Waskita Karya Optimistis Kinerja Membaik Setelah Pandemi
loading...
A
A
A
BUSINESS LEADER
Direktur Utama PT Waskita Karya (Persero) Tbk
Destiawan Soewardjono
Pandemi virus korona ( Covid-19 ) berdampak terhadap seluruh sektor bisnis. Salah satu BUMN sektor konstruksi yang terdampak cukup dalam akibat pandemi ini yaitu PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT).
Berdasarkan laporan keuangan konsolidasian 31 Desember 2020, PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) mencatatkan kerugian bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp7,3 triliun. Hal ini utamanya disebabkan oleh peningkatan beban pinjaman dari investasi jalan tol, penurunan produktivitas proyek, serta beban operasi yang cukup besar akibat Pandemi Covid-19.
Meski demikian, Waskita Karya optimistis dapat mengembalikan kinerja di tahun 2021 seiring dengan program vaksinasi Covid-19 secara massal. Sedangkan segmen bisnis jasa konstruksi tetap menjadi andalan untuk meningkatkan profitablitas perusahaan.
Bagaimana strategi perusahaan dalam menghadapi situasi penuh tantangan ini? Berikut petikan wawancara Direktur Utama Waskita Karya Destiawan Soewardjono dengan KORAN SINDO di Jakarta, belum lama ini.
Bisa dijelaskan bagaimana kinerja perseroan pada tahun lalu?
Produktivitas Waskita pada tahun 2020, yang diukur dengan rasio order book burn rate to sales, hanya mencapai 24,6%. Capaian tersebut jauh lebih rendah dibandingkan tahun 2019 dimana rasio burn rate dapat mencapai 35%. Penurunan produktifitas secara langsung berdampak pada seluruh kinerja keuangan perusahaan.
Waskita juga mencatatkan beban operasi sebesar Rp19,87 triliun atau 123% dari capaian pendapatan usaha pada periode 2020. Hal tersebut disebabkan oleh kenaikan beban bahan baku dan beban overhead akibat pandemi, serta adanya beberapa klasifikasi ulang dalam pos laba rugi.
Seberapa besar pandemi memengaruhi kinerja Waskita?
Selama pandemi Covid-19, Waskita pun harus mengeluarkan biaya tambahan untuk implementasi protokol kesehatan di lingkungan kerja perusahaan.
Sepanjang tahun 2020 Waskita tercatat menanggung beban pinjaman mencapai Rp4,74 triliun atau meningkat 31% dibandingkan tahun 2019. Kenaikan tersebut disebabkan oleh bertambahnya jumlah ruas tol milik Waskita yang telah beroperasi.
Direktur Utama PT Waskita Karya (Persero) Tbk
Destiawan Soewardjono
Pandemi virus korona ( Covid-19 ) berdampak terhadap seluruh sektor bisnis. Salah satu BUMN sektor konstruksi yang terdampak cukup dalam akibat pandemi ini yaitu PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT).
Berdasarkan laporan keuangan konsolidasian 31 Desember 2020, PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) mencatatkan kerugian bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp7,3 triliun. Hal ini utamanya disebabkan oleh peningkatan beban pinjaman dari investasi jalan tol, penurunan produktivitas proyek, serta beban operasi yang cukup besar akibat Pandemi Covid-19.
Meski demikian, Waskita Karya optimistis dapat mengembalikan kinerja di tahun 2021 seiring dengan program vaksinasi Covid-19 secara massal. Sedangkan segmen bisnis jasa konstruksi tetap menjadi andalan untuk meningkatkan profitablitas perusahaan.
Bagaimana strategi perusahaan dalam menghadapi situasi penuh tantangan ini? Berikut petikan wawancara Direktur Utama Waskita Karya Destiawan Soewardjono dengan KORAN SINDO di Jakarta, belum lama ini.
Bisa dijelaskan bagaimana kinerja perseroan pada tahun lalu?
Produktivitas Waskita pada tahun 2020, yang diukur dengan rasio order book burn rate to sales, hanya mencapai 24,6%. Capaian tersebut jauh lebih rendah dibandingkan tahun 2019 dimana rasio burn rate dapat mencapai 35%. Penurunan produktifitas secara langsung berdampak pada seluruh kinerja keuangan perusahaan.
Waskita juga mencatatkan beban operasi sebesar Rp19,87 triliun atau 123% dari capaian pendapatan usaha pada periode 2020. Hal tersebut disebabkan oleh kenaikan beban bahan baku dan beban overhead akibat pandemi, serta adanya beberapa klasifikasi ulang dalam pos laba rugi.
Seberapa besar pandemi memengaruhi kinerja Waskita?
Selama pandemi Covid-19, Waskita pun harus mengeluarkan biaya tambahan untuk implementasi protokol kesehatan di lingkungan kerja perusahaan.
Sepanjang tahun 2020 Waskita tercatat menanggung beban pinjaman mencapai Rp4,74 triliun atau meningkat 31% dibandingkan tahun 2019. Kenaikan tersebut disebabkan oleh bertambahnya jumlah ruas tol milik Waskita yang telah beroperasi.