Rektor Atma Jaya Kenang Prof. Firmanzah: Kami Dulu Sama-Sama Cari Kontrakan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sosok Prof. Firmanzah atau akrab disapa dengan Prof. Fizh meninggalkan banyak kenangan baik pada banyak orang. Salah satunya adalah Rektor Universitas Atma Jaya Agustinus Prasetyantoko.
Kepada MNC Portal Indonesia, dirinya bercerita sudah berkawan dengan almarhum sejak mereka berdua mendapat beasiswa penuh dari Pemerintah Perancis. Mereka akrab sejak menjalani persiapan kursus bahasa, mencari pembimbing, dan bersekolah di tempat yang sama.
"Kami dulu sama-sama cari kontrakan, dan pulang pergi ke kampus bareng. Suatu ketika persediaan bahan makanan menipis, kami berbagi bekal. Kami masak Indomie berdua," tutur ekonom yang akrab disapa Pras ini, saat dihubungi MNC Portal Indonesia hari ini (6/2) di Jakarta.
Dia mengakui kapasitas almarhum sebagai seorang pemimpin sejak muda. Berikutnya ketika semakin dewasa, Fizh adalah orang yang berpikir jauh atau visioner. "Dia juga sangat disiplin dan tertib dalam hidupnya. Tidak aneh-aneh, jalannya selalu lurus," imbuhnya. ( Baca juga:Ketua MWA UI Saleh Husin: Selamat Jalan Prof Firmanzah )
Pras mengatakan dirinya sangat kehilangan seorang sahabat yang memiliki visi dan ketekunan keras. "Mungkin dia terlalu keras dengan dirinya, sehingga fisiknya tidak mendukung," sebutnya jujur.
Baca Juga: Aplikasi Perlindungan Data Privasi Smartphone Berkedok Kalkulator
Ekonom Fakultas Ekonomi dan Bisnis UI (FEBUI) Toto Pranoto juga mengenal baik Prof. Firmanzah yang merupakan alumni FEUI angkatan 1994. Almarhum menjadi Dekan FEUI pada usia 32 tahun di periode 2009-2013. Saat ini juga masih menjabat sebagai Rektor Universitas Paramadina untuk periode kedua.
Baca Juga: 1,5 Miliar Smartphone Diprediksi Terjual di 2021
"Almarhum menjadi satu-satunya profesor yang dilahirkan UI saat masih sebagai BHMN dulu," kata Toto saat dihubungi MNC Portal Indonesia.
Dia menyanjung Fizh sebagai penulis buku yang produktif, terutama terkait marketing politics. Semasa menjabat dekan, almarhum sukses merintis jalan kolaborasi FEUI kerja sama dengan beberapa universitas papan atas dunia. Di antaranya membawa program studi Magister Manajemen UI menjadi bagian dari Global Network of Yale University. ( Baca juga:Inilah 10 Petarung UFC Berpenghasilan Terbanyak Tahun 2020 )
"Fizh juga cukup dikenal dekat dengan para mahasiswa semasa kepemimpinannya," tambahnya.
Pengamat ekonomi dari INDEF Bhima Yudhistira juga mengakui Fizh sebagai sosok yang santun dan penuh pemikiran menarik saat diajak diskusi. "Almarhum sosok yang humble. Dunia akademis maupun ekonomi kehilangan tokoh besar hari ini," kata Bhima.
Dia juga menyanjung Prof. Fizh sebagai all around academician yang berarti punya pandangan komprehensif soal berbagai aspek ekonomi. Dia bisa diskusi mulai soal fiskal, soal makro ekonomi juga sangat khatam. Tapi yang paling menonjol memang marketing politik.
"Bidang ini sudah dikembangkan oleh beliau jauh sebelum menjadi staff khusus era SBY," ceritanya.
Lihat Juga: Gali Ide Bisnis Kreatif, MNC Life Dukung Business Case Competition di Universitas Paramadina
Kepada MNC Portal Indonesia, dirinya bercerita sudah berkawan dengan almarhum sejak mereka berdua mendapat beasiswa penuh dari Pemerintah Perancis. Mereka akrab sejak menjalani persiapan kursus bahasa, mencari pembimbing, dan bersekolah di tempat yang sama.
"Kami dulu sama-sama cari kontrakan, dan pulang pergi ke kampus bareng. Suatu ketika persediaan bahan makanan menipis, kami berbagi bekal. Kami masak Indomie berdua," tutur ekonom yang akrab disapa Pras ini, saat dihubungi MNC Portal Indonesia hari ini (6/2) di Jakarta.
Dia mengakui kapasitas almarhum sebagai seorang pemimpin sejak muda. Berikutnya ketika semakin dewasa, Fizh adalah orang yang berpikir jauh atau visioner. "Dia juga sangat disiplin dan tertib dalam hidupnya. Tidak aneh-aneh, jalannya selalu lurus," imbuhnya. ( Baca juga:Ketua MWA UI Saleh Husin: Selamat Jalan Prof Firmanzah )
Pras mengatakan dirinya sangat kehilangan seorang sahabat yang memiliki visi dan ketekunan keras. "Mungkin dia terlalu keras dengan dirinya, sehingga fisiknya tidak mendukung," sebutnya jujur.
Baca Juga: Aplikasi Perlindungan Data Privasi Smartphone Berkedok Kalkulator
Ekonom Fakultas Ekonomi dan Bisnis UI (FEBUI) Toto Pranoto juga mengenal baik Prof. Firmanzah yang merupakan alumni FEUI angkatan 1994. Almarhum menjadi Dekan FEUI pada usia 32 tahun di periode 2009-2013. Saat ini juga masih menjabat sebagai Rektor Universitas Paramadina untuk periode kedua.
Baca Juga: 1,5 Miliar Smartphone Diprediksi Terjual di 2021
"Almarhum menjadi satu-satunya profesor yang dilahirkan UI saat masih sebagai BHMN dulu," kata Toto saat dihubungi MNC Portal Indonesia.
Dia menyanjung Fizh sebagai penulis buku yang produktif, terutama terkait marketing politics. Semasa menjabat dekan, almarhum sukses merintis jalan kolaborasi FEUI kerja sama dengan beberapa universitas papan atas dunia. Di antaranya membawa program studi Magister Manajemen UI menjadi bagian dari Global Network of Yale University. ( Baca juga:Inilah 10 Petarung UFC Berpenghasilan Terbanyak Tahun 2020 )
"Fizh juga cukup dikenal dekat dengan para mahasiswa semasa kepemimpinannya," tambahnya.
Pengamat ekonomi dari INDEF Bhima Yudhistira juga mengakui Fizh sebagai sosok yang santun dan penuh pemikiran menarik saat diajak diskusi. "Almarhum sosok yang humble. Dunia akademis maupun ekonomi kehilangan tokoh besar hari ini," kata Bhima.
Dia juga menyanjung Prof. Fizh sebagai all around academician yang berarti punya pandangan komprehensif soal berbagai aspek ekonomi. Dia bisa diskusi mulai soal fiskal, soal makro ekonomi juga sangat khatam. Tapi yang paling menonjol memang marketing politik.
"Bidang ini sudah dikembangkan oleh beliau jauh sebelum menjadi staff khusus era SBY," ceritanya.
Lihat Juga: Gali Ide Bisnis Kreatif, MNC Life Dukung Business Case Competition di Universitas Paramadina
(uka)