Ajinomoto Kurangi Pemakaian Plastik Hingga 9,5% di 2021
loading...
A
A
A
JAKARTA - Produsen bumbu masak PT Ajinomoto Indonesia melalui brand Sajiku berkomitmen mendukung pemerintah untuk mengurangi penggunaan plastik dengan mengurangi ketebalan kemasan, namun tetap menjaga kualitas isi produk. Pengurangan penggunaan plastik pada setiap kemasan produk Sajiku bumbu praktis siap pakai, termasuk varian terbaru.
(Baca Juga : Cuan! Saham MNC Bank Melesat 34,78% di Penutupan perdagangan Hari Ini )
Brand Manager Sajiku Endang Pamularsih mengatakan, ketebalan plastik yang digunakan untuk kemasan Sajiku yang awalnya 2,34 gram plastik per bungkus menjadi 2,12 gram plastik per bungkus. "Dengan begitu, Sajiku telah mengurangi sebanyak 9,5% plastik di setiap kemasan tersebut. Ketebalan plastik menjadi penting karena dengan menggunakan plastik yang lebih tipis, maka kami telah mengurangi konsumsi plastik di pabrik," jelasnya dalam keterangan tertulis Rabu (3/3/2021).
Kegiatan pengurangan penggunaan plastik ini dilakukan sejak Desember 2020, dan akan terus berlanjut ke tahun-tahun berikutnya. Selain itu, Sajiku telah melakukan penelitian tentang produk lain untuk mengurangi komposisi penggunaan plastik. Saat ini sedang dalam proses dan membutuhkan penelitian lebih lanjut, namun komitmen mereka untuk terus melakukan aktivitas ini untuk memperbaiki masalah lingkungan.
(Baca Juga : Begini Bunyi Mansurmology Soal Saham-Saham MNC Group )
Berdasarkan data dari Asosiasi Industri Plastik Indonesia (Inaplas) dan Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, sampah plastik di Indonesia mencapai 64 juta ton per tahun. Sebanyak 3,2 juta ton di antaranya merupakan sampah plastik yang dibuang ke laut. Berdasarkan data The World Bank 2018, sebanyak 87 kota di pesisir Indonesia memberikan kontribusi sampah ke laut diperkirakan sekitar 1,27 juta ton. Dengan komposisi sampah plastik mencapai 9 juta ton dan diperkirakan sekitar 3,2 juta ton adalah sedotan plastik.
(Baca Juga : Ketika Ustaz Yusuf Mansur Doakan Pemegang Saham MNCN & BCAP Dapat Pahala )
Direktur Pengelolaan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Novrizal Tahar mendorong peran aktif produsen dalam upaya mengurangi sampah melalui Peraturan Menteri Nomor 75 Tahun 2019 tentang peta jalan pengurangan sampah oleh produsen. “Tahun 2020 kemarin kan kita sudah melakukan desiminasi dan akhir tahun ini mereka menyampaikan laporan tentang roadmap tersebut. Dan Januari 2022 mereka akan mengimplementasikannya itu konsepnya,” ujarnya.
Novrizal juga mengapresiasi langkah yang dilakukan oleh Ajinomoto Indonesia. Dia mengatakan, itu sudah benar sesuai roadmap pemerintah. Pendekatan pengelolaan sampah seyogyanya dilakukan melalui pendekatan berbasis mengurangi (reduce), menggunakan kembali (reuse) dan mendaur ulang sampah (recycle). KLHK mengimbau industri makanan dan minuman lainnya untuk menjalankan Peraturan Menteri Nomor 75 Tahun 2019 tersebut dan meminta produsen menyampaikan peta jalan pengurangan sampah plastik secara berkala.
(Baca Juga : Cuan! Saham MNC Bank Melesat 34,78% di Penutupan perdagangan Hari Ini )
Brand Manager Sajiku Endang Pamularsih mengatakan, ketebalan plastik yang digunakan untuk kemasan Sajiku yang awalnya 2,34 gram plastik per bungkus menjadi 2,12 gram plastik per bungkus. "Dengan begitu, Sajiku telah mengurangi sebanyak 9,5% plastik di setiap kemasan tersebut. Ketebalan plastik menjadi penting karena dengan menggunakan plastik yang lebih tipis, maka kami telah mengurangi konsumsi plastik di pabrik," jelasnya dalam keterangan tertulis Rabu (3/3/2021).
Kegiatan pengurangan penggunaan plastik ini dilakukan sejak Desember 2020, dan akan terus berlanjut ke tahun-tahun berikutnya. Selain itu, Sajiku telah melakukan penelitian tentang produk lain untuk mengurangi komposisi penggunaan plastik. Saat ini sedang dalam proses dan membutuhkan penelitian lebih lanjut, namun komitmen mereka untuk terus melakukan aktivitas ini untuk memperbaiki masalah lingkungan.
(Baca Juga : Begini Bunyi Mansurmology Soal Saham-Saham MNC Group )
Berdasarkan data dari Asosiasi Industri Plastik Indonesia (Inaplas) dan Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, sampah plastik di Indonesia mencapai 64 juta ton per tahun. Sebanyak 3,2 juta ton di antaranya merupakan sampah plastik yang dibuang ke laut. Berdasarkan data The World Bank 2018, sebanyak 87 kota di pesisir Indonesia memberikan kontribusi sampah ke laut diperkirakan sekitar 1,27 juta ton. Dengan komposisi sampah plastik mencapai 9 juta ton dan diperkirakan sekitar 3,2 juta ton adalah sedotan plastik.
(Baca Juga : Ketika Ustaz Yusuf Mansur Doakan Pemegang Saham MNCN & BCAP Dapat Pahala )
Direktur Pengelolaan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Novrizal Tahar mendorong peran aktif produsen dalam upaya mengurangi sampah melalui Peraturan Menteri Nomor 75 Tahun 2019 tentang peta jalan pengurangan sampah oleh produsen. “Tahun 2020 kemarin kan kita sudah melakukan desiminasi dan akhir tahun ini mereka menyampaikan laporan tentang roadmap tersebut. Dan Januari 2022 mereka akan mengimplementasikannya itu konsepnya,” ujarnya.
Novrizal juga mengapresiasi langkah yang dilakukan oleh Ajinomoto Indonesia. Dia mengatakan, itu sudah benar sesuai roadmap pemerintah. Pendekatan pengelolaan sampah seyogyanya dilakukan melalui pendekatan berbasis mengurangi (reduce), menggunakan kembali (reuse) dan mendaur ulang sampah (recycle). KLHK mengimbau industri makanan dan minuman lainnya untuk menjalankan Peraturan Menteri Nomor 75 Tahun 2019 tersebut dan meminta produsen menyampaikan peta jalan pengurangan sampah plastik secara berkala.
(ton)