Perum Bulog Andil Topang Sulsel Jadi Penyangga Pangan Nasional
loading...
A
A
A
Kondisi ini semakin memperkuat Sulsel sebagai penyedian beras terbesar, karena bisa dikatakan masa panen tiada henti sepanjang tahun.
Pada beberapa kesempatan, Plt Gubernur Sulsel , Andi Sudirman Sulaiman mengatakan sebagai penyangga pangan nasional, Provinsi Sulsel menyuplai beras hingga ke 27 dari 34 provinsi di Indonesia.
“Sulawesi Selatan merupakan barometer pertumbuhan ekonomi Indonesia Timur. Salah satunya ketahanan pangan. Untuk itu, Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan terus menggenjot ketahanan pangan menjadi penopang untuk seluruh wilayah di Indonesia, bahkan mengekspor hingga ke luar negeri,” ujarnya.
Meski sekalipun pandemi, kata dia, bisa dipastikan tak ada kekurangan stok, utamanya beras karena masa panen yang terjadi sepanjang tahun.
Kondisi ini juga ditopang dengan hadirnya Bulog Divre Sulselbar yang senantiasa menyerap hasil panen petani dengan harga kompetitif, sehingga bisa dipastikan stok beras tetap ada di Bulog dan petani bisa meningkatkan kesejahteraannya.
Proses panen padi menggunakan mesin combine harvest di Kabupaten Jeneponto, Provinsi Sulsel, beberapa waktu yang lalu. Foto: SINDOnews/Muchtamir Zaide
Tak hanya itu saja, tugas Bulog yang hadir untuk mengendalikan pasokan dan stabilitasi harga untuk menjaga ketahanan pangan terus dilaksanakan dengan maksimal.
Kepala Divisi Regional Bulog Sulselbar , Eko Pranoto mengatakan, Bulog sudah berkomitmen mewujudkan sinergitas Bulog dan Komando Strategi Penggilingan (Kostraling) Kementerian Pertanian dalam melakukan penyerapan gabah panen sesuai target.
“Untuk saat ini Bulog Sulselbar sedang melakukan penyerapan beras dan gabah, dimulai dari bulan Maret dan Alhamdulillah sudah mencapai 125% sampai dengan bulan April ini. Artinya target kita ini sudah mencapai sekitar 125.000 ton dan itu terbesar Bulog-bulog yang ada di Indonesia. Kita terbesar untuk penyerapan berasnya,” katanya saat ditemui di ruang kerjanya, baru-baru ini.
Pada beberapa kesempatan, Plt Gubernur Sulsel , Andi Sudirman Sulaiman mengatakan sebagai penyangga pangan nasional, Provinsi Sulsel menyuplai beras hingga ke 27 dari 34 provinsi di Indonesia.
“Sulawesi Selatan merupakan barometer pertumbuhan ekonomi Indonesia Timur. Salah satunya ketahanan pangan. Untuk itu, Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan terus menggenjot ketahanan pangan menjadi penopang untuk seluruh wilayah di Indonesia, bahkan mengekspor hingga ke luar negeri,” ujarnya.
Meski sekalipun pandemi, kata dia, bisa dipastikan tak ada kekurangan stok, utamanya beras karena masa panen yang terjadi sepanjang tahun.
Kondisi ini juga ditopang dengan hadirnya Bulog Divre Sulselbar yang senantiasa menyerap hasil panen petani dengan harga kompetitif, sehingga bisa dipastikan stok beras tetap ada di Bulog dan petani bisa meningkatkan kesejahteraannya.
Proses panen padi menggunakan mesin combine harvest di Kabupaten Jeneponto, Provinsi Sulsel, beberapa waktu yang lalu. Foto: SINDOnews/Muchtamir Zaide
Tak hanya itu saja, tugas Bulog yang hadir untuk mengendalikan pasokan dan stabilitasi harga untuk menjaga ketahanan pangan terus dilaksanakan dengan maksimal.
Kepala Divisi Regional Bulog Sulselbar , Eko Pranoto mengatakan, Bulog sudah berkomitmen mewujudkan sinergitas Bulog dan Komando Strategi Penggilingan (Kostraling) Kementerian Pertanian dalam melakukan penyerapan gabah panen sesuai target.
“Untuk saat ini Bulog Sulselbar sedang melakukan penyerapan beras dan gabah, dimulai dari bulan Maret dan Alhamdulillah sudah mencapai 125% sampai dengan bulan April ini. Artinya target kita ini sudah mencapai sekitar 125.000 ton dan itu terbesar Bulog-bulog yang ada di Indonesia. Kita terbesar untuk penyerapan berasnya,” katanya saat ditemui di ruang kerjanya, baru-baru ini.