Viral Uang Simpanan Dimakan Rayap, Ini Saran dari LPS
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sebuah video viral di media sosial memperlihatkan tumpukan uang senilai total Rp15 juta rusak dan bolong-bolong akibat dimakan rayap. Uang itu ternyata disimpan lebih dari satu tahun oleh sang pemilik di bawah kasur.
Pemilik uang itu adalah bibi dari Citra Permatasari yang tinggal di Woimenda, Sulawesi Tenggara. Citra mengaku uang itu disimpan di bawah kasur, karena lokasi rumah bibinya jauh dari bank. Sedianya, sang bibi akan menggunakan uang itu untuk merenovasi rumah.
(Baca Juga: 14 Bulan Disimpan di Bawah Kasur Seorang Janda, Uang Rp15 Juta Hancur Dimakan Rayap)
Menanggapi video viral itu, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) pun buka suara. Sekretaris LPS Muhamad Yusron meminta kejadian itu menjadi pembelajaran bagi masyarakat agar menyimpan uangnya di bank.
"Apalagi uangnya cukup besar, yakni Rp15 juta, sebaiknya disimpan di bank. Sayang sekali uang yang tadinya akan digunakan untuk merenovasi rumah, kini dimakan rayap dan tidak bernilai lagi," tutur Yusron saat dihubungi media, Kamis (7/1/2021).
Yusron menjelaskan menabung uang di perbankan sangat aman, apalagi uangnya bisa diambil kapan saja. "Nabung di bank dijamin oleh kami LPS, dengan maksimal tabungan Rp2 miliar. Jadi kalau banknya bangkrut atau ditutup, kami yang akan jamin, pastinya lebih aman," tegas Yusron.
Meski bertempat tinggal jauh dari perbankan, Yusron berharap masyarakat tetap memilih untuk menabung uangnya di bank daripada menyimpan uang tersebut di rumah. Menyimpan uang di rumah menurutnya memiliki risiko yang banyak.
(Baca Juga: Sebanyak 344 Juta Rekening Sudah Dijamin LPS, Likuiditas Bank Stabil)
"Bisa dimakan rayap uangnya, seperti kejadian di Sulawesi Tenggara. Bisa juga kebakaran atau dicuri, jadi sangat riskan nabung di rumah," tutur Yusron.
Saat ini, lanjut dia, jumlah bank yang ada di Indonesia ialah 110 bank umum dan 1.700-an bank perkreditan rakyat (BPR). Seluruh bank yang beroperasi di wilayah Indonesia dijamin LPS sesuai syarat dan ketentuan yang berlaku.
"Jadi masyarakat bisa pilih bank-bank itu untuk menabung uangnya. Lebih baik jauh, tapi aman, dibanding menabung di rumah yang banyak risikonya," pungkas dia.
Pemilik uang itu adalah bibi dari Citra Permatasari yang tinggal di Woimenda, Sulawesi Tenggara. Citra mengaku uang itu disimpan di bawah kasur, karena lokasi rumah bibinya jauh dari bank. Sedianya, sang bibi akan menggunakan uang itu untuk merenovasi rumah.
(Baca Juga: 14 Bulan Disimpan di Bawah Kasur Seorang Janda, Uang Rp15 Juta Hancur Dimakan Rayap)
Menanggapi video viral itu, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) pun buka suara. Sekretaris LPS Muhamad Yusron meminta kejadian itu menjadi pembelajaran bagi masyarakat agar menyimpan uangnya di bank.
"Apalagi uangnya cukup besar, yakni Rp15 juta, sebaiknya disimpan di bank. Sayang sekali uang yang tadinya akan digunakan untuk merenovasi rumah, kini dimakan rayap dan tidak bernilai lagi," tutur Yusron saat dihubungi media, Kamis (7/1/2021).
Yusron menjelaskan menabung uang di perbankan sangat aman, apalagi uangnya bisa diambil kapan saja. "Nabung di bank dijamin oleh kami LPS, dengan maksimal tabungan Rp2 miliar. Jadi kalau banknya bangkrut atau ditutup, kami yang akan jamin, pastinya lebih aman," tegas Yusron.
Meski bertempat tinggal jauh dari perbankan, Yusron berharap masyarakat tetap memilih untuk menabung uangnya di bank daripada menyimpan uang tersebut di rumah. Menyimpan uang di rumah menurutnya memiliki risiko yang banyak.
(Baca Juga: Sebanyak 344 Juta Rekening Sudah Dijamin LPS, Likuiditas Bank Stabil)
"Bisa dimakan rayap uangnya, seperti kejadian di Sulawesi Tenggara. Bisa juga kebakaran atau dicuri, jadi sangat riskan nabung di rumah," tutur Yusron.
Saat ini, lanjut dia, jumlah bank yang ada di Indonesia ialah 110 bank umum dan 1.700-an bank perkreditan rakyat (BPR). Seluruh bank yang beroperasi di wilayah Indonesia dijamin LPS sesuai syarat dan ketentuan yang berlaku.
"Jadi masyarakat bisa pilih bank-bank itu untuk menabung uangnya. Lebih baik jauh, tapi aman, dibanding menabung di rumah yang banyak risikonya," pungkas dia.
(fai)