Tak Sekadar Terang, Berkat PLN Produksi Petani Bawang Sulsel Meningkat
loading...
A
A
A
Hama yang menyerang lahan pertanian bawang merah milik Jamil, berupa kupu-kupu yang bertelur jadi ulat, nah itu ulat yang masuk ke dalam bawang di daun bawang. Hama tersebut di dalam bawang kemudian memakan daun bawangnya makanya hasil bawang rusak.
Jamil bercerita, entah bagaimana nasib pertanian bawang merah miliknya jika tak mengenal teknologi lampu pijar yang diperkenalkan petani lainnya di desanya. Bisa jadi, hasil produksi pertaniannya merosot dan biaya operasionalnya melonjak tinggi.
Namun, berkat hadirnya listrik PLN dan inovasi pemanfaatan lampu pijar sebagai pengusir hama mampu merubah segalanya.
“Awalnya dari teman saya dapat info, kalau pakai lampu pijar bisa mengusir hama . Lalu saya praktekkan, dan alhamdulillah selama adanya lampu pijar hama berkurang. Warna kuning yang bersumber dari enam lampu yang saya pakai itu bisa mengusir hama ,” ujarnya saat dihubungi, Senin (28/12/2020).
Dia menuturkan, sejak menggunakan lampu pijar tren penggunaan pestisida di lahannya menjadi berkurang, yang tentu efeknya mengurangi biaya operasional. Belum lagi, dari sisi hasil panen meningkat dan berdampak pula pada peningkatan pendapatan.
“Alhamdulillah biaya operasional berkurang untuk pemakaian racun, Biasanya untuk hama kadang kami menyemprot tiga kali dalam sehari. Sekarang itu alhamdulillah cuman biasanya kita menyemprot tengah hari, kadang kita lihat situasi kalau amanji dari hama mungkin besok lagi baru menyemprot, dua hari,” tuturnya.
Dari sisi produksi pertanian, ungkap Jamil, biasanya produksinya tidak sampai 500 kilogram (kg), sejak menggunakan lampu pijar bisa mencapai 1 ton.
Sementara, untuk biaya operasional membeli racun dulu sekitar Rp300.000, kini sudah tidak lagi, bahkan di bawahnya.
Besarnya manfaat listrik PLN melalui teknologi lampu pijar pengusir hama bawang merah juga dirasakan, Hadrianto Hasan, 38 tahun.
Jamil bercerita, entah bagaimana nasib pertanian bawang merah miliknya jika tak mengenal teknologi lampu pijar yang diperkenalkan petani lainnya di desanya. Bisa jadi, hasil produksi pertaniannya merosot dan biaya operasionalnya melonjak tinggi.
Namun, berkat hadirnya listrik PLN dan inovasi pemanfaatan lampu pijar sebagai pengusir hama mampu merubah segalanya.
“Awalnya dari teman saya dapat info, kalau pakai lampu pijar bisa mengusir hama . Lalu saya praktekkan, dan alhamdulillah selama adanya lampu pijar hama berkurang. Warna kuning yang bersumber dari enam lampu yang saya pakai itu bisa mengusir hama ,” ujarnya saat dihubungi, Senin (28/12/2020).
Dia menuturkan, sejak menggunakan lampu pijar tren penggunaan pestisida di lahannya menjadi berkurang, yang tentu efeknya mengurangi biaya operasional. Belum lagi, dari sisi hasil panen meningkat dan berdampak pula pada peningkatan pendapatan.
“Alhamdulillah biaya operasional berkurang untuk pemakaian racun, Biasanya untuk hama kadang kami menyemprot tiga kali dalam sehari. Sekarang itu alhamdulillah cuman biasanya kita menyemprot tengah hari, kadang kita lihat situasi kalau amanji dari hama mungkin besok lagi baru menyemprot, dua hari,” tuturnya.
Dari sisi produksi pertanian, ungkap Jamil, biasanya produksinya tidak sampai 500 kilogram (kg), sejak menggunakan lampu pijar bisa mencapai 1 ton.
Sementara, untuk biaya operasional membeli racun dulu sekitar Rp300.000, kini sudah tidak lagi, bahkan di bawahnya.
Besarnya manfaat listrik PLN melalui teknologi lampu pijar pengusir hama bawang merah juga dirasakan, Hadrianto Hasan, 38 tahun.