Tak Sekadar Terang, Berkat PLN Produksi Petani Bawang Sulsel Meningkat
loading...
A
A
A
Petani bawang merah asal Kelurahan Balla, Kecamatan Barakka, Kabupaten Enrekang ini menjelaskan, sudah sejak setahun memanfaatkan lampu pijar pengusir hama tersebut. Teknologi ini dibuat sendiri bermodalkan belajar dari teman petani yang telah memanfaatkan lebih awal.
Dengan luas lahan ÂĽ hektare, Hadrianto Hasan memanfaatkan empat lampu pijar menerangi areal pertanian bawang merahnya.
“Sebelum menggunakan banyak hama ulat yang serang tanaman bawang, dampaknya harus banyak memanfaatkan pestisida mengusir hama dengan rata-rata biaya produksi bisa mencapai Rp5 juta sampai Rp6 juta selama musim tanam. Sebaliknya, setelah pakai lampu pijar bisa berkurang dikisaran Rp4 juta hingga Rp3 juta,” jelasnya.
Dari sisi hasil panen, terang dia, sangat disyukuri semakin meningkat bisa mencapai 2,5 ton pasca menerapkan lampu pijar pengusir hama. Jika sebelumnya, tentu di bawah dari hasil produksi tersebut.
“Kalau saya itu sekitar Rp40 juta sekali panen. Pendapatan itu tergantung dari harganya bawang dari pedagang. Karena nda tentu juga harga bawang. Setelah pake lampu pijar agak naik hasil panen, biasanya tidak sampai 1 ton,” tuturnya yang menggunakan lampu pijar 6 watt untuk mengusir hama .
Hadrianto Hasan mengaku, sejak empat tahun menjadi petani bawang, barulah di tahun ini sangat dirasakan hasil produksi yang melampaui target.
“Karena saya sudah tahu solusi mengusir hama dengan lampu pijar, maka saya ada rencana pembukaan lahan baru untuk tahun 2021. Melalui itu kita sudah tidak ragu menanam lagi.
"Pestisida itu tidak terlalu mempan untuk ulat, karena mungkin sudah kebal jadi kita coba untuk pake teknologi lampu supaya kita mengusir tidak membunuh lagi,” paparnya.
Dengan luas lahan ÂĽ hektare, Hadrianto Hasan memanfaatkan empat lampu pijar menerangi areal pertanian bawang merahnya.
“Sebelum menggunakan banyak hama ulat yang serang tanaman bawang, dampaknya harus banyak memanfaatkan pestisida mengusir hama dengan rata-rata biaya produksi bisa mencapai Rp5 juta sampai Rp6 juta selama musim tanam. Sebaliknya, setelah pakai lampu pijar bisa berkurang dikisaran Rp4 juta hingga Rp3 juta,” jelasnya.
Dari sisi hasil panen, terang dia, sangat disyukuri semakin meningkat bisa mencapai 2,5 ton pasca menerapkan lampu pijar pengusir hama. Jika sebelumnya, tentu di bawah dari hasil produksi tersebut.
“Kalau saya itu sekitar Rp40 juta sekali panen. Pendapatan itu tergantung dari harganya bawang dari pedagang. Karena nda tentu juga harga bawang. Setelah pake lampu pijar agak naik hasil panen, biasanya tidak sampai 1 ton,” tuturnya yang menggunakan lampu pijar 6 watt untuk mengusir hama .
Hadrianto Hasan mengaku, sejak empat tahun menjadi petani bawang, barulah di tahun ini sangat dirasakan hasil produksi yang melampaui target.
“Karena saya sudah tahu solusi mengusir hama dengan lampu pijar, maka saya ada rencana pembukaan lahan baru untuk tahun 2021. Melalui itu kita sudah tidak ragu menanam lagi.
"Pestisida itu tidak terlalu mempan untuk ulat, karena mungkin sudah kebal jadi kita coba untuk pake teknologi lampu supaya kita mengusir tidak membunuh lagi,” paparnya.