Penggunaan Ringgit Marak, Pemerintah Harus Perbaiki Infrastruktur di Perbatasan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Penggunaan mata uang Ringgit di daerah perbatasan kembali menjadi sorotan imbas dari penangkapan penangkapan Zaim Saidi, inisiator penggunaan Dinar-Dirham di Pasar Muamalah Depok. Pasalnya, penggunaan mata uang asal Malaysia di perbatasan Indonesia-Malaysia masih sering terjadi.
Melihat fenomena tersebut, Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra menuturkan, hal tersebut kemungkinan terjadi karena kebanyakan barang yang berada di perbatasan berasal dari Malaysia dan transaksi dilakukan dengan masyarakat dari Malaysia.
( )
"Sehingga (ringgit) (digunakan) untuk memudahkan menggunakan mata uang negara tersebut," ujar Ariston saat dihubungi MNC Portal Indonesia, Selasa (9/2/2021).
Namun, di sisi lain Bank Indonesia menyatakan bahwa pihaknya selama ini terus melakukan edukasi penggunaan rupiah di daerah terdepan terpencil dan terluar (3T), termasuk untuk daerah perbatasan.
Seperti menyebarkan informasi mengenai kewajiban penggunaan uang rupiah sebagai alat pembayaran yang sah. Kemudian, rupiah sebagai simbol kedaulatan negara dan ciri-ciri keaslian uang rupiah.
( )
Namun, Ariston menyebut Bank Indonesia juga harus bekerja sama dengan pemerintah untuk memperbaiki infrastruktur di perbatasan sehingga arus barang dari dalam negeri bisa sampai di perbatasan dalam jumlah memadai dan harga terjangkau. "Dengan demikian masyarakat di perbatasan tidak perlu banyak membeli barang dari negara tetangga," ucapnya.
Melihat fenomena tersebut, Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra menuturkan, hal tersebut kemungkinan terjadi karena kebanyakan barang yang berada di perbatasan berasal dari Malaysia dan transaksi dilakukan dengan masyarakat dari Malaysia.
( )
"Sehingga (ringgit) (digunakan) untuk memudahkan menggunakan mata uang negara tersebut," ujar Ariston saat dihubungi MNC Portal Indonesia, Selasa (9/2/2021).
Namun, di sisi lain Bank Indonesia menyatakan bahwa pihaknya selama ini terus melakukan edukasi penggunaan rupiah di daerah terdepan terpencil dan terluar (3T), termasuk untuk daerah perbatasan.
Seperti menyebarkan informasi mengenai kewajiban penggunaan uang rupiah sebagai alat pembayaran yang sah. Kemudian, rupiah sebagai simbol kedaulatan negara dan ciri-ciri keaslian uang rupiah.
( )
Namun, Ariston menyebut Bank Indonesia juga harus bekerja sama dengan pemerintah untuk memperbaiki infrastruktur di perbatasan sehingga arus barang dari dalam negeri bisa sampai di perbatasan dalam jumlah memadai dan harga terjangkau. "Dengan demikian masyarakat di perbatasan tidak perlu banyak membeli barang dari negara tetangga," ucapnya.
(ind)