Dari Desa Membangun Ekonomi Indonesia

Selasa, 25 Mei 2021 - 06:32 WIB
loading...
A A A
Contohnya manfaat di masa depan?
Kalau kita mau jujur permasalahan TBC masih menjadi faktor utama kematian. Masih besar TBC dari Covid-19. Cuma enggak ada datanya. Di pemutakhiran data, (akan ada) warga berpenyakit kronis dan menahun berapa. Kalau ada data kan penanganannya sederhana. Puskesmas (tangani) itu selesai. Bupati (dalam penanganannya) jelas arahnya. Intervensi dari kementerian dan lembaga negara juga jelas.

Efek lain dari data yang selalu update?
Kalau 74.961 desa ini tertangani secara mikro, keberhasilan agregatif itu (berjenjang) kecamatan, kabupaten, provinsi, dan negara. (akan) Terjadi penurunan kemiskinan signifikan karena penanganannya fokus.

Akankah penggunaan desa jadi terarah?
Makanya, kita lagi genjot agar berbasis SDGs desa ini supaya perencanaan pembangunan desa tahun depan itu betul-betul berbasis data. Bukan imajinasi. Ketika sudah berbasis data, maka perdebatannya data bukan keinginan.

Memang selama ini seperti apa?
Dalam rencana pembangunan desa (musdes), ada tokoh marah-marah karena jalan di depan rumahnya belum dibangun. Padahal itu jalan buntu. Ketika bicara akses ekonomi itu enggak penting. Sementara itu, dana desa itu fokusnya dua hal, yakni peningkatan ekonomi dan SDM. Pertumbuhan ekonomi itu (bentuknya) infrastruktur produktif. Itu bicaranya bangun jalan dan irigasi. Jalan ke ladang dan jalan ke akses kabupaten untuk mempermudahkan mobilitas hasill pertanian. Irigasi supaya tidak banjir. Kalau hujan tersalurkan dengan bagus.

Apa hambatan pemutakhiran data ini?
Yang paling susah dalam hal data itu dua hal. Pertama, mengumpulkan dan memperbaharui. Ini yang mulai sekarang tak ingatkan semua. Jadi kepala desa dan pendamping desa tolong dipikirkan bagaimana perbaharui data ini karena enggak mungkin tahunan (tapi harus) Mingguan. Nanti saya akan minta secara resmi kepada desa, setelah data termutakhirkan agar data tidak sia-sia, harus ada satu personel di desa yang khusus day to day memantau data. Kedua, update. Valid itu mudah. Hampir semua data kita (valid), tapi update-nya yang tidak. Jadi tidak valid.

Hanya kemiskinan yang akan turun karena data ini?
Saya bilang sama bupati, kalau sampean nanti memanfaatkan pemutakhiran data ini secara serius: satu periode akan mempunyai prestasi yang luar biasa. Utamanya, penurunan kemiskinan, stunting, dan peningkatan SDM.

Berapa pemutakhiran data ini?
Praktek yang sudah ada, dua minggu (per desa) selesai.

Target rampung secara nasional?
Kita tekan 30 Mei (ini) meskipun kita tahu enggak mungkin. Akan tetapi banyak sudah. Maka, kita siapkan piagam penghargaan untuk desa yang sudah selesai pada 30 Mei. Nanti kita sampaikan lagi yang selesai Juli. Ini level dua. Yang 30 Mei ini itu desa utama dalam penyelesaian pemutakhiran data. Kita genjot sampai pembahasan rencana kerja pembangunan desa (RKPD) 2022 sudah mayoritas berbasis data. Saya yakin 74.961 desa selesai Juli.

Bisakah mendorong kebangkitan desa?
Hampir pasti. Karena apa? Sudah terukur. Kita ngomong itu sudah punya tolak ukur. Paling mendasar itu hasil BPS, misalnya pengangguran di desa lebih rendah daripada kota. Ini juga dampak berbagai kebijakan pemerintah yang menukik ke desa, termasuk BLT, padat karya tunai.

Dimana peran BUMDes?
BUMdes (sekarang) berbadan hukum. Ini pemicu (kebangkitan ekonomi), makanya kita genjot terus. Banyak BUMDes yang berhasil menaikkan omzet karena sudah bersinergi dengan berbagai perusahaan. Utamanya di daerah-daerah perkebunan sawit.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1186 seconds (0.1#10.140)