Ini Trik Fintech Lebih Gercep Salurkan Pinjaman ke Masyarakat
loading...
A
A
A
JAKARTA - Analisa track record atau rekam jejak peminjam uang di perusahaan finansial teknologi (fintech) saat ini sudah jauh lebih terkini. Hal ini berkat penggunaan teknologi machine learning.
Chief Data Officer Kredivo Paramananda Setyawan mengatakan sebelumnya proses skoring kredit masih konservatif. Alhasil bila ada riwayat kredit calon debitur yang buruk akan berdampak pada hasil analisa.
“Setidaknya selama 1-2 tahun setelah proses kredit tersebut terjadi. Calon debitur akan membutuhkan waktu cukup lama untuk kembali memulihkan riwayat kredit dan memperoleh credit score yang baik," kata Paramananda di Jakarta, Rabu (6/1/2021).
Sehingga jika calon debitur mengalami gagal bayar pada 2 tahun yang lalu, masih akan dianggap sebagai profil yang berpotensi berisiko saat ini. Meskipun kondisi keuangannya telah meningkat pesat dalam 2 tahun terakhir tersebut.
"Namun, berbagai data alternatif yang digunakan dalam analisa skor kredit inovatif merupakan data real-time. Sehingga mampu menjadi solusi bagi mereka yang pernah mengalami gagal bayar," katanya.
Pihaknya sendiri mengadopsi machine learning menggunakan kombinasi data tradisional dan data alternatif. Ini memungkinkan untuk menganalisis skor kredit pengguna dengan metrik setaraf bank, dalam waktu yang lebih cepat dan efisien.
Alternatif ini dapat menjadi salah satu solusi untuk menjawab tantangan gap kredit di Indonesia. "Hingga kini, credit scoring Kredivo telah menilai kelayakan kredit lebih dari 500 ribu pengguna tiap bulannya serta mampu menyalurkan kredit bagi lebih dari 2 juta pengguna atau 25% dari basis pengguna kartu kredit saat ini. Lebih dari 60% dari total pengguna tersebut mendapatkan akses kredit pertamanya melalui Kredivo," katanya.
Inovasi skor kredit Kredivo bahkan telah mendapatkan pengakuan di industri melalui penobatan dari The Asian Banker Indonesia Awards dan IDC Digital Transformation Awards pada 2019 lalu. Selain itu, melalui kemampuan dan standarisasi manajemen risiko yang setaraf dengan bank, Kredivo juga mampu menunjukkan kredibilitasnya di industri keuangan, terbukti lewat keberhasilannya meraih sejumlah pendanaan lini kredit dari bank nasional dan perusahaan investasi global.
Bahkan di tengah kondisi ekonomi yang menantang saat ini, Kredivo masih tetap mampu menjaga metrik manajemen risiko setaraf mid-tier bank di Indonesia.
Chief Data Officer Kredivo Paramananda Setyawan mengatakan sebelumnya proses skoring kredit masih konservatif. Alhasil bila ada riwayat kredit calon debitur yang buruk akan berdampak pada hasil analisa.
“Setidaknya selama 1-2 tahun setelah proses kredit tersebut terjadi. Calon debitur akan membutuhkan waktu cukup lama untuk kembali memulihkan riwayat kredit dan memperoleh credit score yang baik," kata Paramananda di Jakarta, Rabu (6/1/2021).
Sehingga jika calon debitur mengalami gagal bayar pada 2 tahun yang lalu, masih akan dianggap sebagai profil yang berpotensi berisiko saat ini. Meskipun kondisi keuangannya telah meningkat pesat dalam 2 tahun terakhir tersebut.
"Namun, berbagai data alternatif yang digunakan dalam analisa skor kredit inovatif merupakan data real-time. Sehingga mampu menjadi solusi bagi mereka yang pernah mengalami gagal bayar," katanya.
Pihaknya sendiri mengadopsi machine learning menggunakan kombinasi data tradisional dan data alternatif. Ini memungkinkan untuk menganalisis skor kredit pengguna dengan metrik setaraf bank, dalam waktu yang lebih cepat dan efisien.
Alternatif ini dapat menjadi salah satu solusi untuk menjawab tantangan gap kredit di Indonesia. "Hingga kini, credit scoring Kredivo telah menilai kelayakan kredit lebih dari 500 ribu pengguna tiap bulannya serta mampu menyalurkan kredit bagi lebih dari 2 juta pengguna atau 25% dari basis pengguna kartu kredit saat ini. Lebih dari 60% dari total pengguna tersebut mendapatkan akses kredit pertamanya melalui Kredivo," katanya.
Inovasi skor kredit Kredivo bahkan telah mendapatkan pengakuan di industri melalui penobatan dari The Asian Banker Indonesia Awards dan IDC Digital Transformation Awards pada 2019 lalu. Selain itu, melalui kemampuan dan standarisasi manajemen risiko yang setaraf dengan bank, Kredivo juga mampu menunjukkan kredibilitasnya di industri keuangan, terbukti lewat keberhasilannya meraih sejumlah pendanaan lini kredit dari bank nasional dan perusahaan investasi global.
Bahkan di tengah kondisi ekonomi yang menantang saat ini, Kredivo masih tetap mampu menjaga metrik manajemen risiko setaraf mid-tier bank di Indonesia.
(her)