Ekonomi Kuartal IV Diproyeksi Minus 2,5 Persen
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pertumbuhan ekonomi kuartal IV tahun 2020 diperkirakan terkontraksi di kisaran -2,50% (year on year/yoy) dari kuartal sebelumnya tercatat -3,49% yoy. Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan lertumbuhan konsumsi rumah tangga diperkirakan terkontraksi ke kisaran -2,6% yoy dari kuartal sebelumnya -4,0% yoy.
"Meskipun konsumsi masih terkontraksi pada 4Q20, namun tidak sedalam kontraksi pada 2Q20," kata Josua saat dihubungi SINDOnews di Jakarta, Jumat (5/2/2031). ( Baca juga:Realisasi Investasi Dipatok Rp900 Triliun )
Hal ini dipengaruhi oleh kebijakan PSBB transisi di berbagai daerah di Indonesia yang mendorong peningkatan pada pergerakan masyarakat, meskipun situasinya belum kembali ke level normal.
"Beberapa data yang mengindikasikan konsumsi rumah tangga menunjukkan perbaikan yang terbatas sepanjang kuartal IV tahun 2020 di mana laju pertumbuhan penjualan ritel pada periode Oktober-Desember 2020 tercatat terkontraksi -20,7%yoy dibandingkan laju penjualan ritel pada 4Q19 yang tercatat -0,5%yoy," katanya.
Sementara itu, meskipun trennya membaik, indeks kepercayaan konsumen pada periode kuartal keempat tercatat -23,6% yoy dari akhir kuartal sebelumnya yang tercatat -31,6% yoy. Selain itu, laju pertumbuhan nilai tukar petani pada kuartal keempat cenderung stabil dengan tercatat -0,11% yoy dari kuartal IV tahun 2019 yang tercatat 3,15% yoy.
Pertumbuhan penjualan mobil mengalami kontraksi -40% yoy dari kuartal IV tahun 2019 yang tercatat -6% yoy. Selain penjualan mobil yang mengalami pertumbuhan negatif, penjualan motor juga mengalami kontraksi -49,8% yoy dari kuartal IV tahun 2019 yang tercatat -5,6% yoy.
Pertumbuhan PMTB/Investasi pada kuartal keempat diperkirakan mengalami kontraksi di kisaran -4,6% yoy dari kuartal sebelumnya yang tercatat -6,5%, investasi bangunan dan non-bangunan cenderung masih terkontraksi. Hal tersebut terindikasi dari pertumbuhan penjualan semen yang terkontraksi -13,8%yoy
Pada kuartal IV tahun 2020, dari kuartal IV tahun 2019 yang tercatat 6,1%yoy. Kontraksi penjualan semen mengindikasikan investasi bangunan sepanjang periode Okt-Des 2020 masih mengalami mengalami perlambatan secara tahunan. Selain itu, investasi non-bangunan juga melambat terindikasi dari impor barang modal sepanjang 4Q20 tercatat terkontraksi -7,9% yoy dari kuartal IV tahun 2019 yang tercatat -7,9% yoy.
Konsumsi pemerintah diperkirakan cenderung tumbuh positif sekitar 12,9%yoy pada kuartal keempat , yang didorong oleh peningkatan realisasi belanja K/L serta penyerapan anggaran PEN dibandingkan kondisi pada kuartal kedua 2020 dan kuartal ketiga 2020. ( Baca juga:5 Klub yang Paling Sering Jadi Korban Ronaldo; Barcelona Rutin Dibikin Merana )
Surplus neraca perdagangan pada kuartal keempat yang meningkat dibandingkan kuartal sebelumnya mengindikasikan bahwa net ekspor pada komponen PDB di kuartal keempat diperkirakan cenderung meningkat dibandingkan net ekspor pada kuartal ketiga 2020, laju impor pada kuartal IV-2020 tercatat terkontraksi -15,6% yoy. Sementara ekspor tercatat terkontraksi -8,1%yoy.
" Jadi, secara keseluruhan, PDB pada FY20 diperkirakan berada di kisaran -2%yoy dengan faktor yang mendominasi kontraksi adalah konsumsi rumah tangga dan investasi. Penurunan aktivitas ekonomi akibat pandemi, mendorong penurunan produktivitas dari sisi produksi terutama sektor manufaktur, perdagangan dan konstruksi," bebernya.
"Meskipun konsumsi masih terkontraksi pada 4Q20, namun tidak sedalam kontraksi pada 2Q20," kata Josua saat dihubungi SINDOnews di Jakarta, Jumat (5/2/2031). ( Baca juga:Realisasi Investasi Dipatok Rp900 Triliun )
Hal ini dipengaruhi oleh kebijakan PSBB transisi di berbagai daerah di Indonesia yang mendorong peningkatan pada pergerakan masyarakat, meskipun situasinya belum kembali ke level normal.
"Beberapa data yang mengindikasikan konsumsi rumah tangga menunjukkan perbaikan yang terbatas sepanjang kuartal IV tahun 2020 di mana laju pertumbuhan penjualan ritel pada periode Oktober-Desember 2020 tercatat terkontraksi -20,7%yoy dibandingkan laju penjualan ritel pada 4Q19 yang tercatat -0,5%yoy," katanya.
Sementara itu, meskipun trennya membaik, indeks kepercayaan konsumen pada periode kuartal keempat tercatat -23,6% yoy dari akhir kuartal sebelumnya yang tercatat -31,6% yoy. Selain itu, laju pertumbuhan nilai tukar petani pada kuartal keempat cenderung stabil dengan tercatat -0,11% yoy dari kuartal IV tahun 2019 yang tercatat 3,15% yoy.
Pertumbuhan penjualan mobil mengalami kontraksi -40% yoy dari kuartal IV tahun 2019 yang tercatat -6% yoy. Selain penjualan mobil yang mengalami pertumbuhan negatif, penjualan motor juga mengalami kontraksi -49,8% yoy dari kuartal IV tahun 2019 yang tercatat -5,6% yoy.
Pertumbuhan PMTB/Investasi pada kuartal keempat diperkirakan mengalami kontraksi di kisaran -4,6% yoy dari kuartal sebelumnya yang tercatat -6,5%, investasi bangunan dan non-bangunan cenderung masih terkontraksi. Hal tersebut terindikasi dari pertumbuhan penjualan semen yang terkontraksi -13,8%yoy
Pada kuartal IV tahun 2020, dari kuartal IV tahun 2019 yang tercatat 6,1%yoy. Kontraksi penjualan semen mengindikasikan investasi bangunan sepanjang periode Okt-Des 2020 masih mengalami mengalami perlambatan secara tahunan. Selain itu, investasi non-bangunan juga melambat terindikasi dari impor barang modal sepanjang 4Q20 tercatat terkontraksi -7,9% yoy dari kuartal IV tahun 2019 yang tercatat -7,9% yoy.
Konsumsi pemerintah diperkirakan cenderung tumbuh positif sekitar 12,9%yoy pada kuartal keempat , yang didorong oleh peningkatan realisasi belanja K/L serta penyerapan anggaran PEN dibandingkan kondisi pada kuartal kedua 2020 dan kuartal ketiga 2020. ( Baca juga:5 Klub yang Paling Sering Jadi Korban Ronaldo; Barcelona Rutin Dibikin Merana )
Surplus neraca perdagangan pada kuartal keempat yang meningkat dibandingkan kuartal sebelumnya mengindikasikan bahwa net ekspor pada komponen PDB di kuartal keempat diperkirakan cenderung meningkat dibandingkan net ekspor pada kuartal ketiga 2020, laju impor pada kuartal IV-2020 tercatat terkontraksi -15,6% yoy. Sementara ekspor tercatat terkontraksi -8,1%yoy.
" Jadi, secara keseluruhan, PDB pada FY20 diperkirakan berada di kisaran -2%yoy dengan faktor yang mendominasi kontraksi adalah konsumsi rumah tangga dan investasi. Penurunan aktivitas ekonomi akibat pandemi, mendorong penurunan produktivitas dari sisi produksi terutama sektor manufaktur, perdagangan dan konstruksi," bebernya.
(uka)