Banyak Menteri Terpental Gara-gara Impor Garam, Susi Pudji Disebut dan Maria Elka

Kamis, 03 Desember 2020 - 18:19 WIB
loading...
Banyak Menteri Terpental...
Ekonom senior INDEF Faisal Basri mengungkapkan, sudah banyak menteri yang mental gara - gara impor garam. Garam ini persoalan sederhana tapi banyak bikin menteri mental. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Ekonom senior INDEF Faisal Basri mengungkapkan, bahwa tidak terpilihnya Susi Pudjiastuti sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan dalam periode II pemerintahan Joko Widodo, bukan karena performa jelek. Namun, karena disebabkan terjadi perbedaan pendapat dalam kabinet soal impor garam .

"Menjelang pemilu pada 2018, terjadi ketegangan. Banyak menteri - menteri menyerang Bu Susi. Sehingga dianggap sebagai sumber masalah," katanya dalam webinar Swasembada Garam di Jakarta, Kamis (3/12/2020).

(Baca Juga: RI Doyan Impor Garam, Jokowi: Dari Dulu Engga Cari Jalan Keluarnya )

Selain Susi, lanjut Faisal, sebelumnya ada Mari Elka Pangestu sempat menjabat sebagai Menteri Perdagangan tahun 2004 hingga 2011. Dan Menteri KKP yang merupakan mantan Gubernur Gorontalo mengarah pada Fadel Muhammad.

"Sudah banyak menteri yang mental gara - gara impor garam. Garam ini persoalan sederhana tapi banyak bikin menteri mental," terangnya.

Sambung Faisal menjelaskan, menjelang pemilihan presiden 2019, terjadi bagi - bagi kuota impor hingga 3,8 juta ton. Sehingga menyebabkan garam impor tersebut tidak terserap. "Saat itu kita menolak keras impor garam. Alasan pemerintah saat itu petani garam tidak dapat memproduksi garam lebih banyak. Kita menolak keras saat itu," jelasnya.

(Baca Juga: Impor Garam dan Gula Tetap Dibuka, Tapi Importir Tak Lagi Berkuasa )

Ia menambahkan, hingga saat ini belum ada data yang valid terkait impor garam. Ia menilai impor garam yang terjadi sampai saat ini itu aneh. Pasalnya saat produksi garam naik, impor juga naik. Namun saat produksi turun, impor juga turun.

"Persoalan jadi mudah kalo datanya okey atau akurat soal garam ini. Maka data impornya akan lebih baik," tandasnya
(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1659 seconds (0.1#10.140)