Penciptaan Lapangan Kerja Baru Perlu Integrasi Sejumlah Sektor

Senin, 09 Agustus 2021 - 17:56 WIB
loading...
Penciptaan Lapangan Kerja Baru Perlu Integrasi Sejumlah Sektor
Foto/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira mengatakan perlunya integrasi berbagai sektor dalam upaya menciptakan lapangan pekerjaan yang baru.

Sebagai informasi, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) , Bahlil Lahadalia mengatakan pihaknya menargetkan penciptaan lapangan pekerjaan mencapai 1,3 juta tenaga kerja langsung. Adapun nilai investasi ditargetkan Rp900 triliun.

Menurut Bhima, jika bicara mengenai investasi baru yang berorientasi di dalam negeri, investor boleh saja wait and see terlebih dahulu. Namun, investasi yang berkaitan momentum ekspor terutama di daerah Indonesia bagian Timur karena memiliki pengolahan mineral yang meningkat, menurutnya hal ini perlu didorong.



“Banyak juga sebenarnya investasi-investasi yang komitmennya sudah 5-10 tahun yang lalu. Jadi tugasnya sekarang adalah mengejar komitmen itu menjadi realisasi investasi. Targetnya memang belum direvisi, tapi kita bisa yakin di kuartal IV/2021 akan banyak investasi baru yang masuk,” ujarnya, Senin (9/8/2021).

Dia berharap, investasi yang masuk bisa berfokus pada dua sektor, yaitu sektor industri dan pertanian. Pasalnya, dua sektor ini bisa menyerap banyak tenaga kerja.

Selain itu Bhima menambahkan, dalam mendorong lapangan pekerjaan perlu adanya integrasi dari beberapa sektor. Dimulai dari sektor pertanian di mana pada sektor ini akan memproduksi bahan baku, kemudian sektor industri manufaktur, lalu industri digital.



“Dari industri manufaktur itu, harapannya kepada industri digitalisasi supaya dapat memasarkan. Jadi, kalau ada integrasi sebenarnya kita menyambut baik kenaikan investasi di sektor teknologi,” imbuhnya.

Lebih lanjut, Bhima menambahkan, selama ini industri informasi dan komunikasi tumbuh cukup tinggi termasuk pertumbuhan startup juga menjamur, tetapi di sisi lain industri manufakturnya mengalami penurunan. Artinya, tidak terkoneksi antara sektor jasa pendukung dengan industrinya. “Hal inilah yang harus diperbaiki ke depannya,” tandasnya.
(ind)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1537 seconds (0.1#10.140)