Mentan: Keberadaan Penyuluh Sangat Vital bagi Pembangunan Pertanian Indonesia

Senin, 05 April 2021 - 12:19 WIB
loading...
Mentan: Keberadaan Penyuluh Sangat Vital bagi Pembangunan Pertanian Indonesia
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo saat saat memberikan arahan kepada 9.514 penyuluh pertanian yang mengikuti pelatihan di Jakarta, Senin (5/4/2021).
A A A
JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) telah menetapkan arah kebijakan pembangunan pertanian, yaitu Pertanian Maju, Mandiri, dan Modern. Arah kebijakan ini menjadi pedoman untuk bertindak cerdas, tepat, dan cepat bagi jajaran Kementan.

Pedoman tersebut juga dimanfaatkan untuk mencapai kinerja yang lebih baik. Dengan mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki, memanfaatkan teknologi mutakhir, dan korporasi petani melalui optimalisasi Peran Penyuluhan dalam Pendampingan Program Swasembada Pangan di Tingkat Kostratani (BPP) dan Wilayah Kerja Penyuluh Pertanian (WKPP).

(Baca juga:Kementan Dukung IPDMIP Tingkatkan Kapasitas Penyuluh melalui Workshop)

Hal ini dikatakan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) saat memberikan arahan pada Coaching Penyuluh Pertanian yang dilaksanakan secara offline dan online, Senin (5/4/2021).

Sebanyak 9.514 orang penyuluh pertanian yang baru saja diangkat menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) mengikuti kegiatan ini secara tatap muka dan juga online.

(Baca juga:IPDMIP Dukung Kementan Capai Ketahanan Pangan)

Mentan SYL mengatakan, keberadaan penyuluh sangat vital. Khususnya dalam melakukan pembinaan kepada petani guna memastikan penerapan teknologi pertanian yang direkomendasikan, memfasilitasi penumbuhan dan pengembangan kelembagaan petani dan kelembagaan ekonomi petani.

Juga memfasilitasi pengembangan kemitraan dengan pelaku usaha, meningkatkan akses petani terhadap modal, prasarana dan sarana pertanian serta pasar.

(Baca juga:Upaya Jaga Harga Gabah, Ini yang Dilakukan Kementan)

Menurut Mentan, hal ini bermuara pada peningkatan produksi dan produktivitas, peningkatan kualitas dan kontinuitas produksi, dan usahatani yang berorientasi bisnis. Selain itu juga penguatan kelembagaan petani menjadi kelembagaan ekonomi menuju korporasi berbasis kawasan.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2092 seconds (0.1#10.140)