2025, BI Targetkan 1.000 Korporatisasi UMKM
loading...
A
A
A
JAKARTA - Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Sugeng menyebutkan bahwa BI menargetkan 1.000 program korporatisasi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) Indonesia di tahun 2025. Rinciannya, 100 program di tahun 2021, 150 program di tahun 2022, 200 program di tahun 2023, 250 program di tahun 2024, dan 300 program di tahun 2025.
Korporatisasi UMKM adalah bentuk peningkatan kapasitas UMKM melalui pembentukan kelompok atau badan usaha, termasuk melalui integrasi-integrasi suatu rangkaian nilai bisnis untuk mencapai skala ekonomi dalam memperluas akses pasar dan pembiayaan.
"Program ini akan dilakukan untuk komoditas pangan, komoditas potensi ekspor, komoditas pendukung pariwisata, wirausaha, dan penerima bansos," ujar Sugeng secara virtual dalam Indonesia Creative Cities Festival Bali 2020 di Jakarta, Kamis (26/11/2020).
Dia mengatakan, korporatisasi ini penting untuk peningkatan akses pasar, khususnya terkait ekspor, dan peningkatan akses pembiayaan. "Selain itu juga untuk peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM), dimana secara umum, SDM berkualitas hanya tertarik pada unit bisnis yang memiliki badan usaha," terang Sugeng.
Ditambah lagi, ada transfer kepemilikan dan liabilitas terbatas. Sugeng juga membeberkan beberapa hal yang menjadi modalitas program ini. "Modalitas pertama adalah kesamaan lokal atau kepentingan antar UMKM, lalu ada kelembagaan atau kelompok yang menaungi atau menjadi konsorsium bagi UMKM," jelasnya.
Sambung dia menyampaikan, modalitas lainnya adalah memiliki tujuan untuk meningkatkan skalabilitas usaha secara signifikan dengan cara menghasilkan produk yang sama (commonalities) atau saling melengkapi (complementaries). "Lalu ada penguatan kapasitas usaha, yang termasuk digitalisasi, dan kerjasama yang saling menguntungkan, sekaligus ada kesepakatan terkait aturan kelompok," pungkas Sugeng.
Korporatisasi UMKM adalah bentuk peningkatan kapasitas UMKM melalui pembentukan kelompok atau badan usaha, termasuk melalui integrasi-integrasi suatu rangkaian nilai bisnis untuk mencapai skala ekonomi dalam memperluas akses pasar dan pembiayaan.
"Program ini akan dilakukan untuk komoditas pangan, komoditas potensi ekspor, komoditas pendukung pariwisata, wirausaha, dan penerima bansos," ujar Sugeng secara virtual dalam Indonesia Creative Cities Festival Bali 2020 di Jakarta, Kamis (26/11/2020).
Dia mengatakan, korporatisasi ini penting untuk peningkatan akses pasar, khususnya terkait ekspor, dan peningkatan akses pembiayaan. "Selain itu juga untuk peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM), dimana secara umum, SDM berkualitas hanya tertarik pada unit bisnis yang memiliki badan usaha," terang Sugeng.
Ditambah lagi, ada transfer kepemilikan dan liabilitas terbatas. Sugeng juga membeberkan beberapa hal yang menjadi modalitas program ini. "Modalitas pertama adalah kesamaan lokal atau kepentingan antar UMKM, lalu ada kelembagaan atau kelompok yang menaungi atau menjadi konsorsium bagi UMKM," jelasnya.
Sambung dia menyampaikan, modalitas lainnya adalah memiliki tujuan untuk meningkatkan skalabilitas usaha secara signifikan dengan cara menghasilkan produk yang sama (commonalities) atau saling melengkapi (complementaries). "Lalu ada penguatan kapasitas usaha, yang termasuk digitalisasi, dan kerjasama yang saling menguntungkan, sekaligus ada kesepakatan terkait aturan kelompok," pungkas Sugeng.
(nng)