Produksi GGRP Naik 35,73% di Triwulan Ketiga 2020

Kamis, 10 Desember 2020 - 21:07 WIB
loading...
Produksi GGRP Naik 35,73% di Triwulan Ketiga 2020
Perusahaan baja swasta nasional PT Gunung Raja Paksi Tbk (Perseroan) atau GGRP, berhasil meningkatkan produksi sebesar 35,73% pada triwulan ketiga 2020. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Perusahaan baja swasta nasional PT Gunung Raja Paksi Tbk (Perseroan) atau GGRP, berhasil meningkatkan produksi sebesar 35,73% pada triwulan ketiga (quarterly/Q3) 2020. Peningkatan produksi pada masa sulit akibat pandemi Covid-19 tersebut, dari sebelumnya 215.536 MT pada Q2 (April-Juni) menjadi 292.555 MT pada Q3 (Juli-September).

Demikian disampaikan Presiden Direktur GGRP Abednedju Giovano Warani Sangkaeng (Presiden Direktur) pada public expose, Kamis 10 Desember 2020. Menurut Sangkaeng, peningkatan produksi dicapai berkat kerja keras, setelah sebelumnya sempat menurun di awal masa pandemi. Pada Q1 (Januari-Maret), produksi Perseroan memang mencapai 350.983 MT.

(Baca Juga: Pandemi Tidak Buat Gunung Raja Paksi Kendor, Ekspor Baja Dilepas ke Kanada )

Keberhasilan tersebut diikuti perbaikan atas Net Loss. Dibandingkan Q2 yang mengalami kerugian sebesar USD 11.740.975, maka Net Loss pada Q3 membaik menjadi USD 4.151.439 atau menurun sebesar USD 7.589.536. “Kami bersyukur, dalam situasi tidak mudah, berhasil memperbaiki Net Loss pada Q3,” lanjut Sangkaeng.

Sangkaeng menambahkan, persediaan sejumlah USD 263.676.805 pada 31 Desember 2020 lebih tinggi dibandingkan persediaan sejumlah USD 170.035.787 pada 30 September 2019. “Hal itu sesuai dengan strategi Perseroan tahun 2020, yaitu dengan menjaga arus kas lebih positif dan menjaga likuiditas Perseroan,” kata Sangkaeng.

Begitu pula dengan aset tetap sejumlah USD 753.768.333 pada 30 September 2020 lebih tinggi dari aset tetap sejumlah USD 677.173.523 pada 31 Desember 2020. “Aset tetap tersebut berasal dari pengakuan Right of Use atas implementasi atas aset dari implementasi PSAK 73,” lanjutnya.

Sedangkan Pinjaman Jangka Pendek sejumlah USD 41.231.267 pada 30 September 2020 mengalami penurunan dibandingkan sejumlah USD 200.474.826 pada 31 Desember 2019 karena pembelian persediaan yang lebih rendah. Selain itu terdapat pergeseran persediaan pembelian dari menggunakan L/C menjadi utang usaha. “Dan timbulnya liabilitas sewa sejumlah USD 64.798.390 pada tanggal 30 September 2020 merupakan representasi sewa aset berasal dari implementasi PSAK 73,” kata Sangkaeng.

Sangkaeng menjelaskan, public expose diselenggarakan untuk memenuhi kewajiban GGRP sebagai perusahaan terbuka. Pubex GGRP sendiri dilaksanakan secara virtual, guna mendukung program pemerintah dalam memutus rantai pandemi Covid-19. Selain Direksi, public expose juga dihadiri perwakilan pemegang saham dan pihak-pihak terkait.

Untuk jajaran Direksi, selain Presiden Direktur Abednedju Giovano Warani Sangkaeng, juga hadir Budi Raharjo Legowo (Direktur), dan Biplab Kumar Dutta (Direktur). Direksi juga menjelaskan dua momen penting dalam sejarah perusahaan pada 2019 dan 2020. Pertama, bahwa Perseroan terdaftar sebagai perusahaan publik di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 19 September 2019. Kedua, terkait transformasi logo perusahaan menjadi GRP Shaping Tomorrow pada 20 Oktober 2020.

“Dengan jajaran manajemen yang baru sebagai hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perseroan pada tanggal 2 September 2020, diharapkan akan mampu mengantarkan Perseroan mengarungi situasi krisis ekonomi dan pandemi Covid-19 ini,” kata Budi Raharjo Legowo.

Sementara dari segi transformasi, Perseroan dengan visi yang baru, diperkuat dengan strategi pertumbuhan secara mendalam dan menyeluruh. Menurut Budi, hal itu dilakukan melalui kolaborasi modernisasi dan ekspansi fasilitas produksi untuk meningkatkan efisiensi serta penelitian dan pengembangan dengan sistem dan mekanisme pengembangan produk yang baru sebelum investasi pada alat dan produk dengan teknologi terbaru.

Untuk meningkatkan transparansi dan sinergi, Perseroan melakukan transformasi yang didukung oleh IBM dan SAP Indonesia. Aplikasi ini ditargetkan akan selesai pada Q3 tahun 2021, sehingga akan menciptakan standarisasi proses dan mekanisme pada kinerja yang terstruktur, impelementasi global benchmark dan professional tools. “Selain itu juga otomatisasi dalam pemantauan, kontrol atas kinerja finansial dan peningkatan transparansi di seluruh unit bisnis,” lanjut Budi.

(Baca Juga: Raih Sertifikasi Los Angeles, GRP Jadi Produsen Baja Indonesia Pertama )

Budi menyampaikan, guna mengantisipasi pertumbuhan ekonomi dan terus meningkatkan efisiensi produksi serta memberikan varian produk ke pasar, GRP membangun Light Section Mill (LSM). Saat ini, pembangunan mencapai penyelesaian 65% dan diperkirakan akan bisa melakukan commissioning pada Q2/Q3 tahun 2021. Selain itu memiliki rencana ekspansi mesin berupa Medium Section Mill modernization.

Menurut Biplab, investasi tersebut merupakan langkah untuk mencapai pertumbuhan dan meningkatkan produk baja yang dikonsumsi. “Juga untuk mencapai energy efficiency, environmental friendly, higher productivity, lower cost dan wider product range,” kata Budi.

Sebagai kontribusi publik, lanjut Budi, Perseroan melakukan berbagai aktivitas CSR. Antara lain pemberian paket sembako kepada karyawan dan warga sekitar pabrik, sumbangan masker, rapid test dan face shield ke instansi pemerintahan baik daerah maupun pusat, santunan anak yatim, perbaikan jalan, food for jobless, dan sebagainya.

Rencana Perseroan adalah terus waspada di masa penuh ketidakpastian. Di antaranya, dengan mengantisipasi ekonomi Indonesia yang kembali bertumbuh sejak Q3 tahun 2020, terutama pada bidang konstruksi sebagai industri pengkonsumsi baja.

“Juga, tetap melaksanakan protokol kesehatan di lingkup kerja untuk melindungi karyawan, mempertahankan kualitas dan ketersediaan produk untuk pasar dan menjaga kinerja keuangan dan likuiditas serta efisiensi biaya,” tutup Budi.
(akr)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2045 seconds (0.1#10.140)