Masyarakat Antusias Pakai Bahan Bakar Berkualitas
loading...
A
A
A
MAKASSAR - PT Pertamina MOR VII Sulawesi mencatat tren masyarakat menggunakan bahan bakar berkualitas (BBK) terus meningkat pascapemberlakuan program langit biru (PLB) di sejumlah kota besar di Pulau Sulawesi.
PLB merupakan program untuk mendorong kesadaran masyarakat menggunakan BBM ramah lingkungan. Tren peningkatan itu juga semakin diperkuat dengan dikeluarkannya promo spesial BBM jenis pertalite dengan harga setara premium di beberapa SPBU, khususnya di Kota Makassar.
Senior Supervisor Communication and Relations PT Pertamina (Persero) Regional Sulawesi, Taufiq Kurniawan mengatakan, merujuk data konsumsi minggu pertama di bulan April, penggunaan premium di sejumlah kota besar di Pulau Sulawesi mengalami penurunan. Sebaliknya, untuk penggunaan BBK trennya meningkat.
Dia mencontohkan, untuk Kota Makassar sebelum pemberlakuan PLB konsumsi premium menyentuh angka 70% dan BBK di angka 30%. Setelah pemberlakuan PLB , konsumsi premium jadi 10% saja dan BBK 90%. Dari jumlah tersebut rerata konsumsi harian 669 kiloliter (KL) sebelum PLB dan setelahnya menjadi 700 KL per harinya.
“Jadi setelah sekitar mungkin hampir tiga minggu pemberlakuan PLB di Makassar dan satu bulan pemberlakuan PLB di kota kabupaten di Sulawesi, itu dari data tersebut menunjukkan bahwa adanya antusiasme masyarakat untuk beralih ke bahan bakar berkualitas,” ujarnya, saat dihubungi, Rabu (7/4/2021).
Meski kenyataannya, Pertamina sendiri tidak pernah menarget, begitupun terhadap alasan dipilihnya kota/kabupaten tersebut berdasarkan instruksi dari pemkab dan juga proyek percontohan dari pemkab seperti misalnya Sulsel.
Makassar dipilih atas petunjuk dari Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah waktu itu. Lalu kemudian dilanjutkan atas persetujuan Wali Kota Makassar.
“Pemilihan daerah itu didasarkan pada dukungan pemerintah setempat, jadi tidak asal memilih kota penerapan PLB . Kita mungkin setelah ini atas persetujuan masing-masing pemerintah daerah pelan-pelan mungkin akan beralih ke kota/kabupaten lain, tetapi kita tidak sama sekali menarget berapa besaran premium yang tergeser. Sekali lagi karena kita masih melaksanakan amanat atau instruksi pemerintah pusat untuk menyalurkan premium sepanjang BBM bersubsidi tidak dicabut maka selama itu juga masih ada premium,” tegasnya.
Dia menuturkan, jika kemudian masyarakat seperti Makassar, Kendari, Manado, dan Gorontalo melalui pemdanya menghendaki penggunaan porsi BBM berkualitas yang lebih besar, maka sepanjang itu pula pihaknya akan mengikuti tren konsumen.
PLB merupakan program untuk mendorong kesadaran masyarakat menggunakan BBM ramah lingkungan. Tren peningkatan itu juga semakin diperkuat dengan dikeluarkannya promo spesial BBM jenis pertalite dengan harga setara premium di beberapa SPBU, khususnya di Kota Makassar.
Senior Supervisor Communication and Relations PT Pertamina (Persero) Regional Sulawesi, Taufiq Kurniawan mengatakan, merujuk data konsumsi minggu pertama di bulan April, penggunaan premium di sejumlah kota besar di Pulau Sulawesi mengalami penurunan. Sebaliknya, untuk penggunaan BBK trennya meningkat.
Dia mencontohkan, untuk Kota Makassar sebelum pemberlakuan PLB konsumsi premium menyentuh angka 70% dan BBK di angka 30%. Setelah pemberlakuan PLB , konsumsi premium jadi 10% saja dan BBK 90%. Dari jumlah tersebut rerata konsumsi harian 669 kiloliter (KL) sebelum PLB dan setelahnya menjadi 700 KL per harinya.
“Jadi setelah sekitar mungkin hampir tiga minggu pemberlakuan PLB di Makassar dan satu bulan pemberlakuan PLB di kota kabupaten di Sulawesi, itu dari data tersebut menunjukkan bahwa adanya antusiasme masyarakat untuk beralih ke bahan bakar berkualitas,” ujarnya, saat dihubungi, Rabu (7/4/2021).
Meski kenyataannya, Pertamina sendiri tidak pernah menarget, begitupun terhadap alasan dipilihnya kota/kabupaten tersebut berdasarkan instruksi dari pemkab dan juga proyek percontohan dari pemkab seperti misalnya Sulsel.
Makassar dipilih atas petunjuk dari Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah waktu itu. Lalu kemudian dilanjutkan atas persetujuan Wali Kota Makassar.
“Pemilihan daerah itu didasarkan pada dukungan pemerintah setempat, jadi tidak asal memilih kota penerapan PLB . Kita mungkin setelah ini atas persetujuan masing-masing pemerintah daerah pelan-pelan mungkin akan beralih ke kota/kabupaten lain, tetapi kita tidak sama sekali menarget berapa besaran premium yang tergeser. Sekali lagi karena kita masih melaksanakan amanat atau instruksi pemerintah pusat untuk menyalurkan premium sepanjang BBM bersubsidi tidak dicabut maka selama itu juga masih ada premium,” tegasnya.
Dia menuturkan, jika kemudian masyarakat seperti Makassar, Kendari, Manado, dan Gorontalo melalui pemdanya menghendaki penggunaan porsi BBM berkualitas yang lebih besar, maka sepanjang itu pula pihaknya akan mengikuti tren konsumen.