Apindo Catat Potensi Kehilangan Devisa Rp59 Triliun Dampak Corona
loading...
A
A
A
JAKARTA - Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) mencatat potensi Indonesia kehilangan devisa di tengah pandemi Covid-19 telah mencapai USD4 miliar atau setara dengan Rp59 triliun dengan asumsi kurs rupiah Rp14.800 per dolar AS.
Ketua Umum Apindo Hariyadi B. Sukamdani mengatakan, selama pandemi tercatat lebih dari 2.000 hotel dan 8.000 restoran tutup dengan potensi hilang pendapatan Januari-April 2020 untuk sektor hotel Rp30 triliun dan restoran Rp40 triliun.
“Potensi devisa yang hilang pada Januari hingga April 2020 sebesar USD4 miliar atau sekitar Rp59 triliun,” kata Hariyadi di Jakarta, Rabu (13/5/2020).
Dia melanjutkan, kerugian juga terjadi pada maskapai penerbangan, dimana kerugian secara industri telah mencapai USD812 juta. Sementara kerugian tour operator senilai Rp4 triliun. Lalu, sebanyak 90% pekerja sektor pariwisata juga telah dirumahkan atau unpaid leave. "Jumlah pekerja sektor pariwisata 13 juta orang terancam tidak bekerja kala pandemi berlangsung lama hingga akhir tahun," katanya.
Sebagai informasi, Bank Indonesia (BI) mencatat cadangan devisa Indonesia pada akhir April 2020 sebesar USS127,9 miliar atau sekitar Rp1.918 triliun (dengan kurs Rp15.000 per dolar AS). Cadangan devisa ini meningkat dibandingkan dengan posisi akhir Maret 2020 sebesar USD121,0 miliar.
Adapun posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 7,8 bulan impor atau 7,5 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
Ketua Umum Apindo Hariyadi B. Sukamdani mengatakan, selama pandemi tercatat lebih dari 2.000 hotel dan 8.000 restoran tutup dengan potensi hilang pendapatan Januari-April 2020 untuk sektor hotel Rp30 triliun dan restoran Rp40 triliun.
“Potensi devisa yang hilang pada Januari hingga April 2020 sebesar USD4 miliar atau sekitar Rp59 triliun,” kata Hariyadi di Jakarta, Rabu (13/5/2020).
Dia melanjutkan, kerugian juga terjadi pada maskapai penerbangan, dimana kerugian secara industri telah mencapai USD812 juta. Sementara kerugian tour operator senilai Rp4 triliun. Lalu, sebanyak 90% pekerja sektor pariwisata juga telah dirumahkan atau unpaid leave. "Jumlah pekerja sektor pariwisata 13 juta orang terancam tidak bekerja kala pandemi berlangsung lama hingga akhir tahun," katanya.
Sebagai informasi, Bank Indonesia (BI) mencatat cadangan devisa Indonesia pada akhir April 2020 sebesar USS127,9 miliar atau sekitar Rp1.918 triliun (dengan kurs Rp15.000 per dolar AS). Cadangan devisa ini meningkat dibandingkan dengan posisi akhir Maret 2020 sebesar USD121,0 miliar.
Adapun posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 7,8 bulan impor atau 7,5 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
(ind)