KSP Moeldoko Akui Kemampuan AWR Kementan Jangkau Kecamatan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pusat data Agriculture War Room (AWR) milik Kementerian Pertanian (Kement an) diakui Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko untuk menjawab tantangan industri 4.0. Bagi Kementan, teknologi ini bisa untuk melakukan koordinasi dengan lebih dari 5.733 Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) di seluruh Indonesia selaku Komando Strategis Pembangunan Pertanian (KostraTani).
“Saya kagum dan bangga pada AWR Kementan dan BPP Kostratani yang memanfaatkan teknologi digital. Teknologi ini bisa untuk meningkatkan koordinasi dengan petani dan penyuluh bagi peningkatan produktivitas pertanian,” kata KSP Moeldoko saat audiensi dengan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo di Jakarta, Kamis (1/7/2021). Dalam kesempatan tersebut, Mentan didampingi Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi.
(Baca juga:Kementan Dukung Peningkatan SDM Pertanian melalui Pelatihan)
Moeldoko yang juga Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) menilai AWR dan KostraTani merupakan teknologi tepat sasaran. AWR juga solusi masa kini bagi pengendalian persoalan lapangan dan meningkatkan koordinasi pusat dengan daerah.
“AWR betul-betul war room atau ruang operasi yang bisa mengendalikan persoalan lapangan, merespon keluhan dan sekaligus solusi cepat,” kata Panglima TNI periode 30 Agustus 2013 hingga 8 Juli 2015 ini.
(Baca juga:Tangkal Pandemi, Kementan Perkuat Pelatihan Pertanian via Daring)
Moeldoko mengingatkan para petani dan penyuluh memberi masukan secara intensif ke pusat, terhadap jalannya proses pembangunan pertanian di seluruh Indonesia. Pasalnya, hal itu penting untuk dan meningkatkan kesejahteraan petani dan kapasitas penyuluh.
“Persoalan pupuk, benih dan lain-lain saya kira harus kritis juga. Jangan ragu untuk menyampaikan pendapat, karena kalau Kostratani atau AWR tidak dapat laporan, tidak akan tahu apa yang harus diperbaiki. Saya minta teman-teman penyuluh semangat untuk perjuangkan kehidupan petani agar lebih sejahtera,” katanya.
(Baca juga:Banyak Dampak Negatif, Kementan Usul Wacana Revisi PP 109 Dipertimbangkan Lagi)
Mentan Syahrul memaparkan tentang inovasi berupa aplikasi Peta Potensi Komoditas Ekspor Pertanian Indonesia/Indonesia Maps of Agricultural Commodities Export (IMACE) yang mempertemukan para pelaku usaha agribisnis dengan petani di sentra komoditas unggulan.
Moeldoko menyatakan dukungan pada semua upaya yang dilakukan jajaran Kementan, bagi penumbuhkembangan seluruh potensi pertanian bagi ketahanan pangan dan kesejahteraan petani.
“Kita memang harus mengenal konsumen dan produsen, sehingga kita bisa menjadi jembatan. Misalnya, banyak petani yang memproduksi produk berkualitas tapi kesulitan menjualnya. Begitu pula dengan konsumen, banyak yang mencari produk berkualitas tapi tidak tahu di mana. Nah itulah fungsi kita,” kata Moeldoko.
Sementara Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi menambahkan bahwa AWR juga digunakan untuk mengomunikasikan program-program Kementan kepada penyuluh dan petani, termasuk jadwal rutin Mentan Syahrul menyapa petani setiap Jumat dari AWR Kementan ke seluruh KostraTani melalui program Mentan Sapa Petani dan Penyuluh (MSPP).
“Bahkan Mentan bisa langsung menyapa petani setiap Jumat dari AWR ke seluruh Kostratani melalui program MSPP. AWR juga fasilitator atau pengelola data pertanian dari BPP Kostratani. Di saat yang sama, AWR memonitor standing crop tanaman padi di seluruh Indonesia,” kata Dedi Nursyamsi.
Dia menambahkan, dilakukan pula peningkatan kapasitas penyuluh dan petani melalui pelatihan-pelatihan dari AWR ke Kostratani yang dilakukan secara rutin maupun insidental.
“Saya kagum dan bangga pada AWR Kementan dan BPP Kostratani yang memanfaatkan teknologi digital. Teknologi ini bisa untuk meningkatkan koordinasi dengan petani dan penyuluh bagi peningkatan produktivitas pertanian,” kata KSP Moeldoko saat audiensi dengan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo di Jakarta, Kamis (1/7/2021). Dalam kesempatan tersebut, Mentan didampingi Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi.
(Baca juga:Kementan Dukung Peningkatan SDM Pertanian melalui Pelatihan)
Moeldoko yang juga Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) menilai AWR dan KostraTani merupakan teknologi tepat sasaran. AWR juga solusi masa kini bagi pengendalian persoalan lapangan dan meningkatkan koordinasi pusat dengan daerah.
“AWR betul-betul war room atau ruang operasi yang bisa mengendalikan persoalan lapangan, merespon keluhan dan sekaligus solusi cepat,” kata Panglima TNI periode 30 Agustus 2013 hingga 8 Juli 2015 ini.
(Baca juga:Tangkal Pandemi, Kementan Perkuat Pelatihan Pertanian via Daring)
Moeldoko mengingatkan para petani dan penyuluh memberi masukan secara intensif ke pusat, terhadap jalannya proses pembangunan pertanian di seluruh Indonesia. Pasalnya, hal itu penting untuk dan meningkatkan kesejahteraan petani dan kapasitas penyuluh.
“Persoalan pupuk, benih dan lain-lain saya kira harus kritis juga. Jangan ragu untuk menyampaikan pendapat, karena kalau Kostratani atau AWR tidak dapat laporan, tidak akan tahu apa yang harus diperbaiki. Saya minta teman-teman penyuluh semangat untuk perjuangkan kehidupan petani agar lebih sejahtera,” katanya.
(Baca juga:Banyak Dampak Negatif, Kementan Usul Wacana Revisi PP 109 Dipertimbangkan Lagi)
Mentan Syahrul memaparkan tentang inovasi berupa aplikasi Peta Potensi Komoditas Ekspor Pertanian Indonesia/Indonesia Maps of Agricultural Commodities Export (IMACE) yang mempertemukan para pelaku usaha agribisnis dengan petani di sentra komoditas unggulan.
Moeldoko menyatakan dukungan pada semua upaya yang dilakukan jajaran Kementan, bagi penumbuhkembangan seluruh potensi pertanian bagi ketahanan pangan dan kesejahteraan petani.
“Kita memang harus mengenal konsumen dan produsen, sehingga kita bisa menjadi jembatan. Misalnya, banyak petani yang memproduksi produk berkualitas tapi kesulitan menjualnya. Begitu pula dengan konsumen, banyak yang mencari produk berkualitas tapi tidak tahu di mana. Nah itulah fungsi kita,” kata Moeldoko.
Sementara Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi menambahkan bahwa AWR juga digunakan untuk mengomunikasikan program-program Kementan kepada penyuluh dan petani, termasuk jadwal rutin Mentan Syahrul menyapa petani setiap Jumat dari AWR Kementan ke seluruh KostraTani melalui program Mentan Sapa Petani dan Penyuluh (MSPP).
“Bahkan Mentan bisa langsung menyapa petani setiap Jumat dari AWR ke seluruh Kostratani melalui program MSPP. AWR juga fasilitator atau pengelola data pertanian dari BPP Kostratani. Di saat yang sama, AWR memonitor standing crop tanaman padi di seluruh Indonesia,” kata Dedi Nursyamsi.
Dia menambahkan, dilakukan pula peningkatan kapasitas penyuluh dan petani melalui pelatihan-pelatihan dari AWR ke Kostratani yang dilakukan secara rutin maupun insidental.
(dar)