartu kredit bisa dilakukan sambil rebahan,”cetusnya.
Keuntungan lain yang dirasakan dari digitalisasi perbankan, yakni dirinya tak lagi harus antre di anjungan tunai mandiri (ATM) maupun kantor cabang bank apabila ingin melakukan transaksi dengan nilai yang lumayan besar. ”Fitur digital perbankan sekarang sangat bermanfaat. Di kondisi pandemi seperti sekarang tentu riskan jika harus antre di ATM maupun antre di kantor cabang.

Banyak waktu yang terbuang, dengan fitur digital hanya butuh waktu beberapa menit untuk melakukan transaksi,”paparnya.
Sejatinya, kata dia, keuntungan yang dirasakan dari digitalisasi perbankan itu tak hanya dirasakan sekarang. Sebelum pandemi pun, pria yang memiliki hobi touring ini sudah merasakan kemudahan dari layanan digital perbankan. ”Pernah saat touring ada kerabat menelpon butuh uang. Di pegunungan mana ada ATM, beruntung ada mobile banking jadi bisa langsung transfer dan diterima saat itu juga. Juga saat jatuh tempo pembayaran cicilan mobil, tak perlu bingung mencari mesin ATM. Yang terpenting ada sinyal seluler, semua pasti lancar,”ungkap pria yang pernah mendapatkan pembiayaan untuk kredit mobil dari bank berlogo kepala harimau itu.

Fitur-fitur seperti riwayat transaksi dan mutasi rekening yang disediakan oleh perbankan juga diakui Friadi membantu dirinya untuk memantau kondisi keuangan di rekeningnya. “Dulu harus cek saldo ke ATM, atau print buku di customer service bank. Sekarang cukup dilihat dari handphone,termasuk jika perlu rekening koran,”paparnya.

Kemudahan dan kenyamanan yang dihadirkan dari digitalisasi perbankan juga dirasakan oleh Ruth Andriani (41). Konsultan pemasaran ini sekarang lebih leluasa melakukan transaksi perbankan dari telepon pintarnya. ”Mulai dari membayar tagihan, membayar cicilan, bahkan belanja sembako di e-commerce pun sekarang saya menggunakan mobile banking,”paparnya. Selain lebih praktis, penggunaan mobile banking juga dinilai lebih aman. Ini lantaran Ruth tak perlu lagi mendatangi mesin ATM untuk melakukan transaksi perbankan saat ada keperluan mendadak. ”Lebih aman, karena jika tengah malam ada kerabat yang butuh dana tinggal transfer dari handphone,”paparnya.

Bagi Ruth, digitalisasi perbankan memberikan banyak keuntungan bagi dirinya. Segala aktivitas keuangan bisa dilakukan dimanapun. ”Di era digital seperti sekarang ini, kebutuhan transaksi keuangan ditemani bank selama 24 jam,”katanya.
Terkait dengan keamanan transaksi menggunakan layanan digital perbankan, Friadi maupun Ruth merasa sistem keamanan yang dihadirkan pebankan nasional cukup aman. ”Yang penting jangan menggunakan jaringan Wifi umum,”ucap Friadi. Sedangkan Ruth meyakini, perbankan nasional sudah menerapkan pengamanan berlapis untuk layanan digital banking yang digunakan oleh nasabah. ”Sejauh ini aman-aman saja, asalkan handphone jangan berpindah tangan,”ucapnya.

Perkuat Infrastruktur dan Sistem Keamanan Berlapis

Selain karena pandemi, tren global saat ini yang serba digital membuat perbankan nasional terus memperkuat infrastruktur digitalnya. Kebiasaan untuk mengakses teknologi digital tak hanya terjadi pada generasi milenial yang melek teknologi saja, tetapi sudah dilakukan oleh hampir semua lapisan usia. Masyarakat Indonesia memiliki keterbukaan yang tinggi terhadap proposisi perbankan digital. Tak heran jika dalam kurun satu dekade terakhir perbankan nasional terus memperkuat infrastruktur digital banking-nya. Selain untuk mendukung aktivitas keungan yang praktis, juga untuk memberikan perlindungan kepada nasabah dalam menjalankan aktivitas keuangan.

Fitur mobile banking dan internet banking merupakan fitur yang banyak digunakan masyarakat dalam melakukan transaksi keuangan. Untuk melindungi keamanan nasabah dalam melakukan transaksi keuangan perbankan nasional menerapkan keamanan berlapis. PT Bank Maybank Indonesia Tbk. (Maybank Indonesia) misalnya, menerapkan keamanan ganda untuk layanan Maybank2u (M2U). Layanan itu merupakan layanan e-banking melalui internet untuk memungkinkan nasabah melakukan transaksi kapanpun dan dimanapun. Perangkat yang telah di root atau di jailbreak tidak dapat mengakses aplikasi M2U. Pada layanan ini, hanya nasabah yang dapat mengontrol dan mengakses rekening, serta mengotorisasi transaksi miliknya. M2U juga dilengkapi dengan keamanan enkripsi kode keamanan 128 bit, bersertifikat Verisign dan mempunyai dua jenis otentifikasi pengaman (Password dan SMS Token). Juga tersedia Autentikasi Biometric untuk M2U ID App.

Sebagai penyelenggara internet banking, Maybank juga mengambil berbagai langkah untuk meminimalkan risiko akibat pencurian ataupun akses ilegal. Tindakan pencegahan yang diambil antara lain dengan penggunaan Digital ID Certificate/128-bit encryption. Semua informasi yang ditransfer antara komputer nasabah dengan sistem Maybank2u dienkripsi menggunakan teknologi enkripsi 128-bit yang di provide oleh verisign.

Sistem keamanan lainnya yakni, jika melakukan kesalahan pengetikan password sebanyak 3 kali, maka secara otomatis account Maybank2u akan di-blok. Setiap melakukan transaksi finansial, nasabah memerlukan SMS Token. Dimana apabila 3 kali melakukan invalid login atau SMS Token, maka sistem secara otomatis memblok user ID, password atau SMS Token. Selain itu, untuk mencegah akses ilegal ke jaringan perbankan, M2U dilengkapi firewall yang mengitari sistem.

Penerapan keamanan berlapis itu tak lepas dari meningkatnya jumlah nasabah yang memanfaatkan layanan digital M2U. Menurut Presiden Direktur Maybank Indonesia Taswin Zakaria, transaksi keuangan yang dilakukan melalui M2U naik 136% menjadi 4,5 juta transaksi pada semester I 2020. Terdapat 34,000 pembukaan rekening tabungan/deposito dan lebih dari 45.000 rekening baru dibuka melalui M2U.

Aplikasi M2U tidak hanya menyediakan layanan pembukaan rekening dengan mudah dan cepat, tetapi juga menyediakan fitur yang nyaman dan tidak rumit seperti QR Pay, proses KYC secara digital untuk pembukaan rekening, channel pembayaran donasi dan fitur menarik lainnya. “Kami berhasil mengubah kondisi pasar yang menantang menjadi peluang pada layanan perbankan digital serta tetap menjaga pertumbuhan yang baik,”ujar Taswin saat paparan publik beberapa waktu lalu.

Head Strategy Transformation & Digital Office Maybank Indonesia Michel Hamilton mengungkapkan, digital banking di Tanah Air bertumbuh paling pesat dan mencapai dua kali lipat dalam kurun tiga tahun terakhir dibandingkan pertumbuhan di negara-negara Asean lainnya. Masyarakat Indonesia juga tercatat sangat aktif dan sangat cepat dalam beradaptasi untuk menggunakan layanan digital. Saat ini lebih dari 90% nasabah Maybank sudah menggunakan layanan M2U.

Di masa pandemi, transaksi digital meningkat ratusan persen dibandingkan saat kondisi normal. Bahkan kegiatan transaksi perbankan melalui channel konvensional kini berubah total ke transaksi online. Begitupula dengan aktivitas pembukaan rekening, lebih banyak dilakukan melalui mobile banking, karena calon nasabah hanya perlu mendownload aplikasi M2U di telepon selulernya.

Head Digital Banking Product & Strategy Maybank Indonesia, Ditto Prabowo menegaskan, Maybank Indonesia lewat M2U menyiapkan layanan on boarding secara online. Nasabah cukup membuka platform atau aplikasi M2U untuk menuntaskan kebutuhan transaksi sehari-hari. Mulai dari melakukan transfer, pembayaran tagihan, melihat saldo, hingga melihat riwayat transaksi. “Juga bisa mencari produk reksa dana dan bancassurance yang dijual lewat Maybank,” katanya.

Untuk keamanan bertransaksi, Maybank memberikan tips kepada pengguna layanan M2U, yakni apabila layanan komunikasi melalui ponsel tidak dapat digunakan, seperti tidak ada SMS dan telepon yang masuk, nasabah diminta segera menghubungi operator seluler. Selain itu, nasabah juga diminta untuk tidak melakukan akses melalui perangkat di tempat umum dan tidak mempublikasikan nomor ponsel atau email di media sosial.

Tips serupa juga diberikan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Agar tidak disalahgunakan dan menjadi target kejahatan transaksi keuangan, nasabah bank di Indonesia dihimbau untuk tidak memberikan PIN atau OTP kepada siapapun termasuk oknum yang mengaku sebagai pegawai bank. Karena Bank tidak pernah meminta PIN/OTP dari nasabah.

Selain itu, OJK juga menghimbau agar rutin mengganti PIN/password secara berkala agar terhindar dari risiko peretasan. Nasabah bank juga dihimbau menghindari akses menggunakan Wifi Publik, dan memastikan sudah melakukan log out setelah bertransaksi. Nasabah bank juga harus memastikan mengunduh aplikasi atau mengakses internet banking pada situs bank yang resmi.
(ton)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2421 seconds (0.1#10.140)