Didukung Penuh Pemerintah, Daya Saing Industri Oleokimia Kian Mocer

Kamis, 09 September 2021 - 19:57 WIB
loading...
Didukung Penuh Pemerintah,...
Plt.Dirjen Industri Agro Kementerian Perindustrian Putu Juli Ardika
A A A
JAKARTA - Kebijakan hilir kelapa sawit telah berjalan sukses berkat dukungan penuh pemerintah. Di industri oleokimia , tren ekspor terus meningkat sepanjang tiga tahun terakhir untuk memenuhi kebutuhan pasar global.

“Industri oleokimia telah berkembang pesat. Pada 1995, baru ada enam perusahaan yang menjadi anggota APOLIN. Namun hingga 2021 ini sudah 11 perusahaan, dengan kapasitas nasional 11,3 juta ton per tahun,” ujar Ketua Umum Asosiasi Produsen Oleochemical Indonesia (APOLIN) Rapolo Hutabarat saat membuka webinar bertemakan “Momentum Industri Oleokimia Indonesia di Pasar Global: Peluang dan Tantangan”, Kamis (9/9/2021).

Menurut Rapolo, apabila kapasitas produksi oleokimia tadi digabungkan berdasarkan kelompok produk Fatty Acid Metyl Ester (FAME), maka total kapasitas menjadi 12 juta ton per tahun. Ini berarti, Indonesia telah menjadi produsen terbesar dunia untuk industri oleokimia berbasis sawit.

(Baca juga:Ekspor Meningkat, Industri Oleokimia Diprediksi Semakin Positif di 2021)

Berbagai dukungan pemerintah untuk industri hilir sawit di antaranya adalah PMK No. 166/2020 tentang Bea Keluar; PMK No. 76/2021 tentang Levy dan Perpres 121/2020 tentang Harga Gas Bumi (sebesar USD6 per MMBTU). Berbagai regulasi tersebut merupakan landasan yang sangat kokoh untuk melakukan hilirisasi produk minyak sawit di tanah air.

Dukungan tersebut dirasakan industri oleochemical, di mana kinerja ekspornya terus meningkat. Pada 2018 sebesar 2,75 juta ton dengan nilai ekspor USD2,38 miliar, pada 2019 sebesar 3,27 juta ton dengan nilai eskpor USD2,10 miliar.

“Tahun 2020 dengan volume ekspor 3,87 juta ton dengan nilai USD2,63 miliar. Pada 2021 ini kami estimasikan volume ekspor oleokimia di atas 4 juta ton dengan nilai ekspor USD3,8 miliar,” kata dia.

(Baca juga:Kebutuhan Bahan Baku Meningkat, Ekspor Oleokimia Diproyeksi Tembus 3,7 Juta Ton)

Rapolo menjelaskan, pencapaian ini harus dikembangkan karena produk oleokimia sangat dibutuhkan berbagai industri, seperti industri kosmetik, kesehatan, makanan, farmasi, dan pestisida.

Putu Juli Ardika, Plt.Dirjen Industri Agro Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengatakan kebijakan hilirisasi kelapa sawit mampu memberikan nilai tambah bagi perekonomian. Sektor hilir telah mampu menyerap 80% lebih bahan baku kelapa sawit menjadi produk turunan. Hingga kini terdapat 160 jenis produk di industri hilir dalam bentuk produki di sektor pangan, bahan kimia, oleokimia, hingga bahan bakar baru terbarukan.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2212 seconds (0.1#10.140)