Pasar Tanah Abang Mulai Ramai, Omzet Pedagang Gamis dan Sajadah Masih Seret
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang sudah dilonggarkan tidak serta merta mendongkrak lagi penjualan pakaian di pasar Tanah Abang , Jakarta Pusat.
Berdasar pantauan MNC Portal Indonesia (MPI) di Pasar Tanah Abang pada siang hari ini, walaupun suasana sudah ramai namun masih terbilang sepi pembeli.
Sultan (34), salah seorang pedagang baju gamis di Pasar Tanah Abang Blok B mengaku omzetnya turun drastis meski PPKM dilonggarkan dan hari ini merupakan akhir pekan.
“Omzet turun drastis, kadang laris kadang enggak. Pengunjung Sabtu-Minggu ini sih banyak tapi yang beli sedikit di kita,” ungkapnya saat ditemui MPI, Minggu (29/8/2021).
Meski posisi toko Ninden Gamis miliknya cukup strategis, Sultan mengeluh sepi pembeli. Walaupun pembukaan pusat perbelanjaan membuatnya sedikit lega, tetap saja daya beli belum terlihat. Jika dinominalkan, omzet toko gamis miliknya cuma berkisar Rp10 juta saja per minggu selama pandemi.
Sementara itu Kustiwi (50), pedagang di toko Henny Sajadah yang menjual alat sholat di Pasar Tanah Abang Blok A mengatakan, dirinya tetap bersyukur. Pasalnya, di tengah kondisi yang tidak menentu dan banyaknya korban meninggal akibat Covid-19, dirinya selalu sehat dan dagangannya tetap laris. “Ya walaupun sepi tapi kita para pedagang tetap bersyukur, sehat, cuma kalau bisa corona cepat selesai biar semuanya normal,” ujarnya kepada MPI.
Adapun untuk omzet, Kustiwi mengaku ada penurunan hingga 50 persen. Selain berjualan di Tanah Abang, dia juga mencoba mengiklankan dagangannya di media sosial seperti Facebook.
Pedagang sajadah grosir yang tinggal di Rawa Belong ini juga mengaku tidak mendapat bantuan sosial karena ada masalah administrasi. Kustiwi pun mencoba berfikir positif bahwa rezeki akan tetap datang padanya jika mau berusaha.
“Di (lantai) atas juga pada sepi kan, ya kita nggak pungkiri rezeki orang kan beda-beda, ada yang punya utang atau nggak punya aset, yang penting kita pergi juga baca Bismillah saja ada rezeki. Saya berdoa aja,” tuturnya.
Senada, Sultan berharap agar Covid-19 segera berlalu dan kondisi berangsung pulih agar pembeli tak ragu lagi masuk Pasar Tanah Abang dan berbelanja. “Harapannya sih normal lagi, biar pengunjung masuk nggak usah ragu, jadi gampang lah masuknya,” tukas Sultan.
Pasar Tanah Abang menerapkan protokol kesehatan ketat bagi pedagang dan pengunjung. Pengguna Pasar Tanah Abang juga wajib menunjukkan sertifikat vaksinasi minimal dosis pertama dengan aplikasi PeduliLindungi.
Selama PPKM Level 3, Pasar Tanah Abang menerapkan jam operasional selama 07.00-15.00 WIB. Jumlah pengunjung juga dibatasi hanya 50 persen dari kapasitas normal.
Berdasar pantauan MNC Portal Indonesia (MPI) di Pasar Tanah Abang pada siang hari ini, walaupun suasana sudah ramai namun masih terbilang sepi pembeli.
Sultan (34), salah seorang pedagang baju gamis di Pasar Tanah Abang Blok B mengaku omzetnya turun drastis meski PPKM dilonggarkan dan hari ini merupakan akhir pekan.
“Omzet turun drastis, kadang laris kadang enggak. Pengunjung Sabtu-Minggu ini sih banyak tapi yang beli sedikit di kita,” ungkapnya saat ditemui MPI, Minggu (29/8/2021).
Meski posisi toko Ninden Gamis miliknya cukup strategis, Sultan mengeluh sepi pembeli. Walaupun pembukaan pusat perbelanjaan membuatnya sedikit lega, tetap saja daya beli belum terlihat. Jika dinominalkan, omzet toko gamis miliknya cuma berkisar Rp10 juta saja per minggu selama pandemi.
Sementara itu Kustiwi (50), pedagang di toko Henny Sajadah yang menjual alat sholat di Pasar Tanah Abang Blok A mengatakan, dirinya tetap bersyukur. Pasalnya, di tengah kondisi yang tidak menentu dan banyaknya korban meninggal akibat Covid-19, dirinya selalu sehat dan dagangannya tetap laris. “Ya walaupun sepi tapi kita para pedagang tetap bersyukur, sehat, cuma kalau bisa corona cepat selesai biar semuanya normal,” ujarnya kepada MPI.
Adapun untuk omzet, Kustiwi mengaku ada penurunan hingga 50 persen. Selain berjualan di Tanah Abang, dia juga mencoba mengiklankan dagangannya di media sosial seperti Facebook.
Pedagang sajadah grosir yang tinggal di Rawa Belong ini juga mengaku tidak mendapat bantuan sosial karena ada masalah administrasi. Kustiwi pun mencoba berfikir positif bahwa rezeki akan tetap datang padanya jika mau berusaha.
“Di (lantai) atas juga pada sepi kan, ya kita nggak pungkiri rezeki orang kan beda-beda, ada yang punya utang atau nggak punya aset, yang penting kita pergi juga baca Bismillah saja ada rezeki. Saya berdoa aja,” tuturnya.
Senada, Sultan berharap agar Covid-19 segera berlalu dan kondisi berangsung pulih agar pembeli tak ragu lagi masuk Pasar Tanah Abang dan berbelanja. “Harapannya sih normal lagi, biar pengunjung masuk nggak usah ragu, jadi gampang lah masuknya,” tukas Sultan.
Pasar Tanah Abang menerapkan protokol kesehatan ketat bagi pedagang dan pengunjung. Pengguna Pasar Tanah Abang juga wajib menunjukkan sertifikat vaksinasi minimal dosis pertama dengan aplikasi PeduliLindungi.
Selama PPKM Level 3, Pasar Tanah Abang menerapkan jam operasional selama 07.00-15.00 WIB. Jumlah pengunjung juga dibatasi hanya 50 persen dari kapasitas normal.
(ind)