Milenial Siapkan Dana Darurat Berupa Emas, Reksa Dana, dan Tabungan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kabar mengenai waktu pandemi Covid-19 berakhir belum dapat diketahui. Ketidakpastian itu kemudian berdampak pada kondisi ekonomi nasional.
Menurut Pakar Marketing Yuswohady, konsumen cenderung mengurangi konsumsi dan lebih menaruh anggaran pos belanja mereka untuk dana darurat . Dana itu sebagai pegangan jika sewaktu-waktu ada kebutuhan mendesak. ( Baca juga:Tahun Depan Pandemi Belum Surut, Siapkan Dana Darurat yang Cukup )
"Dana darurat menjadi penyelamat untuk jaga-jaga jika sewaktu-waktu kehilangan pekerjaan karena krisis," ujar Yuswo di Jakarta, Selasa (5/1/2021).
Pandemi membuat kesadaran untuk menyiapkan dana darurat baik dalam bentuk investasi reksa dana, emas maupun tabungan meningkat. Terutama di kalangan milenial yang merupakan mayoritas angkatan kerja.
Selain itu, menurut Yuswo, dengan adanya pandemi, pembayaran secara cashless, cardless dan contactless menjadi prioritas ketika bertransaksi. Bahkan sebanyak 63,5% responden setuju jika layanan pembayaran contactless menjadi proritas ketika berbelanja.
"Pandemi membuat masyarakat mengurangi transaksi keuangan dengan uang tunai. Pandemi membuat masyarakat mengurangi transaksi keuangan dengan uang tunai," imbuh dia. ( Baca juga:Pramugari Cantik Tewas di Bak Mandi Hotel, Diduga usai Diperkosa Beramai-ramai )
Pilihan itu karena masih adanya kekhawatiran dari masyarakat akan potensi penyebaran virus melalui uang tunai. Pandemi membuat orang lebih sadar untuk menjaga higienitas.
Maka dari itu, ketika bertransaksi dengan uang tunai dan uang tersebut sudah berpindah dari satu orang ke orang lain hal ini kemudian yang membuat potensi penyebaran virus tidak dapat dikendalikan.
Menurut Pakar Marketing Yuswohady, konsumen cenderung mengurangi konsumsi dan lebih menaruh anggaran pos belanja mereka untuk dana darurat . Dana itu sebagai pegangan jika sewaktu-waktu ada kebutuhan mendesak. ( Baca juga:Tahun Depan Pandemi Belum Surut, Siapkan Dana Darurat yang Cukup )
"Dana darurat menjadi penyelamat untuk jaga-jaga jika sewaktu-waktu kehilangan pekerjaan karena krisis," ujar Yuswo di Jakarta, Selasa (5/1/2021).
Pandemi membuat kesadaran untuk menyiapkan dana darurat baik dalam bentuk investasi reksa dana, emas maupun tabungan meningkat. Terutama di kalangan milenial yang merupakan mayoritas angkatan kerja.
Selain itu, menurut Yuswo, dengan adanya pandemi, pembayaran secara cashless, cardless dan contactless menjadi prioritas ketika bertransaksi. Bahkan sebanyak 63,5% responden setuju jika layanan pembayaran contactless menjadi proritas ketika berbelanja.
"Pandemi membuat masyarakat mengurangi transaksi keuangan dengan uang tunai. Pandemi membuat masyarakat mengurangi transaksi keuangan dengan uang tunai," imbuh dia. ( Baca juga:Pramugari Cantik Tewas di Bak Mandi Hotel, Diduga usai Diperkosa Beramai-ramai )
Pilihan itu karena masih adanya kekhawatiran dari masyarakat akan potensi penyebaran virus melalui uang tunai. Pandemi membuat orang lebih sadar untuk menjaga higienitas.
Maka dari itu, ketika bertransaksi dengan uang tunai dan uang tersebut sudah berpindah dari satu orang ke orang lain hal ini kemudian yang membuat potensi penyebaran virus tidak dapat dikendalikan.
(uka)