Sri Mulyani Minta Akses Vaksin Covid-19 untuk Negara Berkembang Dipermudah

Minggu, 22 November 2020 - 13:19 WIB
loading...
Sri Mulyani Minta Akses Vaksin Covid-19 untuk Negara Berkembang Dipermudah
Menkeu Sri Mulyani mengatakan, satu hal yang dibahas dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 adalah financial track dan vaksin sebagai upaya untuk menghadapi Covid-19. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan, satu hal yang dibahas dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 adalah financial track dan vaksin sebagai upaya untuk menghadapi Covid-19. Adapun fokus dari pembahasan di dalam financial track menyangkut, menangani dampak sangat luar biasa Covid-19 di berbagai negara.

"Oleh karena itu, semua negara melakukan kebijakan bersama-sama untuk menangani Covid dan mengembalikan perekonomian agar pulih kembali. Dukungan kebijakan perekonomian dan keuangan terutama di bidang fiskal, moneter, dan regulasi di bidang sektor keuangan perlu dilakukan dan terus dilakukan," jelas Menkeu Sri Mulyani di Jakarta, Minggu (22/11/2020).

(Baca Juga: Raja Salman: G20 Harus Bantu Negara Berkembang Hadapi Pandemi Covid-19 )

Menurut Menkeu, akses vaksin Covid-19 bisa dipermudah untuk negara berkembang. Oleh karena itu, dalam pembahasannya agar kebijakan-kebijakan untuk mendukung pemulihan ekonomi tetap dilakukan dan jangan ditarik terlalu dini. Artinya kebijakan fiskal, moneter, dan regulasi sektor keuangan harus tetap dijalankan sampai ekonomi betul-betul pulih secara kuat.

"Dalam financial track juga dibahas mengenai pembiayaan dari vaksin Covid-19 yang tentu memakan resources yang sangat besar. Dalam hal ini dibahas mengenai bagaimana negara-negara terutama negara berkembang bisa mendapatkan akses vaksin," tambah Menkeu.

(Baca Juga: Pesan Raja Salman Soal Kesetaraan Akses Vaksin Covid-19 Bagi Siapapun )

Menkeu menekankan pentingnya peranan lembaga multilateral dalam memberikan dukungan pendanaan bagi negara-negara berkembang atau negara miskin untuk mendapatkan vaksin.

"Akses terhadap vaksin ini penting karena tidak akan ada pemulihan ekonomi di seluruh dunia sampai seluruh negara mendapatkan akses vaksin," katanya.
(akr)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1569 seconds (0.1#10.140)