Singapura Diselimuti Kekhawatiran Membengkaknya Utang Kaum Muda
loading...
A
A
A
JAKARTA - Usai pandemi Covid-19 mulai "mereda" di Singapura , saat ini muncul kekhawatiran baru yang memincut perhatian publik di Negeri Singa itu. Joyce Lim, Senior Correspondent The Straits Times, menulis laporan soal utang pribadi di kalangan orang dewasa muda yang telah meningkat signifikan selama pandemi. Situasi itu dianggap bisa memburuk begitu suku bunga mulai naik.
Data Biro Kredit Singapura menunjukkan bahwa orang-orang berusia 20-an telah mengambil peningkatan jumlah utang lain sejak kuartal kedua tahun lalu. Rata-rata pinjaman pribadi dan saldo cerukan (transaksi melebihi saldo) mereka yang berusia di bawah 30 tahun naik sekitar 23% pada kuartal pertama tahun ini.
Saldo pinjaman pribadi dan cerukan rata-rata untuk kreditor berusia 21 hingga 29 tahun melonjak hingga $49.689 atau sekitar Rp527 juta (kurs Rp10.600) pada kuartal pertama tahun ini. Angka itu naik sekitar 42% lebih tinggi dibanding rata-rata di periode yang sama tahun lalu yang berada di angka $34.941 atau Rp370 juta.
Sejatinya, sejak tahun 2015 Singapura memberlakukan kebijakan pembatasan pinjaman untuk membantu menjaga utang tanpa jaminan tetap terkendali. Namun, kenaikan utang yang terjadi akhir-akhir ini salah satunya didorong oleh suku bunga yang rendah.
Associate Professor Yu Yinghui, Kepala Program Master of Finance di Singapore University of Social Sciences, mencatat bahwa pemerintah telah membatasi tingkat bunga efektif tahunan pinjaman pribadi tanpa jaminan sebesar 8% sejak April tahun lalu. Kebijakan itu sebagai bagian langkah-langkah dukungan mengatasi Covid-19.
Berdasarkan data Money Smart, sejumlah bank di Singapura menawarkan personal loan dengan rate yang lebih rendah. Citibank, misalnya, mematok interest rate sebesar 3,45% denganeffective interest rate (EIR) sebesar 6,5%. Angka yang sama dipatok pula oleh HSBC. Sedangkan UOB dengan interest rate yang sama tapi mematok EIR lebih rendah, 6,4%.
Penyebab lainnya, mereka yang terkena PHK atau menganggur banyak melakukan peminjaman untuk menghadapi kesulitan keuangan yang ada. Pada bulan Maret, tingkat pengangguran di antara penduduk berusia di bawah 30 tahun adalah 6,4%.
Kepala ekonom OCBC Bank Selena Ling mengatakan, dampak dari meningkatnya utang pribadi di kalangan orang muda akan tergantung pada saat keadaan berbalik. Salah satunya, terkait dengan kesempatan mendapatkan pekerjaan.
"Kalau nanti mereka bisa mendapatkan pekerjaan tetap, maka mereka bisa melunasi utangnya. Tapi jika jangka waktunya diperpanjang, maka tunggakan pinjaman atau default rate bisa naik," kata Selena, seperti dikutip dari The Strait Times, Senin (16/8/2021).
Data Biro Kredit Singapura menunjukkan bahwa orang-orang berusia 20-an telah mengambil peningkatan jumlah utang lain sejak kuartal kedua tahun lalu. Rata-rata pinjaman pribadi dan saldo cerukan (transaksi melebihi saldo) mereka yang berusia di bawah 30 tahun naik sekitar 23% pada kuartal pertama tahun ini.
Saldo pinjaman pribadi dan cerukan rata-rata untuk kreditor berusia 21 hingga 29 tahun melonjak hingga $49.689 atau sekitar Rp527 juta (kurs Rp10.600) pada kuartal pertama tahun ini. Angka itu naik sekitar 42% lebih tinggi dibanding rata-rata di periode yang sama tahun lalu yang berada di angka $34.941 atau Rp370 juta.
Sejatinya, sejak tahun 2015 Singapura memberlakukan kebijakan pembatasan pinjaman untuk membantu menjaga utang tanpa jaminan tetap terkendali. Namun, kenaikan utang yang terjadi akhir-akhir ini salah satunya didorong oleh suku bunga yang rendah.
Associate Professor Yu Yinghui, Kepala Program Master of Finance di Singapore University of Social Sciences, mencatat bahwa pemerintah telah membatasi tingkat bunga efektif tahunan pinjaman pribadi tanpa jaminan sebesar 8% sejak April tahun lalu. Kebijakan itu sebagai bagian langkah-langkah dukungan mengatasi Covid-19.
Berdasarkan data Money Smart, sejumlah bank di Singapura menawarkan personal loan dengan rate yang lebih rendah. Citibank, misalnya, mematok interest rate sebesar 3,45% denganeffective interest rate (EIR) sebesar 6,5%. Angka yang sama dipatok pula oleh HSBC. Sedangkan UOB dengan interest rate yang sama tapi mematok EIR lebih rendah, 6,4%.
Penyebab lainnya, mereka yang terkena PHK atau menganggur banyak melakukan peminjaman untuk menghadapi kesulitan keuangan yang ada. Pada bulan Maret, tingkat pengangguran di antara penduduk berusia di bawah 30 tahun adalah 6,4%.
Kepala ekonom OCBC Bank Selena Ling mengatakan, dampak dari meningkatnya utang pribadi di kalangan orang muda akan tergantung pada saat keadaan berbalik. Salah satunya, terkait dengan kesempatan mendapatkan pekerjaan.
"Kalau nanti mereka bisa mendapatkan pekerjaan tetap, maka mereka bisa melunasi utangnya. Tapi jika jangka waktunya diperpanjang, maka tunggakan pinjaman atau default rate bisa naik," kata Selena, seperti dikutip dari The Strait Times, Senin (16/8/2021).