Budi Daya Bunga Kuliner, Bisa Kantongi Omzet Puluhan Juta

Senin, 31 Mei 2021 - 07:21 WIB
loading...
A A A
"Jadi memang dengan penggunaan hidroponik ini kita bisa benar-benar kontrol nutrisinya, dengan begitu biasanya bunga-bunga yang dihasilkan oleh mereka itu sangat mirip atau sama dengan dari negara asal mereka sendiri karena semua nutrisinya terpenuhi dengan baik," sambungnya.

Dia menyebut hama dan penyakit menjadi tantangan yang dihadapi selama membudidayakan edible flower, karena edible harus bebas racun sekaligus komitmen ke konsumen. Dia menghindari penggunaan pestisida karena jika menggunakan pestisida harus menunggu sekitar dua minggu untuk menghilangkan efeknya, sementara panen edible flower dilakukan setiap hari.

"Bagaimana caranya nanganin hama? itu benar-benar dari tenaga kerja, pekerja di sini benar-benar tiap hari kita mengecek di sini apakah ada hama atau tidak, untuk pencegahan sekali pun ada langsung disingkirkan supaya tidak menularkan yang lain. Jadi memang benar-benar di cek satu per satu," ujarnya.

Untuk memulai budidaya edible flower dengan sistem hidroponik, maka diharuskan memiliki satu sistem hidroponik, dengan contoh sistem NFT yang dimodifikasi memakai talang air. Dengan sistem NFT yang hanya berukuran 1,5 sampai 2 meter diperlukan modal kisaran Rp3-5 juta.

Baca juga:Presiden PKS Kritik Para Buzzer yang Usung Narasi Perpecahan

"Sebenarnya itu kita bisa sudah bisa mulai usaha, karena dari sistem yang mungkin cuma sebesar satu setengah meter aja dalam waktu dua bulan itu tanaman-tanaman yang ditanam di sistem itu sebenarnya sudah menghasilkan, mulai dari puluhan kuntum bunga setiap hari sampai nanti kalau sudah masuk bulan ketiga itu sudah bisa di atas 200 kuntum setiap harinya. Kalau dengan harga jual saya di angka biasanya saya jual sekuntumnya Rp1.500," tuturnya.

Mengenai omzet edible flower, dengan memiliki enam bagian hidroponik untuk menanam, mulai dari rooftop hingga balkon, sebelum pandemi Covid-19 dirinya mengaku bisa mengantongi omzet di kisaran Rp80-90 juta.

"Begitu restoran dan hotel tutup, kita dapat yang dari rumahan. Alhamdulillah sekitar tiga bulan terakhir sudah mulai normal, mungkin di angka Rp60 jutaan per bulan sekarang," katanya.
(uka)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1492 seconds (0.1#10.140)