SDM Pengungkit Produktivitas Pertanian Terbesar

Selasa, 09 Maret 2021 - 21:19 WIB
loading...
SDM Pengungkit Produktivitas Pertanian Terbesar
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian Dedi Nursyamsi.
A A A
JAKARTA - Sumber daya manusia (SDM) merupakan pengungkit produktivitas pertanian terbesar. Bahkan SDM mengalahkan peran sarana dan prasarana serta inovasi teknologi pertanian.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian (Kementan) Dedi Nursyamsi menjelaskan pengungkit produktivitas pertanian ada tiga, yaitu sarana dan prasarana serta inovasi teknologi yang memberikan kontribusi peningkatan produktivitas pertanian sebesar 25%.

(Baca juga:Mantan Penyuluh Pertanian Dilantik Jadi PAW Anggota DPRD Luwu Utara)

Lalu, peraturan perundangan, dari perpres, peraturan menteri, peraturan gubernur/bupati, termasuk pemda, itu semua dapat mengungkit produktivitas dan memberikan kontribusi produktivitas sebesar 25%.

“Selanjutnya, SDM merupakan pengungkit peningkatan produktivitas pertanian terbesar yang mampu menyumbang 50%,” kata Dedi Nursyamsi.

(Baca juga:Penyuluh Pertanian tetap Dampingi Petani meski Darurat Bencana)

Dedi menambahkan, semua negara maju pasti memiliki pertanian dan petani yang maju. Untuk itu, sangat penting peran sumber daya manusia petani dalam produktivitas pertanian.

“Peran SDM yang memberikan kontribusi pengungkit produktivitas terbesar di sektor pertanian. Misalnya di Israel yang mampu mengekspor produk pertanian ke mancanegara. Petani Israel juga mampu mengubah gurun sahara menjadi (lahan) hijau. Sekali lagi, itu karena SDM-nya,” terang Dedi.

(Baca juga:Kementan Dorong Penyuluh Pertanian Terus Ikuti Pelatihan dan Pendidikan)

Program Komando Strategis Pembangunan Pertanian (Kostratani), sambung Dedi, selain menjadi garda terdepan pembangunan pertanian, juga bertujuan mengoptimalisasi tugas, fungsi, dan peran Balai Penyuluh Pertanian (BPP) sebagai pusat kegiatan pembangunan pertanian di tingkat kecamatan dengan menerapkan pertanian maju, mandiri, dan modern.

Kostratani juga mengutamakan pendekatan teknologi informasi (IT) dan mekanisasi pertanian serta menjalankan lima peran, yaitu pusat data dan informasi, pusat gerakan pembangunan pertanian, pusat pembelajaran, pusat konsultasi agribisnis, dan pusat pengembangan jejaring dan kemitraan.

(Baca juga:Penyuluh Pertanian harus Aktif Input dan Update Data Petani)

Dedi pun mengingatkan bahwa pembangunan pertanian nasional bukan hanya tanggung jawab pemerintah pusat, melainkan juga kewajiban pemerintah daerah yang memajukan BPP sebagai media kerja penyuluh pertanian dan insani pertanian lainnya.

BPP harus mampu menyediakan data dan informasi pertanian dan melaksanakan program utama Kementan yang tersambung dengan media koneksitas virtual, yakni sistem AWR (Agriculture War Room). BPP juga menjadi wadah pembelajaran melalui demonstration plot (demplot) sekolah lapang, menyediakan informasi/cara akses pasar, dan menyediakan jejaring kerja sama dengan mitra/stakeholders lainnya.

(Baca juga:Mentan Ajak Penyuluh Pertanian Paham Agroklimat Antisipasi La Nina)

Diketahui, BPPSDMP bersama Pusat Pendidikan Pertanian (Pusdiktan) menggelar Sosialisasi Kostratani di Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Cimaung, Kabupaten Bandung, Senin (8/3). Dedi Nursyamsi mengatakan, kegiatan ini dilakukan dalam rangka meningkatkan penguatan peran Komando Strategis Pembangunan Pertanian (Kostratani) sebagai pengungkit produktivitas pertanian.
(dar)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1809 seconds (0.1#10.140)