OPSI: Harga Vaksin Individu Kemahalan, Harusnya Rp150 Ribu
loading...
A
A
A
Baca juga:Bekasi Kekurangan Tenaga Kesehatan, 4 Perawat Tangani 30 Pasien COVID-19
"Tetapi, dari begitu banyaknya perusahaan yang komit ikut, hanya sedikit yang mau beli vaksin gotong royong. Karena enggak laku dan vaksin Sinopharm yang sudah diimpor 1,5 juta tidak bisa dipakai untuk vaksinasi program, maka BUMN yang mengimpor merasa rugi kalau tidak terjual," jelas Timboel.
Sebagai solusi, dikeluarkan revisi Permenkes menjadi Permenkes No. 19 Tahun 2021 yang membolehkan menjual vaksin gotong royong ke individu agar laku terjual.
"Saya duga kalau pun dibuka ke individu masyarakat umum, namun harganya masih mahal maka vaksin gotong royong akan tidak diminati lagi. Sebaiknya harga vaksin gotong royong diturunkan saja, menjadi Rp100-150 ribuan. Akan laku untuk perusahaan dan individu," ungkap Timboel.
Daripada tidak laku dan mubazir, menurut dia lebih baik menjual dengan harga murah sehingga BUMN benar-benar membantu pemerintah untuk percepatan vaksinasi. "Poin utama vaksin gotong royong adalah percepatan vaksinasi," pungkasnya.
"Tetapi, dari begitu banyaknya perusahaan yang komit ikut, hanya sedikit yang mau beli vaksin gotong royong. Karena enggak laku dan vaksin Sinopharm yang sudah diimpor 1,5 juta tidak bisa dipakai untuk vaksinasi program, maka BUMN yang mengimpor merasa rugi kalau tidak terjual," jelas Timboel.
Sebagai solusi, dikeluarkan revisi Permenkes menjadi Permenkes No. 19 Tahun 2021 yang membolehkan menjual vaksin gotong royong ke individu agar laku terjual.
"Saya duga kalau pun dibuka ke individu masyarakat umum, namun harganya masih mahal maka vaksin gotong royong akan tidak diminati lagi. Sebaiknya harga vaksin gotong royong diturunkan saja, menjadi Rp100-150 ribuan. Akan laku untuk perusahaan dan individu," ungkap Timboel.
Daripada tidak laku dan mubazir, menurut dia lebih baik menjual dengan harga murah sehingga BUMN benar-benar membantu pemerintah untuk percepatan vaksinasi. "Poin utama vaksin gotong royong adalah percepatan vaksinasi," pungkasnya.
(uka)