Jelang Lebaran, Bukalapak Catat Kenaikan Transaksi hingga Double Digit
loading...
A
A
A
JAKARTA - Jelang perayaan Lebaran, Bukalapak mencatat kenaikan transaksi hingga double digit di sepanjang bulan Ramadhan jika dibandingkan dengan momen yang sama tahun lalu. Meningkatnya tren transaksi ini dipicu dengan makin nyamannya masyarakat melakukan pola hidup new normal di masa pandemi Covid-19, salah satunya dengan menjadikan belanja online sebagai salah satu pilihan utama dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Kenaikan tercatat untuk transaksi di kategori perlengkapan ibadah, fashion pria, wanita, dan anak-anak, bahan-bahan makanan seperti beras, kurma, dan minuman instan. Minat beli masyarakat terhadap perlengkapan rumah tangga dan barang-barang hobi juga tercatat mengalami peningkatan sejak diberlakukannya himbauan belajar, bekerja, dan beribadah dari rumah.
Terlebih melalui program khusus yang digelar di bulan penuh hikmah ini, #BukaRejeki, Bukalapak memberikan berbagai penawaran menarik seperti gratis ongkir, Cashback, Flash Deal, dan diskon khusus barang-barang kebutuhan di bulan suci dan menjelang perayaan Lebaran. Selain itu, Bukalapak juga kembali meluncurkan fitur BukaZakat.
"Dengan kolaborasi Bukalapak bersama lembaga penyalur zakat terpercaya, yakni Baznas, Dompet Dhuafa, Rumah Zakat, Lazis Muhammadiyah, Lazis Nahdlatul Ulama/NU Care, dan Pusat Zakat Umat Persis, kami harapkan pengguna dapat membayar zakat dengan aman, praktis dan transparan. Pertumbuhan zakat di Bukalapak mencapai lebih dari 70%, dengan total penerimaan mencapai miliaran rupiah hingga hari ini," ujar CEO Bukalapak Rachmat Kaimuddin di Jakarta, Rabu (20/5/2020).
Di sisi lain, antusiasme masyarakat yang meningkat terhadap belanja online selama momentum Ramadan serta tren transaksi yang akan terus meningkat di Lebaran nanti tentunya harus diimbangi dengan kewaspadaan yang tinggi terhadap ancaman penipuan ataupun phishing, serta potensi kejahatan siber oleh para oknum yang tidak bertanggung jawab.
Studi dari tim Cybersecurity PricewaterhouseCoopers (PwC) mengungkapkan bahwa secara global, upaya phishing yang dilakukan oleh peretas naik hingga 3x lipat di masa pandemi dengan memanfaatkan rasa cemas pengguna sekaligus fokus kegiatan mereka di rumah menggunakan infrastruktur online yang rentan terhadap ancaman.
"Untuk mengantisipasi hal tersebut, Bukalapak menggunakan sistem perlindungan berlapis saat menerima, menyimpan, dan mengolah seluruh data pengguna. Namun, pentingnya partisipasi pengguna dalam menjaga keamanan data dan transaksi juga amat diperlukan," lanjut Rachmat.
(Baca Juga: Dijual di Dark Web, Bukalapak Tegaskan Data Konsumen Aman)
Hal ini juga diserukan oleh Rachmat yang mengimbau agar pembeli dapat lebih bijak dan waspada dalam melakukan transaksi online, mulai dari proses mencari barang yang diinginkan, berkomunikasi dengan Pelapak, hingga proses pembayaran.
"Pengguna bisa mulai dengan memperhatikan kredibilitas pelapak berdasarkan jumlah transaksi, rating, dan feedback yang didapat. Jika melanjutkan ke proses transaksi, harap mengikuti prosedur dalam sistem Bukalapak. Jangan pernah membagikan data pribadi seperti username, password, serta kode OTP ke siapapun, baik pelapak maupun pihak yang mengaku sebagai perwakilan Bukalapak," tegas Rachmat.
Hal lain yang tidak kalah pentingnya, lanjut ia, adalah mewaspadai tautan yang diberikan oleh siapapun. Pelaku penipuan dapat mencuri akses ke akun pengguna dengan mengirimkan link menuju situs yang menyerupai situs resmi sebuah perusahaan. Di sini, pengguna biasanya diminta untuk melakukan login sehingga kredensial mereka bisa langsung terbaca oleh pelaku.
Kenaikan tercatat untuk transaksi di kategori perlengkapan ibadah, fashion pria, wanita, dan anak-anak, bahan-bahan makanan seperti beras, kurma, dan minuman instan. Minat beli masyarakat terhadap perlengkapan rumah tangga dan barang-barang hobi juga tercatat mengalami peningkatan sejak diberlakukannya himbauan belajar, bekerja, dan beribadah dari rumah.
Terlebih melalui program khusus yang digelar di bulan penuh hikmah ini, #BukaRejeki, Bukalapak memberikan berbagai penawaran menarik seperti gratis ongkir, Cashback, Flash Deal, dan diskon khusus barang-barang kebutuhan di bulan suci dan menjelang perayaan Lebaran. Selain itu, Bukalapak juga kembali meluncurkan fitur BukaZakat.
"Dengan kolaborasi Bukalapak bersama lembaga penyalur zakat terpercaya, yakni Baznas, Dompet Dhuafa, Rumah Zakat, Lazis Muhammadiyah, Lazis Nahdlatul Ulama/NU Care, dan Pusat Zakat Umat Persis, kami harapkan pengguna dapat membayar zakat dengan aman, praktis dan transparan. Pertumbuhan zakat di Bukalapak mencapai lebih dari 70%, dengan total penerimaan mencapai miliaran rupiah hingga hari ini," ujar CEO Bukalapak Rachmat Kaimuddin di Jakarta, Rabu (20/5/2020).
Di sisi lain, antusiasme masyarakat yang meningkat terhadap belanja online selama momentum Ramadan serta tren transaksi yang akan terus meningkat di Lebaran nanti tentunya harus diimbangi dengan kewaspadaan yang tinggi terhadap ancaman penipuan ataupun phishing, serta potensi kejahatan siber oleh para oknum yang tidak bertanggung jawab.
Studi dari tim Cybersecurity PricewaterhouseCoopers (PwC) mengungkapkan bahwa secara global, upaya phishing yang dilakukan oleh peretas naik hingga 3x lipat di masa pandemi dengan memanfaatkan rasa cemas pengguna sekaligus fokus kegiatan mereka di rumah menggunakan infrastruktur online yang rentan terhadap ancaman.
"Untuk mengantisipasi hal tersebut, Bukalapak menggunakan sistem perlindungan berlapis saat menerima, menyimpan, dan mengolah seluruh data pengguna. Namun, pentingnya partisipasi pengguna dalam menjaga keamanan data dan transaksi juga amat diperlukan," lanjut Rachmat.
(Baca Juga: Dijual di Dark Web, Bukalapak Tegaskan Data Konsumen Aman)
Hal ini juga diserukan oleh Rachmat yang mengimbau agar pembeli dapat lebih bijak dan waspada dalam melakukan transaksi online, mulai dari proses mencari barang yang diinginkan, berkomunikasi dengan Pelapak, hingga proses pembayaran.
"Pengguna bisa mulai dengan memperhatikan kredibilitas pelapak berdasarkan jumlah transaksi, rating, dan feedback yang didapat. Jika melanjutkan ke proses transaksi, harap mengikuti prosedur dalam sistem Bukalapak. Jangan pernah membagikan data pribadi seperti username, password, serta kode OTP ke siapapun, baik pelapak maupun pihak yang mengaku sebagai perwakilan Bukalapak," tegas Rachmat.
Hal lain yang tidak kalah pentingnya, lanjut ia, adalah mewaspadai tautan yang diberikan oleh siapapun. Pelaku penipuan dapat mencuri akses ke akun pengguna dengan mengirimkan link menuju situs yang menyerupai situs resmi sebuah perusahaan. Di sini, pengguna biasanya diminta untuk melakukan login sehingga kredensial mereka bisa langsung terbaca oleh pelaku.
(fai)