Rights Issue BRI Rp85 Triliun, Wamen Tiko: Terbesar dalam Sejarah RI
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kementerian BUMN mengungkapkan aksi korporasi Bank BRI berupa hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) merupakan rights issue terbesar dalam sejarah Indonesia. Pasalnya, pemerintah telah mensubscribe 16,1 miliar saham HMETD dengan nilai mencapai Rp54,77 triliun.
"Secara korporasi, BRI melakukan right issue karena ini merupakan perusahaan Tbk, ini hari terakhir dari right issue trading-nya BRI. Ini kalau kita lihat secara total, right issue terbesar dalam sejarah di Indonesia karena pemerintah Indonesia telah mensubscribe 16,1 miliar HMETD dengan nilai Rp 54,77 triliun," ujar Kartika, Kamis (23/9/2021).
Hingga September 2021, tercatat ada 7,7 miliar saham atau setara 63,46 persen dari target 12,1 miliar saham HMETD yang sudah dieksekusi investor di Bursa Efek Indonesia (BEI). Tiko sapaan akrab Kartika, berharap jumlah tersebut terus bertambah.
"Kemarin sudah ada 7,7 miliar HMETD atau 63,46 persen yang sudah dieksekusi dan tinggal 1 hari nanti kita harap bisa 70 persen. Kalau bisa senilai Rp 26,1 triliun yang telah subscribe,"katanya.
Secara agregat, pemegang saham menargetkan total right issue BRI di pasar modal mencapai Rp 80 triliun-Rp 85 triliun. Tiko mengklaim, nilai itu menjadi rakor terbesar dalam transaksi di pasar modal Indonesia yang pernah dilakukan perusahaan pelat merah.
"Jadi totalnya right issue nilainya Rp 80 triliun hingga Rp 85 triliun, jadi ini rekor. Terima kasih atas dukungannya dan moga-moga memberikan angina segar yang sudah lama gak ada transaksi besar dari BUMN," katanya.
BRI memang menyiapkan berbagai strategi untuk mengakselerasi ekosistem UMi di Indonesia pada saat emiten ditunjuk sebagai induk Holding BUMN Ultra Mikro dan beranggotakan PT Pegadaian (Persero) dan PT PNM (Persero). Terdapat tiga strategi utama yang telah diimplementasikan emiten sejak semester I -2021.
Dalam membentuk Ekosistem Ultra Mikro tersebut, BRI melakukan rights issue, seperti prospektus yang diterbitkan BRI pada 31/08, BRI menawarkan sebanyak-banyaknya 28,213 miliar Saham Baru Seri B dengan harga pelaksanaan rights issue BBRI yakni sebesar Rp3.400 per lembar saham.
"Secara korporasi, BRI melakukan right issue karena ini merupakan perusahaan Tbk, ini hari terakhir dari right issue trading-nya BRI. Ini kalau kita lihat secara total, right issue terbesar dalam sejarah di Indonesia karena pemerintah Indonesia telah mensubscribe 16,1 miliar HMETD dengan nilai Rp 54,77 triliun," ujar Kartika, Kamis (23/9/2021).
Hingga September 2021, tercatat ada 7,7 miliar saham atau setara 63,46 persen dari target 12,1 miliar saham HMETD yang sudah dieksekusi investor di Bursa Efek Indonesia (BEI). Tiko sapaan akrab Kartika, berharap jumlah tersebut terus bertambah.
"Kemarin sudah ada 7,7 miliar HMETD atau 63,46 persen yang sudah dieksekusi dan tinggal 1 hari nanti kita harap bisa 70 persen. Kalau bisa senilai Rp 26,1 triliun yang telah subscribe,"katanya.
Secara agregat, pemegang saham menargetkan total right issue BRI di pasar modal mencapai Rp 80 triliun-Rp 85 triliun. Tiko mengklaim, nilai itu menjadi rakor terbesar dalam transaksi di pasar modal Indonesia yang pernah dilakukan perusahaan pelat merah.
"Jadi totalnya right issue nilainya Rp 80 triliun hingga Rp 85 triliun, jadi ini rekor. Terima kasih atas dukungannya dan moga-moga memberikan angina segar yang sudah lama gak ada transaksi besar dari BUMN," katanya.
BRI memang menyiapkan berbagai strategi untuk mengakselerasi ekosistem UMi di Indonesia pada saat emiten ditunjuk sebagai induk Holding BUMN Ultra Mikro dan beranggotakan PT Pegadaian (Persero) dan PT PNM (Persero). Terdapat tiga strategi utama yang telah diimplementasikan emiten sejak semester I -2021.
Dalam membentuk Ekosistem Ultra Mikro tersebut, BRI melakukan rights issue, seperti prospektus yang diterbitkan BRI pada 31/08, BRI menawarkan sebanyak-banyaknya 28,213 miliar Saham Baru Seri B dengan harga pelaksanaan rights issue BBRI yakni sebesar Rp3.400 per lembar saham.
(nng)