Indonesia Dikabarkan Beli 50 Juta Dosis Vaksin AstraZeneca

Senin, 04 Januari 2021 - 00:01 WIB
loading...
Indonesia Dikabarkan Beli 50 Juta Dosis Vaksin AstraZeneca
Foto/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Pemerintah Indonesia dikabarkan menandatangani perjanjian pembelian 50 juta dosis vaksin Covid-19 yang dikembangkan Oxford dan AstraZeneca.

Direktur PT. Anugerah Mega Investama Hans Kwee mengatakan, regulator Inggris menyetujui vaksin virus corona yang dikembangkan Universitas Oxford dan AstraZeneca untuk penggunaan darurat.

"Indonesia dikabarkan menandatangani perjanjian pembelian 50 juta dosis vaksin Covid-19 yang dikembangkan Oxford dan AstraZeneca," kata Hans Kwee di Jakarta, Minggu (3/1/2021).

( )

Lanjutnya, Inggris kembali menjadi negara pertama yang menyetujui vaksin yang dikembangkan AstraZeneca dan Universitas Oxford tersebut. Uji coba menunjukkan hasil yang bervariasi dalam keefektifan vaksin AstraZeneca.

"Vaksin awalnya menunjukkan efektivitas rata-rata 70 persen tetapi tingkat itu melonjak menjadi 90 persen ketika diubah dosisnya. AstraZaneca mengklaim vaksin Covid-19 yang dikembangkan bersama dengan Oxford University telah mencapai 'formula juara' sehingga 100% efektif mencegah infeksi virus corona baru (SARS CoV-2)," bebernya.

( )

Sementara itu, otoritas kesehatan China telah menyetujui vaksin Covid-19 produksi Sinopharm untuk digunakan secara umum di Negeri Tirai Bambu.

Pada konferensi pers di Beijing, gugus tugas Covid-19 China mengumumkan bahwa vaksin tersebut telah melampaui standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan akan membantu membangun kekebalan yang efektif di China. "Hasil uji coba fase 3 Sinopharm telah menunjukkan vaksinnya efektif 79% mencegah Covid-19," kata Hans.



Kata dia, hasil uji coba vaksin Sinopharm yang dilakukan di UEA dengan tingkat kemanjuran 86% pada awal Desember. Sinopharm dan saingannya Sinovac sama-sama membuat vaksin dengan metode yang lebih tradisional menggunakan virus yang tidak aktif untuk memicu respons kekebalan.

"Vaksin ini lebih sulit untuk diproduksi dengan cepat dibandingkan jenis lainnya dan berpotensi menyebabkan respons imun yang tidak seimbang," tandasnya.
(ind)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2220 seconds (0.1#10.140)