Angka Backlog Perumahan di Indonesia Masih Tinggi Capai 11,4 Juta
loading...
A
A
A
JAKARTA - Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin menyebut angka kebutuhan rumah (backlog) dibandingkan ketersediaan di Indonesia masih sangat tinggi. Bahkan angka kebutuhan rumah untuk masyarakat juga terus bertambah setiap tahunnya.
Hal tersebut menyusul pertumbuhan penduduk juga yang terus mengalami peningkatan. Adapun saat ini, diperkirakan angka kebutuhan rumah berdasarkan kepemilikan mencapai 11,4 juta unit.
"Angka backlog atau kebutuhan perumahan dibandingkan dengan ketersediaan di Indonesia masih cukup tinggi. Seiring dengan pertumbuhan penduduk yang terus meningkat, kebutuhan terhadap rumah juga terus bertambah," ujarnya dalam acara Munas APERSI secara virtual, Selasa (9/2/2021).
Menurut Ma'ruf Amin, hal ini tentu menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah untuk bisa mengatasinya. Oleh karena itu, pemerintah menyiapkan beberapa langkah untuk bisa mengatasi hal tersebut.
Misalnya adalah dengan memberikan bantuan pembiayaan kepemilikan rumah. Ada berbagai macam skema bantuan pembiayaan untuk masyarakat dari mulai Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP), Subsidi Selisih Bunga (SSB), dan Bantuan Uang Muka.
Tak hanya dari sisi pembiayaan, pemerintah juga melakukan reformasi birokrasi dan perizinan. Tujuannya adalah untuk semakin mempermudah perizinan untuk pembangunan rumah subsidi kepada masyarakat.
"Ini merupakan tantangan bagi kita semua untuk segera mengatasinya. Pemerintah telah melakukan berbagai upaya diantaranya dengan memberikan bantuan pembiayaan kepemilikan rumah, reformasi perizinan, dan insentif fiskal," jelasnya.
Hal tersebut menyusul pertumbuhan penduduk juga yang terus mengalami peningkatan. Adapun saat ini, diperkirakan angka kebutuhan rumah berdasarkan kepemilikan mencapai 11,4 juta unit.
"Angka backlog atau kebutuhan perumahan dibandingkan dengan ketersediaan di Indonesia masih cukup tinggi. Seiring dengan pertumbuhan penduduk yang terus meningkat, kebutuhan terhadap rumah juga terus bertambah," ujarnya dalam acara Munas APERSI secara virtual, Selasa (9/2/2021).
Menurut Ma'ruf Amin, hal ini tentu menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah untuk bisa mengatasinya. Oleh karena itu, pemerintah menyiapkan beberapa langkah untuk bisa mengatasi hal tersebut.
Misalnya adalah dengan memberikan bantuan pembiayaan kepemilikan rumah. Ada berbagai macam skema bantuan pembiayaan untuk masyarakat dari mulai Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP), Subsidi Selisih Bunga (SSB), dan Bantuan Uang Muka.
Tak hanya dari sisi pembiayaan, pemerintah juga melakukan reformasi birokrasi dan perizinan. Tujuannya adalah untuk semakin mempermudah perizinan untuk pembangunan rumah subsidi kepada masyarakat.
"Ini merupakan tantangan bagi kita semua untuk segera mengatasinya. Pemerintah telah melakukan berbagai upaya diantaranya dengan memberikan bantuan pembiayaan kepemilikan rumah, reformasi perizinan, dan insentif fiskal," jelasnya.
(akr)