Harga Kedelai Impor di Pengrajin Tahu Tempe Ditetapkan Rp8.500 per Kg

Kamis, 07 Januari 2021 - 21:29 WIB
loading...
A A A
Mentan menambahkan agenda SOS menjadi agenda 100 hari. Kedua, agenda temporary yakni dalam 200 hari ke depan produktivitas lokal harus ditingkatkan. Ketiga, agenda panjang Indonesia bisa supply kebutuhan kedelai secara mandiri sehingga saat negara lain mengalami kendala tidak berimbas di dalam negeri.

(Baca juga:Harga Kedelai Melonjak Bikin Tahu Tempe Menghilang, Pedagang Beralih Jual Nugget Ayam)

“Masyarakat kita rata-rata pemakan tahu tempe. Jadi kedelai ini tidak boleh bersoal. Kita segera lakukan langkah konkret di lapangan sebagai upaya menstabilkan harga dulu. Mudah-mudahan harga stabil bukan hanya di Jakarta namun di Jawa, serta daerah lain juga,” terangnya.

Selain itu, SYL pun mendorong pengrajin tahu tempe untuk menggunakan kedelai lokal, pasalnya kualitas lebih bagus dibanding kedelai impor. Oleh karenanya, ia memfokuskan program tahun 2021 ini termasuk dalam peningkatan produksi kedelai.

(Baca juga:Ini Nih Ternyata Biang Kerok Melejitnya Harga Tahu Tempe)

“Kami siapkan pasokan kedelai kokal, produksi kita genjot. Kedelai kita pendek-pendek, manis dan disukai masyarakat sehingga ke depan dorong budidayanya. Sesuai arahan Presiden Jokowi, hal ini untuk penuhi kebutuhan pengrajin tahu tempe. Kita carikan jalan keluarnya agar harga tahu tempe dengan kedelai lokal harganya terjangkau,” tuturnya.

Sementara itu, Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementan, Agung Hendriadi mengatakan launching operasi pasar tersebut merupakan lanjutan dari upaya pengendalian harga dan pasokan yang dilakukan Kementan menggandeng Gapoktindo dan Akindo yang sudah dilakukan pada 5 Januari lalu.

“Pertemuan antara Gapoktindo dan Akindo sudah dilakukan untuk menyepakati langkah-langkah yang bisa dilakukan dalam menstabilkan harga,” ucap Agung.

Agung mengatakan berdasarkan kesepakatan tersebut, maka dalam 100 hari pasokan dan harga kedelai bisa stabil khususnya di Pulau Jawa. Berdasarkan surat edaran harga di pengrajin ditetapkan Rp8.500 per kg.

“Mekanisme distribusi dipotong untuk menekan harga distribusi sehingga nanti importir langsung ke pengrajin,” kata Agung.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1441 seconds (0.1#10.140)