Bos IMF Tagih Janji Negara Kaya Soal Bantuan Vaksin
loading...
A
A
A
JAKARTA - Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional ( IMF ) Kristalina Georgiva dan para pemimpin organisasi multilateral lainnya mendesak negara-negara yang tingkat vaksinasi Covid-19 -nya tinggi untuk mengirimkan bantuan dosis ke negara-negara miskin.
Georgieva menyatakan keprihatinannya bahwa ada kesenjangan dalam tingkat vaksinasi di negara maju dan negara-negara berkembang. Menurutnya, negara yang telah memberikan lebih dari 2 miliar dosis dari yang dibutuhkan harus segera mendistribusikan bantuan dosis vaksin untuk mengatasi kesenjangan tingkat vaksinasi negara-negara miskin.
"Tidak mungkin memvaksinasi setidaknya 40% populasi dunia pada akhir tahun 2021 tanpa tindakan yang cepat," ujarnya, dilansir Reuters, Jumat (17/9/2021).
Kepada negara-negara dengan penghasilan tinggi, Georgieva dan para pemimpin organisasi dunia menagih janji bantuan dosis mereka untuk segera membuat kontrak bantuan dan dikirimkan kepada negara yang membutuhkan.
Dirinya bersama sejumlah pimpinan Bank Dunia, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) meneken pernyataan agar percepatan vaksinasi terus dilakukan.
Tak luput, mereka juga mendesak pada produsen vaksin untuk memprioritaskan kontrak mereka dengan Covax dan Avat untuk distribusi di Afrika.
Isu tersebut bakal diangkat menjadi topik utama selama pertemuan di tingkat global yang akan diajukan Amerika Serikat di sela Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada akhir bulan ini.
"Presiden Joe Biden telah mengundang Georgieva untuk berbicara di acara 22 September nanti, tetapi belum diumumkan secara resmi oleh Gedung Putih," kata Juru Bicara IMF Gerry Rice.
Seperti diketahui, selama pekan ini Amerika Serikat terus mendorong para pemimpin negara di tingkat global untuk mendukung target vaksinasi yang lebih ambisius. Target yang diajukan AS setidaknya 70% populasi dunia telah divaksin hingga pertemuan PBB tahun 2022.
Georgieva menyatakan keprihatinannya bahwa ada kesenjangan dalam tingkat vaksinasi di negara maju dan negara-negara berkembang. Menurutnya, negara yang telah memberikan lebih dari 2 miliar dosis dari yang dibutuhkan harus segera mendistribusikan bantuan dosis vaksin untuk mengatasi kesenjangan tingkat vaksinasi negara-negara miskin.
"Tidak mungkin memvaksinasi setidaknya 40% populasi dunia pada akhir tahun 2021 tanpa tindakan yang cepat," ujarnya, dilansir Reuters, Jumat (17/9/2021).
Kepada negara-negara dengan penghasilan tinggi, Georgieva dan para pemimpin organisasi dunia menagih janji bantuan dosis mereka untuk segera membuat kontrak bantuan dan dikirimkan kepada negara yang membutuhkan.
Dirinya bersama sejumlah pimpinan Bank Dunia, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) meneken pernyataan agar percepatan vaksinasi terus dilakukan.
Tak luput, mereka juga mendesak pada produsen vaksin untuk memprioritaskan kontrak mereka dengan Covax dan Avat untuk distribusi di Afrika.
Isu tersebut bakal diangkat menjadi topik utama selama pertemuan di tingkat global yang akan diajukan Amerika Serikat di sela Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada akhir bulan ini.
"Presiden Joe Biden telah mengundang Georgieva untuk berbicara di acara 22 September nanti, tetapi belum diumumkan secara resmi oleh Gedung Putih," kata Juru Bicara IMF Gerry Rice.
Seperti diketahui, selama pekan ini Amerika Serikat terus mendorong para pemimpin negara di tingkat global untuk mendukung target vaksinasi yang lebih ambisius. Target yang diajukan AS setidaknya 70% populasi dunia telah divaksin hingga pertemuan PBB tahun 2022.
(uka)