China Kecele, Ekspor Batubara Australia Tetap Kuat di 2020

Jum'at, 15 Januari 2021 - 21:47 WIB
loading...
China Kecele, Ekspor Batubara Australia Tetap Kuat di 2020
Pelarangan oleh China tak berhasil membuat kinerja ekspor batu bara Australia terpukul di tahun 2020 lalu. Foto/Ilustrasi
A A A
CANBERRA - Meski batubara Australia tetap terlarang di China akibat ketegangan perdagangan kedua negara, ternyata hal itu hampir tidak memengaruhi ekspor keseluruhan dari terminal batubara terbesar Australia. Tak boleh memasuki China, produsen batubara Australia sukses menemukan pasar internasional lainnya.

China umumnya menyumbang 20% ekspor dari Pelabuhan Newcastle, dan ketika kapal batubara berhenti berangkat ke China pada November, hal itu meningkatkan prospek penurunan permintaan. Namun, angka ekspor secara keseluruhan untuk Desember ternyata hanya menunjukkan penurunan 3% dari tahun sebelumnya.

Sebanyak 14,9 juta ton batubara diekspor dari Pelabuhan Newcastke bulan lalu, senilai USD1,7 miliar, dibandingkan dengan 15,4 juta ton pada Desember 2019. Rory Simington, analis senior Wood Mackenzie, mengatakan bahwa pasar batubara internasional telah menyeimbangkan dirinya dengan sangat cepat dalam menghadapi perang dagang China-Australia.



Sebanyak lebih dari 50 kapal batubara Australia dilaporkan mengantre di pelabuhan China karena ditolak masuk untuk menurunkan kargo mereka. Tapi, ungkap Simington, akibat pelarangan tersebut, pasar baru justru telah terbuka untuk produsen batubara Australia. Ironisnya, hal itu merupakan dampak dari melonjaknya permintaan listrik di China untuk pemanas selama musim dingin di utara.

"Pasar batubara China berada dalam sedikit kekacauan saat ini karena ada musim dingin yang sangat dingin di sana dan harga batubara dalam negeri menjadi sangat tinggi," kata Simington seperti dikutip ABC News, Jumat (15/1/2021).

Menurutnya, China lantas beralih ke tempat lain untuk memperoleh batubara seperti Indonesia, Rusia, Afrika Selatan. Hal itu menaikkan harga batubara di negara-negara tersebut - yang kemudian memberikan peluang bagi batubara Australia di pasar lainnya.

"Jika China menaikkan harga batubara di Indonesia, itu berarti konsumen India melihat harga yang relatif jauh lebih tinggi untuk batubara Indonesia, lalu mereka berkata, 'kalau begitu kami akan ambil batubara dari Australia saja,'," ungkapnya.

Simington mengatakan, pesanan ekspor baru ke India, Pakistan, Turki dan bahkan Spanyol telah meredam kejutan bagi produsen batu bara Australia. Sementara, China memenuhi kebutuhan batubara domestiknya dengan batubara yang relatif lebih mahal dari negara-negara alternatif seperti Rusia, Indonesia dan Afrika Selatan.

Selain itu, pada akhir tahun 2020 China mencabut total kuota impornya sebagai tanggapan atas permintaan domestik yang kuat dan musim dingin yang sangat dingin.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1955 seconds (0.1#10.140)