Program Biodiesel Hemat Devisa USD8 Miliar

Jum'at, 18 Desember 2020 - 19:27 WIB
loading...
A A A
Sampai tahun ini, kapasitas terpasang produksi biodiesel mencapai 12,6 juta Kl. Terdapat 27 badan usaha yang tersebar di Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi.

Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional (DEN) Djoko Siswanto mengungkapkan indeks ketahanan energi Indonesia mencapai 6,57 ini dikategorikan baik karena pasokan energi terbarukan cukup melimpah, salah satunya dari biodiesel.

(Baca juga:Ironis, Petani Sawit Subsidi Industri Biodiesel)

Program mandatori biodiesel mengurangi konsumsi solar sekitar sekitar 7,2 juta KL pada 2019 serta menghemat devisa sebesar USD2 miliar atau Rp28 triliun. “Tahun ini program B30 diproyeksikan menghemat devisa sebesar USD8 miliar,” ungkap Djoko.

Adapun penggunaan biodiesel (B30) menunjukkan penurunan emisi rata-rata CO 25.35%, NOx + THC 10.82%, Partikulat 42.02%, dan opasitas 23.5% dibandingkan dengan emisi yang dihasilkan dari penggunaan solar.

(Baca juga:Dukung Energi Hijau, Produsen Biodiesel Terus Tingkatkan Kapasitas Produksi)

Peneliti INDEF Fadhil Hasan menjelaskan pemerintah berupaya menekan besarnya insentif biodiesel melalui tiga strategi kebijakan. Pertama, pemerintah mengganti formula perhitungan HIP Biodiesel untuk menurunkan selisih/subsidi biodiesel.

Kedua, dana pungutan ekspor (levy) terbaru diterapkan progresif sesuai dengan PMK 191/2020. Pungutan ekspor diharapkan mampu mempertahankan momentum hilirisasi industri turunan sawit dalam negeri.

(Baca juga:Peneliti Korea Buat Biodiesel dari Kardus Bekas)

Kebijakan ketiga adalah program B-40 akan diimplementasikan pada bulan Juli 2021. Di mana sebagai catatan bauran kebijakan ini menjadi sentimen positif keberlangsungan program B-30 di Indonesia.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1746 seconds (0.1#10.140)