Mengenang Ekonom Senior Indef Enny Sri Hartati

Jum'at, 02 Juli 2021 - 12:30 WIB
loading...
A A A


Menurutnya, tidak hanya keluarganya dan keluarga besar INDEF yang kehilangan, tetapi juga para ekonom, wartawan dan kerabat akademis merasa sangat kehilangan atas kepergian ekonom Enny Sri Hartati. "Sebenarnya, Enny terlalu muda untuk pergi, tetapi takdir dan ketentuan Allah SWT tetap berlaku, tidak dapat dihentikan. Bagi kami, proses dan langkah kepergian itu terjadi begitu cepat. Semua tidak menduga karena 2-3 hari sebelumnya Enny masih semangat menyampaikan pandangan dan pemikirannya di media massa, media daring dan berbagai forum lainnya," kenangnya lagi.

Dua hari lalu, Rabu(30/6), Enny dibawa ke rumah sakit dengan saturasi sangat rendah 70, Ibu Hendri dan yang lainnya berkeliling mencari di Jakarta penuh. Akhirnya, bisa mendapatkan tempat di Rumah Sakit Islam Pondok Kopi Jakarta. Tetapi oksigen tidak ada dan harus mencari di tempat lain dan akhirnya didapat dari pak Saleh Husin, mantan
Menperin.

"Dengan oksigen kuat dari terapi Dr. Slamet Budiarto, akhirnya naik menjadi 92. Namun, pada hari Kamis 1 Juni 2021 dini hari sekitar jam 01.41 malam, Enny berkomunikasi dengan rekan-rekannya di INDEF dan sempai mengirim WA kepada Faisal Basri mengabarkan kondisinya drop jatuh ke saturasi 77. Masa kritis belum berhasil dilewati, akhirnya Enny pergi karena takdir Allah SWT," pungkas Didik.
(nng)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.4112 seconds (0.1#10.140)