Nasib Garuda ke Depannya: Terus Dipelihara atau Masuk Liang Kubur

Minggu, 30 Mei 2021 - 15:21 WIB
loading...
Nasib Garuda ke Depannya:...
Foto/Ilustrasi/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Yenny Wahid akhirnya tak tak tahan juga untuk tak bersuara mengenai kondisi Garuda Indonesia , perseroan tempat dia duduk sebagai komisaris independen sejak Januari tahun lalu. Maklum sederet pertanyaan kerap diajukan kepada putri mendiang alm Gusdur itu mengenai kondisi maskapai penerbangan milik pemerintah.

"Banyak yg tanya soal Garuda. Saat ini kami sedang berjuang keras agar Garuda tdk dipailitkan. Problem warisan Garuda besar sekali, mulai dari kasus korupsi sampai biaya yang tdk efisien. Namun Garuda adalah national flag carrier kita. Harus diselamatkan. Mhn support & doanya, " tulis Yenny di akun Twitternya, Sabtu (29/5).

Pernyataan Yenny tadi memang tak melenceng. Garuda memang diwarisi utang segede gaban sejak tahun 1998, tiga belas tahun sebelum maskapai ini melantai di bursa saham (IPO). Saat itu, utang Garuda mencapai Rp4,6 triliun. Utang itu terdiri dari mata uang rupiah sebesar Rp825 miliar dan dolar senilai 377 juta (kurs saat itu Rp10.000).

"Utang itu dari pembelian pesawat melalui lembaga keuangan internasional atau lessor dalam bentuk dolar. Pesawat-pesawat yang dibeli itu di antaranya Boeing 737 classic, Boeing 735, 733, dan 734. Semua pesawat itu mulai banyak datang sejak saat itu," timpal Arista Amtadjati, pengamat penerbangan, kepada Sindonews, Minggu (30/5/2021).

Baca juga:Karyawan Garuda Indonesia Diminta Pensiun Dini, Begini Skema Pembayaran Gajinya

Tak sampai di situ, menurut Arista, utang Garuda juga terus bertambah karena perseoran mulau berani membeli pesawat dengan skema mencicil dalam bentuk dolar karena bisa ditalangi lembaga keuangan dunia. Langkah itu juga dilakukan untuk membeli mesin-mesin pesawat.

Plus, sejak Orde Baru berakhir, pemerintah tak lagi berkenan memberikan bantuan kepada Garuda dalam bentuk uang. Garuda diberikan bantuan berupa letter goverment guarantee belaka.

"Garuda mulai berpetualang ngutang dan nyicil untuk pengembangan armadanya hingga saat ini. Konyolnya, ekspansi pengembangan dilakukan ugal-ugalan, tidak sesuai dengan ratio cash in flow yang didapat," tegas Arista.

Tak pelak, utang Garuda terus bertambah terus hingga saat ini mencapai Rp70 triliun. Pemerintah pun gerah dengan kondisi utang yang menindih Garuda. Meski akhirnya memilih opsi menyelamatkannya dengan restrukturisasi, namun pemerintah lewat Kementerian BUMN juga memunculkan opsi untuk melikuidasi atau menutup Garuda.

Bukan tak mungkin, opsi itu juga akan ditempuh jika restrukturisasi dianggap tak mampu melepaskan belitan utang di Garuda. Pasalnya, opsi Garuda yang ketiga adalah membiarkan maskapai itu melakukan restrukturisasi, tapi di saat yang bersamaan mulai mendirikan perusahaan maskapai domestik yang baru untuk mengambil alih sebagaian besar rute Garuda.
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Garuda Indonesia Angkut...
Garuda Indonesia Angkut 81.000 Penumpang di Puncak Arus Mudik Lebaran
Viral! Penumpang Garuda...
Viral! Penumpang Garuda Indonesia Asyik Ngevape di Dalam Pesawat
Beban Usaha Naik, Garuda...
Beban Usaha Naik, Garuda Indonesia Catat Rugi Rp1,15 Triliun di 2024
Profil Iskandar, CEO...
Profil Iskandar, CEO Indonesia Airlines Kelahiran Aceh
Garuda dan Citilink...
Garuda dan Citilink Turunkan Harga Tiket Pesawat 14%, Catat Tanggal Berlakunya
Revenue Naik Tahun Lalu,...
Revenue Naik Tahun Lalu, Ini Strategi dan Fokus GDPS di 2025
5 Bandara Paling Sibuk...
5 Bandara Paling Sibuk di Indonesia 2024, Nomor 1 Layani 54,8 Juta Penumpang
Garuda Indonesia Masuk...
Garuda Indonesia Masuk 25 Maskapai Terbaik di Dunia Tahun 2025
Gelar Travel Fair 2025,...
Gelar Travel Fair 2025, Garuda Indonesia Tawarkan Beragam Promo Tiket Umrah
Rekomendasi
Salat Idulfitri di Lapangan...
Salat Idulfitri di Lapangan Pancasila Simpang Lima Diperkirakan Diikuti 30.000 Jemaah
Kabar Duka, Ketua DPP...
Kabar Duka, Ketua DPP PDIP Nusyirwan Soejono Meninggal Dunia
Dompet Dhuafa Kirim...
Dompet Dhuafa Kirim Bantuan Kemanusiaan untuk Penyintas Gempa di Myanmar
Berita Terkini
SIG Berhasil Tekan Beban...
SIG Berhasil Tekan Beban Pokok Pendapatan 0,8% Jadi Rp28,26 Triliun
18 menit yang lalu
Program Mudik Bersama...
Program Mudik Bersama BUMN, BRI Life dan BRI Kolaborasi Beri Perlindungan Asuransi
59 menit yang lalu
BSI Ingatkan Nasabah...
BSI Ingatkan Nasabah Waspada Penipuan Bermodus Social Engineering
1 jam yang lalu
Mentan Amran: Operasi...
Mentan Amran: Operasi Pasar Pangan Murah AgriPost Stabilkan Harga Pangan
1 jam yang lalu
Kemnaker Terima 1.322...
Kemnaker Terima 1.322 Aduan THR yang Belum Dibayar
3 jam yang lalu
Menhub: One Way Nasional...
Menhub: One Way Nasional Arus Mudik Lebaran Resmi Ditutup
4 jam yang lalu
Infografis
Prancis Kerahkan Pesawat...
Prancis Kerahkan Pesawat Bersenjata Nuklir ke Perbatasan Jerman
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved