PLN Makin Nyentrum Saat Pandemi, Laba Bersih Menanjak 38,6%

Senin, 24 Mei 2021 - 22:44 WIB
loading...
PLN Makin Nyentrum Saat Pandemi, Laba Bersih Menanjak 38,6%
PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN mencatatkan kinerja kinclong saat pandemi, dimana Laba bersih tahun 2020 naik 38,6% dibandingkan tahun sebelumnya. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN mencatatkan kinerja kinclong saat pandemi, dimana laba bersih tahun 2020 naik 38,6% dibandingkan tahun sebelumnya. Pada tahun 2020, PLN berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 5,9 Triliun.



Posisi ini naik Rp 1,6 Triliun dibandingkan perolehan laba bersih tahun 2019 sebesar Rp4,3 Triliun. Nilai ini tercatat dalam laporan keuangan tahun 2020 yang sudah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Tanudiredja, Wibisana, Rintis & Rekan (PwC Indonesia) dengan opini tanpa modifikasian.

"Kinerja keuangan PLN meningkat signifikan di tengah masa pemulihan ekonomi akibat pandemi Covid-19. Laba bersih tahun 2020 naik 38,6 persen dibandingkan tahun sebelumnya," ujar Direktur Utama PLN, Zulkifli Zaini, Senin (24/5/2021).

Secara agregat, laba bersih PLN tahun lalu sebesar Rp 13,6 triliun. Zulkifli menyebut, apabila tidak mempertimbangkan pencatatan unrealized loss selisih kurs sebesar Rp7,7 triliun, serta tambahan pengakuan pendapatan dari penyambungan pelanggan senilai Rp 5,9 triliun.

"Jika pencatatan dilakukan sama seperti tahun 2019 yang belum menerapkan PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) 72," katanya.

Perseroan menilai, program transformasi yang digelar pada tahun lalu telah memperkuat daya tahan PLN di situasi pandemi dan mendorong kinerja keuangannya. Bahkan, sebagian besar bisnis tengah menghadapi pandemi yang juga menyebabkan perekonomian nasional menurun, PLN membukukan pendapatan usaha sebesar Rp345,4 triliun.

Dari jumlah tersebut, pendapatan penjualan tenaga listrik mencapai Rp274,9 triliun, termasuk di dalamnya subsidi stimulus Covid-19 sebesar Rp13,8 triliun. Selain itu terdapat pendapatan subsidi sebesar Rp48,0 triliun yang menjangkau 37 juta pelanggan dan kompensasi Rp17,9 triliun untuk 42 juta pelanggan.

“Pencapaian ini merupakan hasil dari Transformasi PLN, yang berfokus pada peningkatan pendapatan dan menurunkan biaya pokok penyediaan, serta peningkatan layanan. Korporasi beralih dari strategi supply driven ke demand driven, inovasi-inovasi menciptakan kebutuhan dari pelanggan baru dan eksisting, dan digitalisasi untuk menekan Biaya Pokok Penyediaan (BPP) Listrik,” katanya.



PLN dinilai bisa beradaptasi dengan tantangan untuk menambah revenue perusahaan sekaligus mendukung perkembangan dunia industri melalui akuisisi captive power di industri, elektrifikasi sektor agrikultur dan perikanan, serta migrasi ke kompor listrik atau electrifying lifestyle.

Saat ini, perusahaan tengah mengembangkan lini usaha di luar kelistrikan dan melakukan optimalisasi aset PLN. Misalnya, membangun layanan internet dan infrastruktur kendaraan listrik dan layanan Super Apps PLN Mobile. Super Apps PLN Mobile ini dipandang mampu mengintegrasikan layanan perusahaan yang tadinya belum masih terpisah-pisah.

“Di sisi pengelolaan keuangan, PLN juga membangun Cash War Room yang dikelola secara prudent dan di monitor on daily basis management information system yang terintegrasi, dan sistem pengadaan yang sebagian besar terdigitalisasi,” tutur dia.

Di sisi lain, sepanjang 2020, PLN juga menurunkan beban usaha. Semula beban usaha sebesar Rp315,4 triliun di 2019, menjadi sebesar Rp301,0 triliun pada 2020. Artinya, ada pengurangan sebesar Rp14,4 triliun pada beban usahanya.
(akr)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0973 seconds (0.1#10.140)