Waspadalah...! Ini Enam Ancaman Serangan Siber Penjahat Digital Selama WFH

Jum'at, 29 Januari 2021 - 00:14 WIB
loading...
A A A
Pandemi Covid-19 mempercepat transisi TI perusahaan ke cloud, yang juga mempercepat perkembangan serangan siber perusahaan berbasis cloud. McAfee MVISION Cloud melihat adanya kenaikan sebanyak 50% dalam penggunaan cloud di perusahaan pada empat bulan pertama 2020.

Peningkatan tersebut sangat terlihat dilayanan kolaborasi seperti Microsoft O365 (123 persen), Cisco Webex (600 persen), Zoom (350 persen), Microsoft Teams (300 persen) dan Slack (200 persen)
McAfee menyaksikan lonjakan serangan pada akun cloud sebesar 630% secara keseluruhan di beberapa sektor seperti transportasi 1,350%, pendidikan 1,114%, pemerintahan 773%, manufaktur 679%, layanan keuangan 571%, serta energi dan utilitas 472%.

4. Penipuan Pembayaran Mobile Baru

Laporan Worldpay Global Payments 2020 menunjukkan bahwa 41% pembayaran saat ini dilakukan melalui perangkat mobile dan akan terus berkembang sampai 2023.
Allied Market Research mengungkap bahwa pasar pembayaran mobile global bernilai USD1,48 triliun di 2019 dan akan mencapai USD12.06 triliun di tahun 2027, dengan tingkat pertumbuhan tahunan mencapai 30,1% dari 2020 sampai 2027.

"Penjahat siber akan memanfaatkan situasi ini untuk menipu pengguna pembayaran mobile," jelasnya.

5. Qshing: Penyalahgunaan Kode QR di Era Covid

Kode QR kini telah banyak digunakan untuk membuat transaksi mobile menjadi lebih efisien, terlebih di era pandemi Covid-19.
MobileIron menemukan bahwa 86% responden memindai kode QR sepanjang tahun lalu dan lebih dari setengah atau 54% melaporkan peningkatan penggunaan kode tersebut sejak pandemi dimulai.

Lebih dari separuh atau sebanyak 58% berharap bahwa kode QR akan digunakan secara lebih luas di masa depan. MobileIron menemukan bahwa hanya 37% responden yang merasa bahwa mereka mampu membedakan kode QR berbahaya.

Kurang dari sepertiga, sekitar 31% yang menyadari bahwa kode QR dapat juga digunakan untuk melakukan pembayaran, mengikuti seseorang di media sosial (22%), atau membuat panggilan telepon (21%).

Hal ini dimanfaatkan oleh penjahat siber untuk menyerang pengguna dengan membawa mereka ke layar login dan informasi pembayaran yang kemudian disadap, serta untuk mengunduh program berbahaya ke perangkat pengguna.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1060 seconds (0.1#10.140)