Tak Sekadar Terang, Berkat PLN Produksi Petani Bawang Sulsel Meningkat

Senin, 28 Desember 2020 - 18:53 WIB
loading...
Tak Sekadar Terang, Berkat PLN Produksi Petani Bawang Sulsel Meningkat
Lampu pijar pengendali hama di area pertanian bawang merah di Dusun Buntu Sumbang, Kabupaten Enrekang, (28/11/2020). Lampu pijar memanfaatkan listrik PLN menjadi alat pengusir hama tanaman bawang. Foto: SINDOnews/Maman Sukirman
A A A
ENREKANG - Dari kejauhan tampak temaram lampu pijar berwarna kuning berpendar membiaskan cahayanya. Lampu pijar itu berada tepat di tengah areal perkebunan bawang merah, di Desa Dulang, Kecamatan Malua, Kabupaten Enrekang.

Lampu pijar itu dipasang di atas sebuah tiang kayu sepanjang 1 meter sebagai penyangga, untuk memastikan posisinya lebih tinggi.

Di areal pertanian bawang merah tersebut, tampak pria paruh baya tengah sibuk menyemai tanaman bawangnya. Sesekali dicabuti beberapa tanaman penganggu, lalu kemudian disimpannya dalam sebuah karung lusuh.



Jam menunjukkan pukul 19.00 Wita, waktu itu menjadi waktu sibuk bagi, Muhammad Jamil Jufri, 39 tahun, petani bawang merah asal Enrekang.

Di atas lahan hampir 1 hektare tersebut, Jamil menggantungkan masa depannya bersama keluarganya. Memanfaatkan penerangan lampu pijar dengan daya bervariasi mulai 5 watt hingga 10 watt.
Tak Sekadar Terang, Berkat PLN Produksi Petani Bawang Sulsel Meningkat

Gemerlap lampu pijar di area pertanian bawang merah di Dusun Buntu Sumbang, Kabupaten Enrekang, (27/11/2020). Lampu pijar memanfaatkan listrik PLN menjadi alat pengusir hama yang ampuh mengurangi hama yang selama ini menyerang tanaman bawang petani. Foto: SINDOnews/Maman Sukirman

Bagi Jamil, hadirnya lampu pijar dengan memanfaatkan sumber listrik milik PLN bukan hal biasa. Sebaliknya, hadirnya lampu pijar tersebut menjadi hal luar biasa dalam memberi peran meningkatkan usahanya sebagai petani bawang merah.

Betapa tidak, sejak memanfaatkan lampu pijar tersebut lahan pertanian bawang miliknya terselamatkan. Tak sekedar selamat dari gelap gulita jika di malam hari, tapi terpenting lampu pijar tersebut mampu meningkatkan hasil panen bawangnya.

Lampu pijar tersebut mampu menjadi amunisi baru baginya dan sejumlah kelompok tani bawang merah di desanya. Sebab, lampu pijar memanfaatkan listrik PLN menjadi alat pengusir hama yang ampuh mengurangi hama yang selama ini menyerang tanaman bawang miliknya.



Hama yang menyerang lahan pertanian bawang merah milik Jamil, berupa kupu-kupu yang bertelur jadi ulat, nah itu ulat yang masuk ke dalam bawang di daun bawang. Hama tersebut di dalam bawang kemudian memakan daun bawangnya makanya hasil bawang rusak.

Jamil bercerita, entah bagaimana nasib pertanian bawang merah miliknya jika tak mengenal teknologi lampu pijar yang diperkenalkan petani lainnya di desanya. Bisa jadi, hasil produksi pertaniannya merosot dan biaya operasionalnya melonjak tinggi.

Namun, berkat hadirnya listrik PLN dan inovasi pemanfaatan lampu pijar sebagai pengusir hama mampu merubah segalanya.

“Awalnya dari teman saya dapat info, kalau pakai lampu pijar bisa mengusir hama . Lalu saya praktekkan, dan alhamdulillah selama adanya lampu pijar hama berkurang. Warna kuning yang bersumber dari enam lampu yang saya pakai itu bisa mengusir hama ,” ujarnya saat dihubungi, Senin (28/12/2020).

Dia menuturkan, sejak menggunakan lampu pijar tren penggunaan pestisida di lahannya menjadi berkurang, yang tentu efeknya mengurangi biaya operasional. Belum lagi, dari sisi hasil panen meningkat dan berdampak pula pada peningkatan pendapatan.



“Alhamdulillah biaya operasional berkurang untuk pemakaian racun, Biasanya untuk hama kadang kami menyemprot tiga kali dalam sehari. Sekarang itu alhamdulillah cuman biasanya kita menyemprot tengah hari, kadang kita lihat situasi kalau amanji dari hama mungkin besok lagi baru menyemprot, dua hari,” tuturnya.

Dari sisi produksi pertanian, ungkap Jamil, biasanya produksinya tidak sampai 500 kilogram (kg), sejak menggunakan lampu pijar bisa mencapai 1 ton.

Sementara, untuk biaya operasional membeli racun dulu sekitar Rp300.000, kini sudah tidak lagi, bahkan di bawahnya.

Besarnya manfaat listrik PLN melalui teknologi lampu pijar pengusir hama bawang merah juga dirasakan, Hadrianto Hasan, 38 tahun.

Petani bawang merah asal Kelurahan Balla, Kecamatan Barakka, Kabupaten Enrekang ini menjelaskan, sudah sejak setahun memanfaatkan lampu pijar pengusir hama tersebut. Teknologi ini dibuat sendiri bermodalkan belajar dari teman petani yang telah memanfaatkan lebih awal.



Dengan luas lahan ÂĽ hektare, Hadrianto Hasan memanfaatkan empat lampu pijar menerangi areal pertanian bawang merahnya.

“Sebelum menggunakan banyak hama ulat yang serang tanaman bawang, dampaknya harus banyak memanfaatkan pestisida mengusir hama dengan rata-rata biaya produksi bisa mencapai Rp5 juta sampai Rp6 juta selama musim tanam. Sebaliknya, setelah pakai lampu pijar bisa berkurang dikisaran Rp4 juta hingga Rp3 juta,” jelasnya.

Dari sisi hasil panen, terang dia, sangat disyukuri semakin meningkat bisa mencapai 2,5 ton pasca menerapkan lampu pijar pengusir hama. Jika sebelumnya, tentu di bawah dari hasil produksi tersebut.

“Kalau saya itu sekitar Rp40 juta sekali panen. Pendapatan itu tergantung dari harganya bawang dari pedagang. Karena nda tentu juga harga bawang. Setelah pake lampu pijar agak naik hasil panen, biasanya tidak sampai 1 ton,” tuturnya yang menggunakan lampu pijar 6 watt untuk mengusir hama .

Hadrianto Hasan mengaku, sejak empat tahun menjadi petani bawang, barulah di tahun ini sangat dirasakan hasil produksi yang melampaui target.



“Karena saya sudah tahu solusi mengusir hama dengan lampu pijar, maka saya ada rencana pembukaan lahan baru untuk tahun 2021. Melalui itu kita sudah tidak ragu menanam lagi.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1847 seconds (0.1#10.140)